• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Serba-serbi Aktifitas dalam Musim Haji 2025

Serba-serbi Aktifitas dalam Musim Haji 2025

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
3 Juni 2025
in Liputan Haji 2024, Literasi
0

Serba-serbi Aktifitas dalam Musim Haji 2025

Oleh Muhammad Qorib

 

Bendahara PWM-Sumut/ Dekan FAI UMSU/ TPHD Pemprov-Sumut Mewakili Muhammadiyah Musim haji merupakan momen yang paling ditunggu oleh umat Islam terutama oleh para jemaah haji. Inilah satu-satunya musim yang dapat mempertemukan umat Islam sedunia. Musim ini juga menyebabkan terjadinya silang budaya antar bangsa. Setiap bangsa dapat saling mengenal dan saling mempelajari budaya lain. Silang budaya menunjukkan umat Islam sangat kaya, sebab setiap bangsa menampilkan budaya yang berbeda sekaligus menjadi cermin dari kepribadian bangsa itu. Ini juga menunjukkan bahwa Islam sangat apresiatif dengan budaya sebuah bangsa sebagai media pengkayaan ajaran Islam itu sendiri.

Model Serba-Serbi
Banyak fenomena menarik selama musim haji. Misalnya para Muhsinin Arab membagi-bagikan puluhan kursi roda secara cuma-cuma kepada para petugas haji Indonesia. Padahal mereka cuma berpapasan di jalan. Pemberian kursi roda dilakukan tanpa melewati proses birokrasi yang ringan sekali pun. Tentu saja, dalam konteks Indonesia aktifitas filantropi ini dianggap salah karena mestinya dicatat sebagai bukti administratif. Ada pula pedagang yang berdiri diatas mobil mewahnya dan membagi-bagikan baju gamis yang ia jual. Demikian pula dengan pembagian kurma gratis, mudah sekali dijumpai.

Jika di Indonesia dikenal Jum’at barokah, maka di Arab setiap hari menjadi hari barokah. Banyak barang dagangan dijual sangat murah. Biasanya barang dagangan ini dapat dijumpai secara mudah di samping berbagai masjid yang tersebar di Kota Makkah dan Kota Madinah. Ada lobe (sejenis kopiah) yang dijual hanya dengan harga dua Riyal, setara dengan Sembilan ribu Rupiah. Ada celana ponggol yang dijual hanya dengan lima riyal, setara dengan dua puluh ribu Rupiah. Ada sajadah dengan kualitas yang bagus dijual hanya dengan lima Riyal. Semuanya dijual secara obral. Uniknya, kata halal dan kata “Jokowi” sangat populer di kalangan pedagang Arab. Sambil jualan, mereka meneriakkan kata halal dan kata “Jokowi”. Kata “Jokowi” boleh jadi untuk menunjukkan Jemaah haji yang berasal dari Indonesia. Karena saat itu Presiden RI adalah Jokowi.

Ada pula penjaga masjid yang merangkap semuanya. Usianya mungkin sudah mencapai tujuh puluh tahun, namun semangatnya untuk memakmurkan masjid kelihatan tidak kendur. Ia membuka dan mengunci pintu, menyalakan lampu, menyalakan AC, dan membereskan masjid. Ia pula yang azan sekaligus iqomah, selanjutnya ia menjadi imam. Saat menjadi imam, suaranya sangat bagus dan tak menunjukkan bahwa ia sudah sepuh. Selesai shalat berjamaah, ia mengajar ngaji anak-anak kecil Arab. Boleh jadi masjid itu warisan orang tua atau keluarganya. Ia diberi amanah untuk memakmurkannya.

