MPI Muhammadiyah DKI Jakarta Siapkan Lompatan Dakwah Digital
INFOMU.CO | Jakarta – Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MPI PWM) DKI Jakarta menggelar Pelatihan Media Digital di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Ahad (5/10/2025) besok. Kegiatan ini melibatkan kader muda dari berbagai organisasi otonom seperti Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, IPM, IMM, dan Tapak Suci.
“Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat kemampuan kader dalam mengelola media digital, mulai dari website, media sosial, hingga podcast sebagai sarana dakwah yang kreatif dan berdampak,” ujar Fadli Arsil, ketua MPI PWM DKI Jakarta.
Pelatihan bertema “Kolaborasi Kreatif Generasi Z untuk Media Dakwah Berkemajuan” ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Dr. Rully Nasrullah, M.Si, Miftah H. Yusufpati, Muhibudin Kamali, dan Jamal Ismail, S.Sos., M.Ikom. Peserta diperkenalkan pada prinsip dasar pengelolaan media digital, teknik produksi konten, dan strategi membangun ekosistem kolaboratif antar-pengelola media di lingkungan Muhammadiyah DKI Jakarta.
Mengapa pelatihan seperti ini diperlukan? Data dan penelitian menunjukkan perubahan cepat masyarakat, khususnya generasi muda, mengakses informasi. Menurut Global Digital Insights, pada awal 2025 tercatat sekitar 143 juta identitas pengguna media sosial di Indonesia, atau setara 50 persen populasi, yang menegaskan bahwa kanal digital kini menjadi ruang utama komunikasi publik. Statistika ini mempertegas urgensi organisasi keagamaan hadir secara efektif di platform-platform tersebut.
Lebih spesifik lagi, penelitian dan laporan riset tentang pola konsumsi generasi Z di Indonesia menunjukkan kecenderungan kuat menggunakan media sosial sebagai sumber utama informasi dan berita; dalam beberapa survei, mayoritas responden Gen Z menyatakan media sosial adalah rujukan pertama mereka. Tren ini berarti pesan dakwah yang hanya disampaikan lewat kanal tradisional memiliki risiko kalah jangkauannya terhadap format digital yang cepat, ringkas, dan visual.
Selain soal jangkauan, ada risiko lain yang harus dihadapi: disinformasi dan hoaks. Lembaga yang menangani literasi digital di bawah koordinasi pemerintah mencatat ribuan kasus konten bermasalah yang diidentifikasi setiap tahun; upaya literasi digital diposisikan sebagai garis depan untuk menangkal penyebaran informasi salah. Pelatihan yang menggabungkan aspek verifikasi, etika digital, dan teknik produksi membantu kader dakwah menjaga kredibilitas pesan sekaligus merespons konten negatif secara tepat.
Dari sisi kompetensi, pelatihan menyediakan tiga jenis keterampilan yang saling melengkapi. Pertama keterampilan teknis, pembuatan video singkat, editing audio untuk podcast, pengelolaan website. Kedua, strategi distribusi, pemilihan platform, waktu posting, pemanfaatan fitur (mis. reels, shorts, thread). Ketiga, kecakapan kebijakan & etika — mematuhi aturan platform, memahami batas-batas konten agama, menghindari penyebaran informasi tidak terverifikasi. Tanpa ketiga pilar ini, konten dakwah berisiko hanya jadi suara yang tidak didengar atau, lebih buruk, disalahpahami.
Praktik terbaik dari program literasi dan produksi konten di sektor publik menunjukkan bahwa inisiatif yang menggabungkan pelatihan teknis dengan jaringan kolaborasi antar-pengelola media meningkatkan konsistensi pesan dan efektivitas jangkauan. Oleh karena itu MPI DKI menempatkan pembentukan ekosistem kolaboratif sebagai salah satu target utama — agar materi dakwah yang diproduksi tidak terfragmentasi dan bisa saling mendukung. (jakartamu)