Jakarta, InfoMu.co – Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan tempat aman bagi warga Palestina di Jalur Gaza semakin sedikit meski telah mengikuti perintah evakuasi tentara Israel dan mencari tempat aman di daerah-daerah yang telah ditentukan.
Pemimpin tim Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB Gemma Connell, yang telah ditempatkan di Gaza selama beberapa minggu, menggambarkan kondisi ini sebagai “papan catur manusia”, di mana ribuan orang yang telah mengungsi berkali-kali, kembali mengungsi dan tidak ada jaminan bahwa tempat yang mereka tuju akan aman.
Amerika Serikat telah berminggu-minggu menekan Israel untuk mengambil langkah lebih lanjut guna meminimalisir bahaya bagi warga sipil dengan mengidentifikasi daerah-daerah yang aman dan membuka jalur-jalur kemanusiaan bagi orang-orang yang ingin melarikan diri. “Orang-orang menuju ke selatan dengan membawa kasur dan semua barang-barang mereka di dalam van dan truk serta mobil untuk mencari tempat yang aman,” kata Connell seperti dikutip Reuters, Selasa (26/12/2023).
Dia mengatakan hanya ada sedikit ruang yang tersisa di Rafah sehingga orang-orang tidak tahu ke mana mereka akan pergi dan itu benar-benar terasa seperti orang-orang yang dipindahkan di sekitar papan catur manusia karena ada perintah evakuasi di suatu tempat. “Orang-orang melarikan diri dari daerah itu ke daerah lain. Tapi mereka tidak aman di sana,” kata Connell.
Serangan Udara Israel Tewaskan 70 Warga Palestina saat Malam Natal Umat Kristen di Padang Turut Berdoa untuk Palestina pada Malam Natal Ketika ditanya mengenai tanggapan militer, seorang juru bicara mengatakan bahwa militer telah berusaha untuk mengevakuasi warga sipil dari daerah pertempuran, namun Hamas secara sistematis berusaha untuk mencegah upaya tersebut.
Juru bicara militer mengatakan bahwa kelompok militan Palestina itu menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, namun tuduhan ini tegas dibantah oleh Hamas. Connell menggambarkan kematian seorang anak laki-laki berusia 9 tahun bernama Ahmed di rumah sakit al-Aqsa di Deir Al-Balah, tempat di mana banyak orang yang terluka dalam serangan udara Israel semalam dibawa dan di mana ia menghabiskan waktu sekitar 1 jam. “Dia tidak berada di daerah yang berada di bawah perintah evakuasi, dia berada di daerah yang seharusnya aman. Tidak ada tempat yang aman di Gaza,” katanya.
Connel menambahkan bahwa serangan udara baru terjadi saat ia berada di rumah sakit dan ia menyaksikan orang-orang yang terluka dibawa masuk. Dia membagikan teks pemberitahuan dari militer Israel yang mendesak penduduk di setidaknya enam lingkungan di pusat kota Gaza untuk mengungsi pada hari Jumat.
Disebutkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan segera beroperasi di lingkungan mereka dan mendesak mereka untuk mengungsi untuk sementara waktu dan pindah ke tempat penampungan” di Deir al-Balah. Juru bicara IDF militer mengatakan bahwa IDF akan bertindak melawan Hamas di mana pun mereka beroperasi, dengan komitmen penuh terhadap hukum internasional.
”Kami juga membedakan antara teroris dan warga sipil, dan mengambil semua tindakan pencegahan yang memungkinkan untuk meminimalkan bahaya bagi warga sipil,” ungkapnya.
Para pejabat AS telah berulang kali mengatakan bahwa mereka berharap Israel akan mengurangi operasinya ke tahap yang lebih rendah intensitasnya, yaitu operasi yang lebih terarah. Namun, operasi Israel justru semakin intensif.
Malam Natal terbukti menjadi salah satu malam paling mematikan dalam perang 11 minggu antara Israel dan Hamas, karena pejabat kesehatan Palestina di Gaza mengatakan serangan udara Israel di Gaza tengah dan selatan menewaskan lebih dari 100 orang Palestina, sehingga jumlah korban tewas mencapai hampir 20.700 orang. Meskipun warga Palestina berduka atas kehilangan mereka, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk terus melawan militan Hamas. (bisnis)