Mahasiswa Fakultas Pertanian UMSU Ubah Batok Kelapa Jadi Bahan Bakar Alternatif Yang Ramah Lingkungan.
Medan, InfoMu.co – Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang diketuai oleh Rezi Widyan Ananta dan beranggotakan 4 orang diantaranya, Maudila Isnani, Deviana Sevitra, Aditya Zikri dan Rozan Satyo Hakim dari program studi Agribisnis serta dosen pendamping Salsabila, S.P., M.P. Ide inovasi yang mereka dapatkan disalurkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan yang berhasil lolos sebagai penerima pendanaan PKM 2024.
Seiring dengan peningkatan pengetahuan dan kesadaran Masyarakat terhadap kebutuhan akan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, pemanfaatan tempurung kelapa sebagai sumber daya alam telah mendapatkan perhatian yang signifikan. Saat ini, Masyarakat secara luas menggunakan briket untuk berbagai keperluan, termasuk rumah tangga, usaha, dan kegiatan industri. Belakangan ini yang paling sering digunakan untuk pembuatan briket adalah tempurung kelapa. Akan tetapi sisa hasil pembakaran tempurung kelapa pada akhirnya juga menjadi limbah yang tidak termanfaatkan.
Dengan memanfaatkan peluang yang ada, tim PKM-K ini berinovasi menciptakan briket dari residu hasil pembakaran tempurung kelapa dengan kombinasi ampas tebu yang dinamakan Briqball. “Konsep yang digunakan adalah memanfaatkan limbah dari limbah tempurung kelapa. Briqball dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif Masyarakat yang efisien karena dapat menghemat pengeluaran dan efektif dalam menghasilkan energi panas tinggi dan tahan lama dalam proses pembakaran.” Jelas Rozan.
Rozan menambahkan, “Melihat banyaknya permintaan dari masyarakat terhadap briket dan kondisi masyarakat yang semakin sadar lingkungan, BRIQBALL ini bisa menjadi solusi pengganti arang tradisional karena lebih ramah lingkungan. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap program energi terbarukan yang dipadukan dengan berbagai inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pembakaran.”
Maudila telah menjelaskan bahwa keunggulan dari Briqball ini terdapat beberapa keunikan yaitu “Briket ini memiliki bentuk bulat yang menarik dan praktis digunakan. Selain itu, BRIQBALL dirancang untuk meningkatkan efisiensi pembakaran dan nyala api yang tahan lama,” “Inovasi kami juga sebagai salah satu upaya pengoptimalan pemanfaatan residu arang tempurung kelapa dan ampas tebu menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi” tuturnya.
Sedangkan Aditya menambahkan bahwa produk Briqball ini biodegradable “Briqball bersifat mudah terurai sehingga tidak merusak ekosistem. Sisa hasil pembakaran briqball dapat digunakan sebagai media tanam pada tanaman,” “Untuk harga Briqball terjangkau dan kualitasnya tidak kalah dengan produk lain, sehingga banyak diminati oleh pelanggan,” lanjutnya.
Salsabila S.P., M.P., selaku dosen pendamping tim PKM-K BRIQBALL, berharap tim ini dapat memperluas pasar dan meningkatkan kapasitas produksi mereka secara berkelanjutan. Ia juga mendorong tim untuk terus mencari cara dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan proses produksi briket.
Tim PKM-K BRIQBALL berharap agar produk tersebut dapat mengurangi limbah tempurung kelapa dan ampas tebu yang biasanya tidak dimanfaatkan secara maksimal. Secara tidak langsung, BRIQBALL dapat mendukung program energi terbarukan pemerintah dan turut berkontribusi dalam menjaga keseimbangan lingkungan. (Qomar)