Selasa, 24 Juni 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Opini

Mendidik Generasi Tangguh dan Taat: Teladan Ibrahim-Ismail dan Misi Pendidikan Muhammadiyah

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
4 Juni 2025
in Opini
A A
Miftah Fariz

Miftah Fariz

0
SHARES
38
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Mendidik Generasi Tangguh dan Taat: Teladan Ibrahim-Ismail dan Misi Pendidikan Muhammadiyah

Oleh: Miftah Fariz, M.A. – Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Sumut/Dosen Fikti UMSU

 

Idul Adha bukan sekadar perayaan penyembelihan hewan kurban. Ia adalah momen penuh makna spiritual, simbol ketundukan total kepada Allah, serta refleksi terhadap pendidikan karakter yang agung. Dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, kita belajar bahwa ketauhidan, ketaatan, dan pengorbanan bukanlah sekadar teori, melainkan prinsip hidup yang dibentuk melalui proses pendidikan yang berakar pada iman dan cinta kepada Allah.

Hari ini, ketika dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan disrupsi teknologi, krisis akhlak, dan minimnya keteladanan, kita diajak kembali menengok kisah klasik nan agung: bagaimana seorang ayah, Ibrahim, mendidik anaknya, Ismail, menjadi sosok yang tangguh dan taat.

Ibrahim dan Ismail: Pendidikan dalam Keimanan
Kisah pengorbanan Ibrahim dan Ismail bukan sekadar kisah heroik keimanan, tapi juga gambaran mendalam tentang keberhasilan pendidikan keluarga. Dalam QS. Ash-Shaffat ayat 102, Allah SWT mengabadikan percakapan keduanya:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ
مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

” Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu”  (QS. Ash-Shaffat: 102)

Lalu Ismail menjawab:
” Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”

Sebuah dialog yang mencerminkan keakraban, komunikasi, dan keimanan yang tertanam kuat sejak dini. Ibrahim bukan hanya seorang nabi, tapi juga seorang ayah dan pendidik. Ia tidak memaksakan kehendak, tapi mengajak anaknya berpikir, merenung, dan akhirnya memilih taat secara sadar.

Di sisi lain, Ismail bukan anak yang dibesarkan dalam kemanjaan. Ia tumbuh dalam didikan keras namun penuh cinta, di atas fondasi tauhid. Ketika datang ujian besar, ia tidak gentar. Bahkan, ia siap menyerahkan hidupnya untuk menaati perintah Allah. Ini bukan ketaatan instan, tapi buah dari pendidikan spiritual yang terus-menerus.

 

Tantangan Pendidikan di Zaman Ini
Kontras dengan kisah Ibrahim-Ismail, kita menyaksikan hari ini generasi muda yang banyak terombang-ambing dalam budaya instan, kehilangan panutan, dan mengalami krisis identitas. Pendidikan cenderung berorientasi pada nilai kognitif dan capaian akademik, tapi lemah dalam pembentukan karakter dan spiritualitas.

Padahal, dalam Islam, pendidikan bukan hanya mencerdaskan akal, tapi juga menanamkan akhlak dan iman. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih baik daripada pendidikan yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Ini seharusnya menjadi panggilan bagi seluruh elemen bangsa terutama umat Islam dan institusi pendidikan Islam untuk menanamkan nilai-nilai tauhid, tadhiyyah (pengorbanan), dan ta’ah (ketaata) sejak dini kepada generasi muda.

Misi Pendidikan Muhammadiyah: Menyambung Jejak Ibrahim
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid telah menjadikan pendidikan sebagai salah satu amal usaha utama. Lebih dari 100 tahun, Muhammadiyah konsisten melahirkan sekolah, pesantren, dan kampus-kampus yang tidak hanya fokus pada aspek intelektual, tapi juga spiritual dan sosial.

Tujuan pendidikan Muhammadiyah sebagaimana dirumuskan dalam kebijakan Majelis Dikdasmen dan Lembaga Pendidikan Tinggi adalah: “Membentuk manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya diri, dan berguna bagi masyarakat.” Ini sangat sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam kisah Ibrahim-Ismail. Pendidikan Muhammadiyah menanamkan semangat keberanian dalam kebaikan, ketaatan kepada Allah, dn ketangguhan menghadapi tantangan zaman.

