Lubuk Pakam, InfoMu.co – Muhammadiyah Lubuk Pakam melaksanakan Shalat IdulAdha di pelataran Masjid Taqwa Muhammadiyah Lubuk Pakam Jalan Diponegoro, Rabu (28/6/2023).
Sebelum pelaksanaan Idul Adha tersebut, panitia pelaksana mengadakan gelora infaq yang mana di peroleh sekira 13 juta rupiah selain dari bakul yang di jalankan. Kemungkinan dari pelaksanaan gelora infaq tersebut di taksir memperoleh sekira 20 juta.
Dalam Shalat Idul Adha tersebut, yang bertindak sebagai Imam dan Khatib adalah Ustadz RAFDINAL, S.Sos, MAP yang juga merupakan Calon DPD RI Dapil SUMUT 2024-2029 yang di usung dari Muhammadiyah Sumatera Utara.
Dalam khutbahnya Ustadz Rafdinal, S,Sos. MAP menyampaikan “Pada hari ini kita umat Islam bergembira melaksanakan dua ibadah besar dari rangkaian Idul Adha yaitu pelaksanaan ibadah haji dan ibadah qurban. Ibadah haji adalah Rukun Islam kelima yang merupakan suatu ibadah berkunjung ke Baitullah pada masa yang telah ditentukan untuk dengan sengaja melaksanakan beberapa amalan ibadah dengan syarat-syarat tertentu dan atas dasar memenuhi panggilan dari Allah dan dengan mengharap Ridho Nya. Ibadah haji adalah ibadah yang mewajibkan kepada setiap muslim yang telah memenuhi syarat” pungkasnya.
Selanjutnya beliau juga mengatakan “Haji adalah ibadah pokok yang ke empat diperintahkan sesudah diperintahkan tiga pokok ibadah sebelumnya yaitu sholat untuk mengekalkan jiwa tauhid mereka guna menanamkan akhlaq mulia dan mengajarkan manusia menyusun suatu masyarakat yang teratur dan rapi. Kemudian menyusul kewajiban zakat yang memberikan didikan jiwa kedermawanan dan supaya memakan harta yang baik dan bersih dalam membangun kehidupan ekonomi manusia. Selanjutnya menyusul ibadah puasa yang memberikan didikan fundamental bagi kesejahteraan rohani dan jasmani umat manusia” jelasnya.
Kemudian Rafdinal juga menjelaskan bahwa “Untuk dapat menunaikan ibadah haji, kaum muslimin harus memiliki beberapa persiapan uang salah satunya adalah istitho’ah (kuasa), yaitu kuasa lahir batin spiritual material serta pula persiapan mental yang sehat yakni niat ikhlas naik haji bukan mencari titel haji untuk dijadikan kebanggaan duniawi sebagai topeng pelindung diri dan tidak pula untuk tujuan dagang mencari keuntungan materi, tetapi kedatangan kaum muslimin ke tanah haram ini semata-mata memenuhi panggilan Allah dan Rasul Nya” pungkasnya.
Rafdinal juga menambahkan “Disamping itu ibadah haji juga mengandung hikmah dan nilai-nilai sejarah yang mendasar/fundamental, Wukuf di Arafah yang merupakan manasik haji terpenting bahkan menjadi simbol dari haji itu _*Al Hajju Arafah*_ selain menanamkan rasa terharu yang dalam juga memberikan ke insyafan insani sebagai hamba Allah yang sangat kecil hina-dina dimata Allah. Dengan pakaian putih tanpa di jahit yang meniadakan perbedaan bentuk dan potongan perlambang dari ketiadaan pangkat golongan besar maupun kecil, kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa semua adalah makhluk Allah yang sujud kepada TuhanNya”
“Ibadah Thawaf dan Sa’i yang dilakukan secara serempak dalam suasana yang khusu’ memberikan manifestasi keagungan Tuhan, bacaan-bacaan yang mengumandangkan mensucikan dan mentauhidkan Allah, memberi tafsiran bahwa kaum muslimin harus hidup selalu dinamis dalam gerak dan perjuangannya”
“Hikmah lain dari ibadah haji adalah mendorong umat Islam untuk menjadi umat yang cerdas gerak hidupnya banyak ilmu pengetahuan dengan bergaul dan belajar dari dunia luar yang melihatnya dari berbagai macam bangsa dan bahasa. Dengan demikian Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk tumbuh menjadi manusia yang kuat material maupun spiritual umat Islam tidak boleh menjadi umat yang lemah pasrah dan selalu menggantungkan nasib pada pertolongan serta belas kasihan dari orang lain”
Kemudian Rafdinal juga menjelaskan bahwa “Ibadah qurban adalah ibadah dimana kita melakukan penyembelihan terhadap hewan qurban sebagai manifestasi rasa syukur akan nikmat dan karunia Allah serta manifestasi wujud kepedulian serta rela berqurban demi perjuangan serta ketaatan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim serta anaknya Ismail As, kecintaannya kepada duniawi, materi dan lahiri dikalahkan oleh kecintaan dan pengorbanan kepada Allah SWT sebagai Robbul Izatti yang telah memberikan segala kenikmatan dan kemuliaan. Peristiwa ini menggambarkan betapa ujian dan cobaan bisa dalam bentuk kemuliaan dan kesenangan, ketika itu sampai sejauh mana kita mampu menempatkan perjuangan dan pengorbanan yang diperintahkan Allah dibandingkan dengan kepentingan duniawi yang sesaat” jelasnya.
Diakhir khutbahnya, Rafdinal mengajak “Mari tanamkan dalam hati kita, Islam adalah alternatif yang menyelamatkan kita dari malapetaka dan kesulitan hidup ini. Sebagai umatNya, mari wujudkan dan kita realisasikan nilai-nilai dari ibadah yang kita lakukan sehingga bukan hanya simbol dan formalitas semata termasuk ibadah haji dan qurban ini. Mari kita kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah sehingga cita-cita masyarakat yang berakhlak dan berbudaya berhasil kita wujudkan” jelasnya. (edy.wirawan)