Pekanbaru, InfoMu.co – Muhammadiyah melalui gerakan amal kemajuan ingin menciptakan peradaban maju, tidak banyak kata-kata melainkan lebih melalui aksi nyata untuk kemajuan bersama.
“Kita menjadi syahid di kehidupan, tidak lewat banyak retorika, tapi lewat amal kemajuan dan itulah yang akan menjadi lahirnya peradaban,” kata Haedar.
Guru Besar Ilmu Sosiologi ini menjelaskan, dalam membangun peradaban dibutuhkan aktualisasi peran manusia sebagai abdullah sekaligus sebagai khalifah di muka bumi ini.
Dia berpesan supaya setiap warga Muhammadiyah untuk memiliki cita-cita membangun peradaban – yaitu kebudayaan tertinggi. Kebudayaan merupakan sistem pengetahuan kolektif yang dianut oleh setiap masyarakat, tapi tidak cukup, sebab kebudayaan harus tumbuh berkembang.
“Sehingga lahirlah puncak kemajuan yang disebut peradaban, dan itulah cita-cita Muhammadiyah yang masih panjang,” katanya.
Oleh karena itu, Haedar meminta seluruh elemen Muhammadiyah tidak melompat dari pikiran-pikiran besar yang diletakkan oleh pendahulu. Jangan sampai kader, pimpinan, dan anggota memiliki pikiran yang sempit, pendek, dangkal, dan kering.
Pada kesempatan ini Haedar juga meminta supaya kader menyaring pemikiran yang ‘jalanan’ yang disebarkan melalui media sosial. Sebab dari pemikiran tersebut bisa melahirkan sikap ekstrim yang dangkal dan naif.
Ketercemaran pemikiran di Muhammadiyah menurutnya dapat menghilangkan tradisi besar yang sudah dimiliki oleh Muhammadiyah – dengan tanpa menunjukkan keangkuhan.
“Saya pikir itu yang dirawat oleh kita Muhammadiyah yang akan menjaga terus tanpa banyak kata,” katanya.
Namun saat ini di tengah tantangan yang begitu besar, Muhammadiyah memerlukan pemikiran pembaharuan untuk menjawab tantangan itu. Dan itu diharapkan lahir dari rahim-rahim institusi pendidikan Muhammadiyah. (muhammadiyah.or.id)