Di sekolah-sekolah Muhammadiyah, anak-anak tidak hanya diajarkan hafalan dan pelajaran umum, tapi juga ditanamkan nilai integritas, kepedulian sosial, dan semangat berkorban. Kurikulum yang integratif antara ilmu dan iman ini menjadi salah satu kekuatan Muhammadiyah dalam melahirkan kader-kader umat dan bangsa yang tangguh dan taat.

Idul Adha: Momentum Refleksi Pendidikan
Idul Adha seharusnya tidak berhenti pada penyembelihan hewan kurban. Ia adalah waktu yang tepat untuk menyembelih egoisme, kesombongan, kemalasan, dan sikap hedonis dalam diri kita dan generasi penerus. Umat Islam harus menjadikan Idul Adha sebagai titik tolak membangun pendidikan berbasis nilai, bukan sekadar formalitas.

Keluarga adalah madrasah pertama. Maka ayah dan ibu mesti meneladani Ibrahim dan Hajar dalam membesarkan anak-anak dengan keteladanan, bukan hanya perintah. Sekolah harus menjadi ruang yang menumbuhkan iman dan akhlak, bukan sekadar tempat mengejar nilai UN. Dan masyarakat harus menjadi lingkungan yang memperkuat nilai kebaikan, bukan tempat suburnya konten negatif dan kekerasan.

Penutup: Membangun Generasi Ismail Baru
Kita merindukan lahirnya generasi Ismail baru anak-anak muda yang siap berkorban untuk Islam, rela berjuang demi kebenaran, dan tidak gentar menghadapi tantangan zaman. Tapi generasi itu tidak akan lahir dari pendidikan yang rapuh, melainkan dari sistem pendidikan yang membangun jiwa dan akal secara seimbang.
Muhammadiyah, dengan semangat tajdid-nya, telah memberi teladan dalam membangun generasi ini. Tinggal bagaimana kita semua orang tua, guru, dan masyarakat bersinergi untuk melanjutkan misi pendidikan ini dengan lebih serius dan menyeluruh.

Semoga Idul Adha tahun ini bukan hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi menjadi pijakan perubahan dalam cara kita mendidik anak-anak: agar mereka menjadi pribadi yang tangguh seperti Ismail, dan penuh cinta kepada Allah seperti Ibrahim. (***)

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: idul adhamiftahpendidikan

Dapatkan informasi terupdate dan terkini seputar InfoMu dan jadilah yang pertama

Tidak Setuju
Syaiful Hadi

Syaiful Hadi

Related Posts

Salman Nasution
Opini

Muhammadiyah Melebarkan Mata Pada Pertambangan

24 Juni 2025
Ekonomi

Strategi Pembangunan Ekonomi Hijau : Implementasi Teknologi Ramah Lingkungan dalam UMKM Bata Tradisional

24 Juni 2025
Amrizal MPd
Opini

Menjaga Kesucian Musyawarah Antara Amanah Jamaah dan Godaan Transaksional

24 Juni 2025
Agus Sani
Opini

Digital Team, Spiritual Soul: Relevansi Kepemimpinan Islam dalam Era Talenta Gen Z

22 Juni 2025
Opini

Over Protective Menurut Pandangan Islam.

19 Juni 2025
Amrizal MPd
Literasi

Sami‘nā wa Aṭa‘nā: Menyemai Ketaatan, Menuai Kejayaan Jamaah

17 Juni 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SD Muhammadiyah 36 Medan Sukses Gelar Raker dan Family Gathering

24 Juni 2025

Mahasiswa Asing Mancanegara Tamatkan Belajar Bahasa Indonesia di UMM

24 Juni 2025

Buku Saku KHGT dalam Tiga Bahasa

24 Juni 2025

MUI Sumut Terbitkan Himbauan Sambut Tahun Baru Islam 1447 H: Serukan Zikir, Doa, dan Peningkatan Amal

24 Juni 2025
Salman Nasution

Muhammadiyah Melebarkan Mata Pada Pertambangan

24 Juni 2025

Majelis Lingkungan Hidup PWM Sumut Kunjungi Tambang Emas Martabe Batangtoru

24 Juni 2025

Strategi Pembangunan Ekonomi Hijau : Implementasi Teknologi Ramah Lingkungan dalam UMKM Bata Tradisional

24 Juni 2025
Infomu

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com

Navigasi

  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com