SOP (Standart Operating Procedure) Ibadah Dalam Perspektif Alquran dan As-Sunnah
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara
Periode 2015-2020.
4. Melakukan sesuatu dengan yang terbaik (ahsanu ‘amala).
Berkenaan dengan kerja yang terbaik (ahsanu ‘amala), terdapat dalam Q.S.al-Mulk/67 :2:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2)
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Juga Q.S.al-Kahfi/18:7:
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلا (7)
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
Ayat-ayat di atas memberikan pelajaran bahwa Allah swt menguji umat manusia untuk melakukan apa saja di dunia ini, lalu untuk apa? Agar diketahui siapa saja orang-orang yang melakukan amal salih dengan yang terbaik.
Melakukan ibadah mestilah yang terbaik, atau sungguh-sungguh. Dalam manajemen modern disebut dengan kerja secara profesional. Jika kita melakukan kerja asal-asalan, maka hasilnya juga akan asal-asalan. Kalau kerja secara profesional, maka ganjarannya juga akan diterima secara profesional pula. Jadi, sunnatul lah berlaku di dunia ini. sebagai contoh, kalau kita ber sedekah, jika ingin mengharapkan balasan yang besar, maka bersedekahlah dengan uang yang terbesar nilai nya, karena semakin besar nilai uang yang kita sedekahkan, maka ganjarannya tentu akan lebih besar pula, demikian sebaliknya.
Berkenaan amal salih, dalam Islam amal salih yang terbaik adalah yang berkesinambungan.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَمَةَ يُحَدِّثُ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ قَالَ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Musanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Syu’bah da ri Sa’id bin Ibrahim bahwa ia mendengar Abu Salamah menceritakan dari Aisyah bahwa Rasul saw. pernah ditanya, “Amal yang bagaimanakah yang paling dicintai oleh Allah?” Aisyah menjawab,”Amalan yang dikerjakan secara kontinyu meskipun sedikit.” H.R.Muslim. No.1303.
Setiap kita melakukan kebaikan, Allah swt membalasnya dengan 10 X lipat, perhatikan Firman Allah swt berikut ini.Q.S.al-An’am/6:160-163;
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلاَ يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ(160) قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (161) قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163)
Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali (10X) amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak di beri pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). Katakanlah:”Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tu hanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus;dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik”. Katakanlah, “Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku ada lah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.
Allah swt tidak pernah salah alamat dalam membalas kebaikan hamba-hamba-Nya, orang yang berbuat baik, pasti dibalas dengan kebaikan dan orang yang melakukan kejahatan pasti dibalas dengan kejahatan. sebagaimana disebutkan dalam Q.S.al-Isra’/17:7 (ayat ini sudah ditulis teksnya di atas). Kita melakukan yang terbaik agar kita menjadi manusia yang lebih kuat atau berkualitas. Rasul saw menegaskan orang mukmin yang kuat, dalam semua sisi kehidupan lebaih baik dan lebaih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah.
Perhatikan hadis berikut ini.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair mereka berdua berkata; te lah menceritakan kepada kami ‘Abdul lah bin Idris da ri Rabi’ah bin ‘Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Al-A’raj dari Abu Hurairah dia berkata; “Rasul saw. bersabda: ‘Orang mukmin yang kuat le bih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka ja nganlah kamu mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; ‘lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘law’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan.’ H.R.Muslim. No. 4816.
Dampak Ibadah/Amal Salih dalam kehidupan
Setiap ibadah yang dilakukan oleh seorang Muslim, ada dampaknya terhadap yang melakukannya. Berikut beberapa ibadah yang kalau dilakukan sesuai SOP ibadah memiliki dampak dalam kehidupannya.
1. Mendirikan Salat secara baik dan benar, akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar (Q.S.al-Ankabut/29 :45).
2. Berpuasa secara baik dan benar akan mewujudkan orang yang bertakwa. (Q.S.al-Baqarah/2:183).
3. Berhaji secara baik dan benar akan mabrur, diberi kan kebaikan secara terus-menerus, dan di akhirat akan dimasukkan ke dalam surga.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ.
Telah menceritakan ‘Abdullah bin Yusuf telah mengkha barkan kepada kami Malik dari Sumay maula Abu Bakar bin ‘Abd ar-Rahman dari Abi Salilh as-Saman dari Abu Hurairah r.a.bahwasannya Rasul saw bersabda:‘Umrah ke ‘Umrah adalah merupakan penebus dosa di antara keduanya, sedangkan ibadah haji yang mabrur tidak ada balasan nya kecuali surga. H.R. al-Bukhari. No. 1650.
4. Berinfaq dan bersedekah secara baik dan benar, akan dimurahkan rezekinya, bahkan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik (Q.S.Saba/34:39).
5. Berzikir secara baik dan benar akan mendatangkan ke tentangan hati (Qalbu) dan jiwa.(Q.S.ar-Ra’d/13 :28).
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (2)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram/ tenang.
Penutup
Jika sudah beribadah dengan iman yang man tap, dalil yang jelas, niat yang ikhlas, dan yang terbaik dalam melakukannya (ahsanu ‘amala) maka orang tersebut tergolong orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa adalah mereka yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya secara maksimal dan istiqamah, dan merupakan posisi yang paling mulia di sisi Allah swt. Semaksimal mungkin, kita melakukan amal salih atau ibadah sesuai dengan SOP di atas, agar langsung berdampak positif, berdaya guna dalam kehidupan kita.
Berdasarkan itu, bila ada kalangan masyarakat yang sudah melakukan ibadah dan amal salih berpuluhan tahun, namun hatinya masih galau, pikiran kacau, kehidupannya masih sempit, sengsara dan merana, evaluasilah semua ibadah dan amal salihnya, mungkin belum sesuai dengan SOP di atas, atau belum maksimal dalam melakukannya. Wallahu a’lam bissawab.
Bibliografi
Alquran dan Terjemahnya, Departeman Agama RI.
Imam al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Beirut : Dar al-Fikr, 1401 H/1981 M.
Imam Muslim,Sahih Muslim, Beirut:Dar al-Fikr,414 H/1993 M.
Imam Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Beirut : Dar al-Fikr, 1416 H/1995 H.
Imam At-Tirnmizi, Sunan At-Tirmizi, Beirut : Dar al-Fikr, 1417 H/1996 H.
Imam An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i, Beirut : Dar al-Fikr, 1413 H/1992 H.
Imam Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Beirut : Dar al-Fikr, 1415 H/1994 H.
Imam Malik, Muwatta’,Beirut:Dar al-Fikr,1409H/ 19 89 M.
Imam Ahmad, Musnad Ahmad ibn Hanbal, Kairo : Dar al-Hadis: 1416 H/1996 M.
Mausu’ah al-Hadis asy-Syarif al-Kutub as-Sittah, Dar as-Salam lin-Nasyr wa at-Tuzi’, al-Mamlakah al-‘Arabiyah as-Su’udiyah, Riyad, 2000.

