Surakarta, InfoMu.co – Memasuki babak baru kehidupan akademik dan tahapan pengembangan kemampuan kepemimpinan, mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) didorong aktif berorganisasi. Tentunya organisasi yang sepaham dengan Muhammadiyah.
“UMS ini memberikan anda kesempatan untuk mengembangkan kemampuan leadership, kemampuan kepemimpinan dimana anda bisa menjadi pemimpin dengan mengikuti organisasi”. Ucap Mu’ti pada (25/7) di acara Grand Opening Masta PMB Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) 2022 di Edutorium KH. Ahmad Dahlan.
Menurutnya, mahasiswa baru bisa aktif di IMM sebagai bagian tidak terpisahkan dari pembinaan kepemimpinan di UMS. “Saya adalah alumni IMM dan saya menyadari bahwa saya bisa tampil di PP Muhammadiyah sebagai Sekretaris Umum itu karena saya memulai menempa diri sejak saya di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah”. Sambungnya.
Abdul Mu’ti menuturkan bahwa tidak semua hal dipelajari dari bangku kuliah dan buku-buku, tetapi lebih banyak hal yang dapat dipelajari dengan melibatkan diri aktif di organisasi. Pelatihan untuk meningkatkan kepemimpinan, tegas Mu’ti, tidak cukup hanya dipelajari di buku-buku, tetapi kepemimpinan bisa tumbuh Ketika aktif di organisasi.
“Karena itu maka jangan hanya menjadi mahasiswa 3K. Mahasiswa 3K itu adalah mahasiswa kampus, kamar lalu kemudian kakus”. Ucapnya di hadapan mahasiswa baru UMS.
Di kampus mahasiswa bisa aktif di organisasi, selain IMM juga bisa mengikuti Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM), Kepanduan Hizbul Wathan (HW), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Fasilitas-fasilitas tersebut harus dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa baru UMS ini.
Sementara itu, Rektor UMS, Prof. Sofyan Anif dalam sambutannya berterima kasih kepada IMM, TSPM, HW, BEM, dan UKM UMS yang membantu terselenggaranya Masta (Masa Ta’aruf) Gelombang I ini. Masta PMB UMS tahun 2022 ini diikuti sebanyak 5.000 mahasiswa yang akan dibagi menjadi dua gelombang.
“UMS mampu bersaing. Hal ini dibuktikan dengan selama dua tahun terakhir, UMS mengalami kenaikan pendaftaran sekitar 2 persen. Catatan terakhir, ada sekitar 25.000 yang sudah mendaftar di UMS. Dari jumlah itu, yang diterima 5.000, ini bukti masuk UMS harus bersaing ketat,” kata Sofyan Anif. (muhammadiyah.or.id)