Jemaah haji Indonesia dikenal sebagai orang-orang yang santun. Predikat ini diakui dunia. Seorang supir taksi yang membawa kami dari Masjidil Haram ke penginapan (berjarak 2.5 Km), merasa sangat senang jika penumpangnya orang Indonesia. Menurutnya, Jemaah haji Indonesia orang-orang yang jujur. Curahan hatinya itu ia sampaikan setelah beberapa Jemaah haji dari benua tertentu menipunya. Supir itu menuturkan, beberapa hari sebelum kami naik taksinya, ia membawa tiga orang Jemaah haji ke satu tempat dengan bayaran tiga puluh rial. Namun setelah sampai di tujuan, mereka hanya membayar sepuluh riyal dan langsung melarikan diri.

Tak semua jamaah haji Indonesia dapat berkomunikasi dalam bahasa Arab atau bahasa Inggris. Bahkan beberapa diantaranya tidak dapat berbahasa Indonesia. Tapi uniknya, jual beli antara para pedagang Arab dan Jemaah haji Indonesia berjalan dengan lancar. Apa yang disampaikan pembeli dan apa yang dijelaskan penjual seringkali tidak nyambung. Menariknya, transaksi jual beli berlangsung efektif tanpa hambatan. Dalam jual beli, antara budaya Arab dan budaya Indonesia kurang lebih sama.

Keduanya membuka peluang tawar menawar. Budaya ini yang disukai Jemaah haji Indonesia. Orang asing sudah mafhum bahwa Indonesia merupakan “surga” kuliner. Terutama masakan tradisional mudah sekali dijumpai. Mulai cenil, bubur ayam, sayur lodeh, bakwan, sambal telur, pecal, krupuk, menjadi menu yang paling dicari Jemaah haji Indonesia. Para pedagang Arab juga turut serta menjajakan barang dagangan tersebut. Bahkan ada Satpam Arab yang bertugas mengintai kedatangan Satpol PP Arab. Ia membela wong cilik. Sebab para pedagang kaki lima sering dibuat lari pontang-panting dengan datangnya Satpol PP itu. Satpol PP Arab tidak mengenal kompromi, semua barang dagangan di kaki lima bersih diangkut di mobil patroli mereka.

Jemaah haji Indonesia sangat dominan dari segi jumlah. Menurut statistik, satu dari lima Jemaah haji di Tanah Haram berasal dari Indonesia. Selain menjadi satu kebanggaan karena memperkuat roda ekonomi penduduk Arab, ritual yang semakin menguat, Jemaah haji Indonesia juga menjadi sorotan. Hal ini karena oknum nakal yang menggunakan visa ziarah dan umroh untuk menunaikan ibadah haji. Itulah sebabnya, pemerintah Saudi memperketat pemeriksaan visa haji tersebut. Baru-baru ini satu WNI meninggal dan dua kritis karena dehidrasi. Mereka naik taksi gelap dan non prosedural untuk menunaikan haji. Aktifitas mereka dipantau petugas. Untuk menghindari pengejaran ketiga WNI itu diturunkan di padang tandus dengan cuaca ekstrim.

Selain berbagai kelebihan dan keunggulan, banyak pula catatan untuk Jemaah haji Indonesia sebagai muhasabah ke depan. Sebagian besar Jemaah haji Indonesia belum pernah mengunjungi Makkah dan Madinah. Di kedua tempat suci itu terdapat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dengan semangat menyala banyak Jemaah haji yang beribadah di dua masjid terbesar di dunia itu. Namun semangat yang menyala tidak dilengkapi dengan pengetahuan peta dan tanda dari pintu mana masuk dan dari pintu mana harus keluar. Akhirnya mereka nyasar kemana-mana. Banyak diantaranya yang sulit berbahasa Indonesia. Sedihnya, alat komunikasi juga tidak ada sehingga petugas mengalami kesulitan untuk memulangkan ke penginapannya.

