Hubungan antara Indonesia dengan Australia adalah sangat penting. Selain bertetangga dekat, masyarakat kedua negara ini juga memiliki sejarah terkait dengan Islam. Awal kedatangan Islam ke Benua Australia telah dimulai sejak awal abad 18 oleh pelaut-pelaut dari Makassar. Mereka datang ke Australia Utara untuk mencari teripang di perairan Merege. Setelah mencari teripang, para pelaut ini sebagian ada yang tinggal selama beberapa bulan di sini sambil mengolahnya bersama warga Aborigin.
Selama berinteraksi dan tinggal bersama dengan warga Aborigin inilah terdapat pelaut Makassar yang menikah dengan penduduk setempat. Dalam proses interaksi tersebut para pelaut Makasar memperkenalkan agama Islam kepada warga Aborigin. Diantaranya terdapat yang masuk agama Islam.
Demikian antara lain disampaikan Dr. H. Amin Hady, Lc., M.A., anggota Dewan Imam Australia yang juga Imam Masjid Zetland New Sout Wales, ketika bertindak sebagai penceramah dengan tema “Menelusuri Kesinambungan Dakwah Islamiyah Indonesia di Australia” dalam pengajian warga Indonesia di Wollongong, Australia, Sabtu, 13 Februari 2021.
Ulama asal Jawa Tengah ini mengatakan bahwa saat ini perkembangan Islam di Australia sangat menggembirakan. Bahkan berdasarkan sensus yang diadakan beberapa tahun lalu, Islam adalah agama yang perkembangannya kedua terbesar di Australia. Banyak terdapat organisasi keagamaan yang didirikan oleh tokoh-tokoh Islam, demikian pula lembaga pendidikan Islam.
Keberadaan Islam di Australia dapat diterima oleh masyarakat. Terdapat warga berkulit putih yang memiliki nama diambil dari nama-nama Islam seperti Muhammad dan Saleh. Padahal mereka bukanlah beragama Islam. Nama-nama tersebut ternyata merupakan nama marga dari nenek moyang mereka yang awalnya memang beragama Islam, tambah alumni Universitas Al Azhar Kairo ini.
Pengajian bersama ini diselenggarakan oleh tiga organisasi lokal diaspora Indonesia, yakni Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales, Kerukunan Keluarga Sulawesi Sydney (KKSS), dan Jamaah Pengajian Illawara (JPI). Bertempat di Frances Street Gwynneville, Wollongong, Australia. Selain dari Wollongong dan Sydney, pengajian ini pula diikuti oleh warga Indonesia yang sedang kuliah di University of Newcastle, yang jaraknya sekitar 300 km dari Wollongong.
Turut hadir dan memberikan sambutan, Dr. H. M. Imran Hanafi, M.A., Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra. Dalam sambutannya, mantan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar ini, menyambut baik diadakannya silaturahmi ini. Menurut beliau, silaturrahmi dalam masa pandemic corona virus ini sangat penting dilakukan karena akan saling membantu dan mengingatkan antar sesama dispora Indonesia terutama dari kalangan mahasiswa.
Ketua Jamaah Pengajian Illawara, Saeful Ahmad Tauladani, yang bertindak sebagai tuan rumah, menyampaikan terimakasih atas ditunjuknya Wollongong sebagai pelaksana pengajian. Beliau menambahkan bahwa jumlah warga Muslim Indonesia di Wollongong sekitar 30 KK dan setiap saat melakukan berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. (Haidir Fitra Siagian/ suara muhammadiyah)