Sambut Tahun baru 1446 H dengan Muhasabah diri
Oleh : Talkisman Tanjung, Wakil Ketua PDM Mandailing Natal
Dengan berlalunya bulan zulhijjah 1445 H kita memasuki tahun baru hijriyah yaitu bulan Muharram 1446 H. Bulan Muharram sebagai salah satu bulan yang dimuliakan Allah, dilarang oleh Allah untuk tidak melakukan perang, dan bulan muharram itu dijadikan sebagai bulan pertama kalender hijriyah.
Masuknya bulan muharram, berarti 1 tahun usia kita telah berlalu dan semakin berkurang hitungannya untuk sampai ke garis finis, itulah yang disebut ajal. Allah swt berfirman :
ولكل امة اجل، فاءذا جاء اجلهم لا يستاءخرون سعة ولا يستقدمون.
“Setiap ummat itu ada ajalnya (batas kehidupannya didunia), apabila datang ajalnya, maka tidak bisa ditunda dan dimajukan walaupun sesaat saja” (Al-quran).
Perjalanan hidup kita manusia sejak dari alam rahim, ketika Allah tiupkan ruh kepada janin tersebut maka ditetapkanlah atasnya beberapa hal, diantaranya adalah ditetapkan berapa lama kontrak hidupnya diatas dunia ini. Kita hanya menjalani saja, dan selanjutnya seluruh amalan kita diatas dunia ini, karya nyata yang di ukir, semuanys akan tercatat di buku agenda kita yang dituliskan secara lengkap dan terperinci oleh dua orang malaikat, yaitu malaikat Rakib dan Atid. Juru tulis Allah SWT yang tidak pernah tidur, apalagi lalai dan lupa.
Sesuai potensi yang Allah berikan kepada manusia, Allah SWT memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada kita untuk memilih jalan hidup yang akan kita lalui. Allah SWT hanya membentangkan dua jalan untuk kita pilih, dan dalam menetapkan pilihan itu kita sudah dibekali oleh Allah SWt. berupa fasilitas seperti akal dan hati nurani untuk mempertimbangkan pilihan- pilihan tersebut. Jalan yang Allah bentangkan itu adalahفاءلهمها فجورها وتقواها, jalan yang membawa kepada kesesatan dan kehancuran (fujuur). Serta jalan yang membawa kepada ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan (Wataqwaaha). Kemudian mengenai pemihan jalan hidup ini Allah SWT begitu demokratis dan sangat rasional, hal itu diterakan didalam Al-qur’an : فمن شاء فل يؤمن ومن شاء فليكفر.
Barangsiapa yang ingin mukmin silahkan, dan barangsiapa yang mau kufur silahkan.
Namun demikian jika ditelusuri perjalanan hidup manusia ini lebih banyak yang memilih kufur dari pada beriman. Janji-janji Allah SWT yang akan diberikan terhadap manusia yang ta’at tidak menarik perhatian sama sekali. Sebahagian besar manusia tidak meyakini janji-janji Allah tersebut, sehingga yang dikejar dan diperjuangkan hanyalah perkara-perkara yang membuat manusia nikmat sesa’at saja (blazzing in dizgues).Allah SWT menyebutkan didalam firman-Nya :
ان الذين كفروا من اهل الكتاب والمشركين في نار جحنم خالدين فيها اولاءك هم شر البرية
Tetapi bagi manusia yang menggunakan suara hatinya dengan rasionalitas yang murni, dia pasti akan memilih jalan ketaqwaan, yang diyakini sebagai konsep kehidupan yang membawa kepada kebahagiaan yang abadi.
ان الذين ءامنوا وعمل الصالحات اولاءك هم خير البرية، جزاءهم عند ربهم جناة عدن تجري من تحتها الاءنهار خالدين فيها ابدا رضي الله عنهم ورضوا عنه ذالك لمن خشي ربه.
Jadi perjalan hidup kita penuh dengan pertarungan yang dahsyat, saling tarik menarik antara kebaikan dan keburukan. Terkadang kebaikan yang menang, namun tak luput sering juga keburukan yang menguasai diri kita. الاءيمان يزيد وينقس. يزيد بالطعة وينقس بالمعصية
Dan perjalanan hidup seperti inilah yang akan dinilai oleh Allah SWT.
الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم ايكم احسن عملا.
Allah SWT akan menguji kita manusia, siapa yang terbaik ‘amalnya (is the best).
Berkenaan dengan pergantian tahun ini tentu kita harus melakukan muhasabah diri, introspeksi sekaligus melakukan evaluasi terhadap kinerja kita diatas dunia ini yang bertujuan untuk memaksimalkan bekal kita dalam menyongsong kehidupan yang bahagia, kekal abadi dikampung akhirat kelak.
Muhasabah, membuat perhitungan, yaitu menghitung seberapa banyak amal kebajikan yang sudah dilakukan selama satu tahun berlalu, dan seberapa banyak juga keburukan, kesalahan yang sudah terlanjur kita goreskan didalam buku catatan kehidupan kita selama satu tahun berlalu. Kita buat dan tuliskan neraca laba rugi secara obyektf, dan kita akan segera mengetahui mana yang berat amalan kebajikan dibanding keburukan. Jika timbangan amal kebaikan yang mendominasi, kita akan menemukan kebahagiaan yang hakiki, kekal dan abadi, demikian sebaliknya, jika neraca kerugian yang mendominasi, maka kita tidak akan pernah menemukan kebahagiaan sejati. Dan senantiasa kerugianlah yang akan dialami. Untuk hal yang semacam itu, maka Rasulullah SAW telah mengingatkan kita bahwa barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin ; merugi, barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin ; celaka, maka mau tidak mau, suka tidak suka Rasulullah memaksa kita harus beraktivitas lebih baik dari hari kemarin agar mendapatkan keberuntungan dan kemenangan.
Semoga ditahun depan atau 1446 H ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan tahun lalu 1445 H. Apakah itu dalam kehidupan personal, keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, berbangsa dan bernegara, kualitas dan kuantitas kebajikan harus mendominasi, dibutuhkan ide-ide kreatif dan inovatif, serta meminimalisir segala bentuk aktivitas yang cenderung bersifat merugikan kita. Kita songsong tahun baru 1446 H ini dengan tekad yang bulat, istiqamah dan senantiasa kreatif serta inovatif sehingga bisa mengukir prestasi yang gemilang, yang terbaik dan tentunya akan tercatat sebagai sebuah kebajikan dibuku catatan amal kita. Aamiin.
*** Talkisman Tanjung, Tinggal di Batahan, Mandiling Natal