Rabu, 14 Mei 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Opini

Lima Level Kader Muhammadiyah

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
6 Mei 2025
in Opini
A A
0
SHARES
161
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Lima Level Kader Muhammadiyah

( (Tulisan Kedua dan Edisi Artikel Kader Muhammadiyah)

Oleh : Amrizal, S.Si., M.Pd – (Wakil Ketua MPK SDI PWM Sumut / Ketua PCM Percut Sei Tuan)

 

Level Pertama: Mujtahid Muhammadiyah “Hidup Menghidupkan Muhammadiyah”
Mujtahid Muhammadiyah bukan hanya gelar, tapi cerminan jiwa dan kehidupan yang sepenuhnya dipersembahkan untuk Islam berkemajuan. Mereka bukan hanya hidup di Muhammadiyah, tapi menghidupkan Muhammadiyah dalam pikiran, perjuangan, karya, dan pengorbanan. Mereka adalah “kader langit”  yang pikirannya jernih, hatinya bening, langkahnya pasti, dan hidupnya menyala untuk dakwah, tajdid, dan kemajuan umat. Dalam setiap langkah, ada semangat amar ma’ruf nahi munkar, dalam setiap karya, ada ruh tajdid yang memurnikan dan mencerahkan.

Menjadi Cahaya di Tengah Kegelapan ” Jadilah cahaya, meski kecil, tapi cukup untuk menuntun satu jiwa yang tersesat kembali ke jalan Allah”  Menjadi Mujtahid Muhammadiyah bukan untuk dikenal, tapi untuk menjadi pembeda di tengah umat yang gelap karena kebodohan, jumud, dan keterbelakangan, mereka hadir membawa
pencerahan. Mereka tidak hanya berbicara perubahan, mereka menjadi perubahan itu sendiri. Dalam Muhammadiyah, mereka ibarat mata air yang tak pernah kering: memberi inspirasi, mengalirkan semangat, menyuburkan akal, dan menumbuhkan amal.

Mari sejenak menengok kisah KH. Ahmad Dahlan sang pendiri Muhammadiyah, mujtahid sejati. Suatu hari, beliau mengulang-ulang satu ayat dalam shalat malamnya: ” Innallaaha ya’muru bil-‘adli wal-ihsan..”  (Sesungguhnya Allah memerintahkan keadilan dan kebaikan…) – (QS. An-Nahl: 90). Bukan hanya dibaca, dihayati dan dijadikan gerakan. Ayat itu menggerakkan hatinya untuk membentuk sekolah, rumah sakit, hingga panti asuhan, demi keadilan dan ihsan yang nyata. Begitu kuat visinya, sampai beliau rela menjual barang pribadinya demi mendirikan sekolah.

Ketika ditanya, mengapa begitu total? Ia hanya menjawab: ” Kalau hanya untuk Muhammadiyah hidup seratus tahun, saya tidak perlu melakukan semua ini. Tapi saya ingin Muhammadiyah menjadi matahari yang tak pernah padam.” Inilah Mujtahid Muhammadiyah hidupnya menyala dan menyalakan.

Ayo, Jadi Mujtahid Muhammadiyah!
Menjadi Mujtahid Muhammadiyah bukan dimulai dari hafal kitab, tapi dari rasa cinta yang besar pada dakwah Islam yang mencerahkan. Dari keberanian berpikir, dari kerendahan hati untuk terus belajar, dari keikhlasan untuk bergerak tanpa pamrih.

Bertanyalah pada diri:
 Apakah aku hanya ingin hidup biasa, atau hidup untuk membuat perubahan?
 Apakah aku cukup puas jadi penonton, atau mau jadi aktor dalam panggung dakwah Muhammadiyah?
Karena jalan ke level mujtahid itu bukan jalan pintas, tapi jalan panjang yang ditempuh oleh orang-orang besar dengan mimpi yang lebih besar.

