Membangun Etos Ekonomi dalam Tafsir At-Tanwir
Jakarta, InfoMu.co – Dalam acara Halaqah Pra Penulisan Tafsir At-Tanwir yang digelar di Yogyakarta pada Sabtu (16/11), Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syamsul Anwar, memperkenalkan empat etos yang menjadi ciri khas Tafsir At-Tanwir: etos ibadah, etos ilmu, etos ekonomi, dan etos sosial.
Di antara keempat etos di atas, etos ekonomi muncul sebagai pembeda yang menarik perhatian. Syamsul menjelaskan bahwa konsep etos ekonomi dalam Islam berakar pada Al-Qur’an. Salah satu dasar yang digunakan adalah QS. At-Taubah ayat 105, yang berbunyi: “Bekerjalah kamu sekalian, maka Allah akan melihat pekerjaanmu.”
Ayat ini menegaskan bahwa bekerja merupakan bagian penting dari eksistensi manusia. Selain menghasilkan rezeki yang halal, bekerja juga memberi pengakuan sosial atas prestasi yang telah diraih.
“Karena itu, setiap orang mesti membuat lapangan pekerjaan, agar dengan bekerja mereka dianggap eksis. Mereka yang tidak bekerja, akan dianggap seolah-olah tidak ada,” terang Syamsul.
Syamsul menekankan pentingnya umat Islam untuk terus bergerak dan tidak stagnan. Aktivitas bekerja bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk tanggung jawab yang diawasi oleh Allah. Dalam Islam, keberadaan pengawasan ilahi ini menjadi pengingat bahwa setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan integritas.
“Allah akan selalu mengawasi apa yang kita kerjakan. Karena itu, dalam bekerja baiknya kita selalu berharap akan lindungan Allah agar tidak masuk dalam perkara-perkara yang dilarang dalam agama,” ujar Guru Besar Hukum Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini.
Etos ekonomi dalam Tafsir At-Tanwir tidak hanya menggambarkan pentingnya bekerja, tetapi juga menyerukan nilai-nilai kerja yang sejalan dengan ajaran Islam. Dalam konteks yang lebih luas, konsep ini mengajak umat Islam untuk berkontribusi membangun peradaban melalui kerja keras, inovasi, dan etos kerja yang bermartabat.