Medan, InfoMu.co – Program Sertifikasi Dai yang akan diimplementasikan oleh Kementerian Agama RI menuai polemik. Sekretaris MUI Pusat Anwar Abbas secara tegas menyampaikan ketidaksetujuannya dengan program sertifikasi itu. Kemudian, suara dari PP Muhammadiyah lewat Prof. Dadang Khahmad juga menyuarakan ketidaksetujuannya.
Dari Medan, Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution menyampaikan sikapnya. Kata Guru Besar UINSU itu, bahwa ia gagal paham dengan program ‘dai bersertifikat’ itu. Kepada Jurnalis infoMu.co Hasyim becerita bahwa ia sudah berulang kali mendengar penjelasan Menteri Agama dan Dirjen Bimas Islam dalam dialog dengan tokoh=tokoh agama yang ditayangkan beberapa TV terkait Da’i Bersertifikat yang ditargetkan tahun ini sebanyak 8200 orang.
Kerancuan itu dapat dilihat pada acuan pemikiran sebagai dasar pertimbangan yang melahirkan kebijakan perlunya Da’i diberi sertifikat. Lazimnya suatu data representatif dan akuratlah yang dapat digeneralisasi yang diberlakukan kepada populasi. Dengan melihat satu, dua Da’i di tempat tertentu yang komunitas terbatas belum bisa disimpulkan bahwa Da’i sudah berfaham radikalisme yang mendorong munculnya terorisme.
Kata Hasyimsyah, dasar pertimbangan ini harus didiskusikan lag dengan lembaga yang berkompoten. Termasuk apa Da’i menjadi pemicu utama radkalisme dan terorisme. Sebab kalau program ini dimulai memerlukan biaya besar karena akan berkelanjutan mengingat jumlah da’i yang banyak.
Selain itu, keberadaan ormas yang sudah terbukti dalam sejarah bangsa ini untuk mengawal NKRI, dianggap sudah selesai dan tidak perlu diambil alih. Tentu saja sebagai Ketua PW Muhammadiyah Suatera Utara mendukung kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah karena bagaimanapun sudah dibahas dan disimpulkan yang membawa maslahat terhadap bangsa ini (Syaifulh)