Ponpes Kwala Madu akan Dijadikan ‘Lab-School’ UMSU
Langkat, infoMu.co – Pondok Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu, Langkat, Sumatera Utara kini menjadi salah satu ponpes yang diperhitungkan di Sumatera Utara. Dengan 900 santri ( tahun ajaran 2020-2021) menjadi Ponpes Muhammadiyah Kwala Madu sebagai salah satu pesantren populer.
Kini pengelolaan ponpes Kwala Madu yang berlokasi di desa Sidomulyo, tak jauh dari pabrik gula Kwala Madu itu, ditangani oleh PW Muhammadiyah Sumatera Utara. Tokoh kharismatik Muhammadiyah Binjai dr. Zulkarnaini Tala menyerahkan pengelolaanya kepada PW Muhammadiyah dengan harapan pesantren itu dapat lebih berkembang.
Kini pengelola pesantren sedang mengembangkan berbagai sarana dan fasilitas yang ada, seperti asrama santri dan penambahan ruang belajar. Sarana lain pun sedang disiapkan agar santri dapat belajar dengan nyaman.
PW Muhammadiyah Sumut, melalui bendaharanya Dr. Agussani, yang juga Rektor UMSU itu dalam beberapa kali kunjungannya ke pesantren Kwala Madu menegaskan komitmennya untuk membangun pesantren itu dapat bersaing dengan pesantren unggul di tanah air.
Dari dua kali menyapa wali santri ( pertama wali santri baru kelas 7 tsanawiyah dan kelas 10 aliyah) dan wali santri kelas 8 – 9 tsanawiyah dan kelas 11 – 12 aliyah) ditampilan video grand desaign pengembangan pesantren selain video pesantren saat ini sebagai gambaran komitmen pengelola pesantren dalam menatap masdepan.
Tapi tentu saja, untuk menjadi pesantren unggul yang mampu melahirkan santri berkualitas tidak seperti membalikkan tangan. Untuk effort dan kerjacerdas dan kerjasama semua pihak. PW Muhammadiyah berharap para pengelola, tenaga pengajar dapat bahu-membahu membangun masadepan pesantren itu menjadi pesantren unggulan.
Revitalisasi Pesantren
Dr. Agussani menegaskan perlu revitalisasi sarana, sumber daya dan kurikulum. Dengan penguatan disemua sektor kita berharap beberapa tahun ke depan Ponpes Muhammadiyah Kwala Madu akan menjadi ikon pendidikan pesantren di Sumatera Utara.
Beberapa hal yang menjadi perhatian Agussani dan tim PWM Sumut adalah pembenahan kurikulum dan peningkatkan softskill siswa. ” Kualitas tenaga pendidik harus terus ditingkatkan,” kata Agussani. Untuk itu, Agussani siap menurunkan tenaga profesional dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) serta Fakultas Agama Islam (FAI) untuk menjadi engine bagi percepatan peningkatan kualitas.
Agussani juga menyebut, UMSU siap menjadikan Pondok Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu sebagai Laboratorim School-nya UMSU” dengan menggelontorkan energy dan resources agar peningkatkan mutu pesantren dapat berlari dalam speed enam. Tentu saja termasuk menggelontorkan beasiswa untuk santri dan santrih yang berprestasi.
Komitmen UMSU untuk menjadikan Ponpes Muhammadiyah Kwala Madu menjadi lab-school tentu saja sebuah kabar gembira. Karena ini adalah wujud dari sinergy amal usaha persyarikatan untuk ” maju bersama”
Seperti apa konsep lab-school yang dimaksudkan Agussani ?, tentu saja butuh kajian dan program yang konkret ke depan.