Ada pula Jemaah laki-laki yang nyasar namun beruntung, ia dilengkapi ponsel pintar. Selanjutnya petugas memastikan nomor ponsel mana yang harus dihubungi. Setelah petugas membuka ponselnya, ternyata hanya ada dua nomor, yang pertama nomor anaknya dan yang kedua nomor istrinya. Ini menjadi bukti kuat bahwa sepanjang hidupnya ia tak pernah menggunakan ponsel untuk berkomunikasi. Agar tidak nyasar, biasanya Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah, Ketua Rombongan bahkan Ketua Regu sudah mewanti-wanti agar para Jemaah hati-hati saat shalat di Masjid. Terkadang peringatan itu diabaikan. Meskipun demikian, mereka merupakan tamu Allah. Sebuah predikat yang belum tentu setiap orang dapat meraihnya.

Jemaah haji Indonesia juga punya kebiasaan buruk, yaitu merokok di dalam hotel. Berkali-kali petugas melarang aktifitas itu, namun Jemaah tetap saja mengabaikan larangan tersebut. Akhirnya petugas hotel menyerah dan memilih diam. Ironisnya petugas itu kemudian menikmati keadaan karena Jemaah memberikan banyak uang tips kepadanya. Dengan kata lain, para perokok menyuap petugas hotel itu. Ada pula Jemaah yang rutin merokok di depan hotel dan membuang puntung rokok di depan hotel. Sebagian bahkan masak di hotel tanpa prosedur keamanan sehingga menyebabkan alarm hotel berbunyi.

Di hotel tertentu, jumlah Jemaah haji sangat banyak. Mereka sering berdesak-desakan dalam menggunakan lift. Ada yang menganggap naik lift seperti naik angkot di tanah air, sehingga berapa pun dapat diangkut. Padahal tertulis di dinding lift bahwa daya angkutnya hanya delapan orang. Namun tulisan itu diabaikan. Tak jarang karena terlalu berat lift macet di lantai tertentu dan tentu saja menimbulkan kepanikan. Ada pula yang diingatkan agar sabar dan menunggu giliran dalam menggunakan lift. Justru yang memberi peringatan dimarahi, karena yang memarahi merasa terhalang dan terlambat ikut sholat berjamaah.

Saling membantu antara Jemaah haji menjadi tradisi yang harus terus dipelihara. Namun jangan sampai orang yang dibantu terus-menerus mengandalkan orang lain. Ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi orang-orang di sekitarnya. Apalagi pihak ketiga (keluarga) di tanah air turut mencampuri dan mengatur urusan internal Jemaah. Ini bisa melahirkan situasi yang lebih rumit. Sebab itu, setiap Jemaah dapat bertanggungjawab terhadap urusan-urusan pribadinya.

Ibadah Yang Dinamis
Ibadah haji merupakan jenis ritual yang bersifat dinamis. Musim ibadah ini dapat melahirkan serba-serbi aktifitas dalam berbagai dimensi. Dalam konteks sosial budaya, ibadah haji menunjukkan kekayaan budaya umat Islam dari seluruh dunia. Dari dimensi ekonomis, ibadah haji menggerakkan roda ekonomi masyarakat di Mekkah dan Madinah, sekaligus di Arab Saudi secara keseluruhan. Dengan serba-serbi dalam pelaksanaan ibadah haji itu wawasan umat Islam kian bertambah. Sikap toleran dan saling menghargai keragaman budaya diharapkan dapat tumbuh melalui serba-serbi ini.

Hal yang tak boleh dilupakan adalah agar bagaimana Jemaah haji khususnya Jemaah haji Indonesia mengambil hal-hal yang positif dari serba-serbi itu sekaligus memperbaiki budaya negatif yang dilakukan. Semoga ermanfaat. (***)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: liputan hajimuhammad qoribserba-serbi
Previous Post

Puncak Haji Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina)

Next Post

Penguatan Struktur Akar Muhammadiyah, LPCR-PM PWM Sumut Lakukan Konsolidasi Daerah

Next Post
Penguatan Struktur Akar Muhammadiyah, LPCR-PM PWM Sumut Lakukan Konsolidasi Daerah

Penguatan Struktur Akar Muhammadiyah, LPCR-PM PWM Sumut Lakukan Konsolidasi Daerah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.