Jakarta, InfoMu.co – Serangan udara Israel menghantam dua sekolah dan kompleks rumah sakit di Gaza pada hari Minggu, 4 Agustus 2024. Akibat serangan ini, 30 orang dilaporkan meninggal dunia.
Dilaporkan The Guardian, serangan udara Israel terhadap dua sekolah di Kota Gaza menewaskan sedikitnya 25 orang yang berlindung di sana. Tak hanya itu, serangan udara juga terjadi di halaman rumah sakit Al Aqsa yang menewaskan lima orang serta membakar tenda-tenda pengungsi.
Rumah sakit Al Aqsa merupakan fasilitas medis utama di pusat kota Deir al-Balah. Sejak Israel menggempur kawasan Gaza, halaman rumah sakit ini beralih fungsi menjadi tempat pengungsian bagi warga yang rumahnya hancur.
Video yang dibagikan Associated Press memperlihatkan orang-orang berusaha memadamkan api yang membakar tenda pada dini hari waktu setempat. Beberapa orang juga tampak berusaha menolong korban luka akibat serangan ini.
PBB mengatakan 85% bangunan sekolah di Jalur Gaza rusak dan hancur akibat serangan langsung dari Israel.
Militer Israel berdalih telah menyerang pusat komando Hamas yang mereka yakini berada di sekolah-sekolah tersebut. Sementara serangan yang diluncurkan di rumah sakit disebut sebagai serangan yang ditargetkan kepada seorang militan tanpa memberikan rincian atau bukti lebih lanjut.
Sebanyak 2,3 Juta Penduduk Gaza Mengungsi
Lebih dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka karena hancur dan rusak akibat serangan Israel.
Banyak pengungsi yang telah tinggal selama berbulan-bulan di tenda-tenda darurat atau tempat penampungan. Mirisnya lagi, terkadang tempat pengungsian ini masih diserang Israel lewat serangan udara.
Otoritas kesehatan wilayah Gaza mengatakan jumlah korban konflik Israel-Palestina mencapai 39.580 pada hari Minggu (4/8/2024). Dari jumlah ini, tidak semua korban tewas dapat diidentifikasi, tetapi warga sipil merupakan mayoritas dari 25.000 orang yang telah diidentifikasi.
Ribuan korban masih terkubur di bawah reruntuhan. Sementara warga yang selamat pun tidak memiliki nasib yang baik. Warga harus siap hidup serba terbatas karena kurangnya air dan fasilitas yang sangat minim. (dtk)