Langkah Awal: Mulai Dari Sini
1. Cintai ilmu – Baca, kaji, perdalam Al-Qur’an, Hadis, dan pemikiran Islam berkemajuan.
2. Terlibat aktif – Di ranting, cabang, atau amal usaha Muhammadiyah.
3. Bangun integritas diri – Jujur, ikhlas, amanah, sabar.
4. Berani berpikir tajdid – Jangan ikut-ikutan, tapi punya pendirian yang berdasar.
5. Temukan mentor dan teman seperjuangan – Karena perjalanan ini panjang dan butuh dukungan.
Jadilah Mujtahid, Sebelum Dipanggil ke Akhirat “Hidup-hidupilah Muhammadiyah. Jangan cari hidup di Muhammadiyah."– (KH. Ahmad Dahlan)

Mujtahid Muhammadiyah adalah mereka yang menjadikan Muhammadiyah sebagai nafas hidupnya, bukan sekadar organisasi tapi gerakan dakwah hidup yang ia wariskan kepada zaman. Jadilah orang yang ketika nanti dipanggil Allah, bisa berkata: ” Ya Allah, aku sudah hidup. Dan aku telah menghidupkan perjuangan-Mu”

Level Kedua: Muballigh Muhammadiyah
"Corong Dakwah, Cermin Keteladanan"
Muballigh Muhammadiyah adalah kader yang hidupnya menjadi corong dakwah dan
penyambung misi pencerahan. Mereka adalah lidah Muhammadiyah yang menyampaikan,

sekaligus wajah Muhammadiyah yang mencerminkan nilai-nilai Islam berkemajuan dalam
keseharian. Mereka tidak hanya bisa bicara, tapi membumikan dakwah dalam tindakan nyata.
Mereka hadir di mimbar, di jalanan, di sekolah, di ladang sosial — dimanapun ada kebutuhan
dakwah, di sanalah mereka hadir.
Menjadi Suara yang Mencerahkan
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik…”
(QS. An-Nahl: 125)
Muballigh Muhammadiyah tidak asal menyampaikan, tapi membawa hikmah dan keteladanan.
Mereka tahu bahwa yang disampaikan harus benar, dan yang menjalankan harus nyata. Dakwah
mereka tidak hanya menyentuh akal, tapi juga menggugah hati. Tidak hanya memberi tahu, tapi
juga menjadi contoh.
Sikap Sejati Muballigh Muhammadiyah
1. Berilmu, berdakwah dengan dasar yang kuat
2. Berani menyuarakan kebenaran di tengah kebingungan umat
3. Santun dalam penyampaian, tegas dalam prinsip
4. Konsisten antara ucapan dan tindakan
5. Hadir di masyarakat sebagai solusi, bukan sekadar pengamat
Salah satu Kisah Inspiratif: Keteladanan yang Menggetarkan
Di sebuah desa kecil, ada seorang muballigh Muhammadiyah bernama Pak Amir. Ia bukan
lulusan luar negeri, tidak viral di media sosial, tapi dakwahnya mengubah desa. Setiap subuh ia
keliling masjid, mengajak anak-anak mengaji. Ia bantu warga mengurus surat tanah, bantu
pemuda buat koperasi. Ceramahnya sederhana, tapi hidupnya adalah khutbah panjang yang tak
selesai.

Suatu ketika, seorang warga berkata, “Pak Amir ini tidak pernah mengaku muballigh, tapi kami semua belajar Islam darinya.” Itulah Muballigh Muhammadiyah sejati. Tak butuh panggung besar, karena panggungnya adalah
umat, dan mikrofon utamanya adalah keteladanan.

Jadi Pembawa Cahaya
Menjadi Muballigh Muhammadiyah artinya menjadi lilin yang menerangi, meski harus sedikit melelehkan diri. Dakwah bukan pekerjaan sambilan, tapi jalan hidup. Setiap tutur adalah pelita. Setiap gerak adalah pesan. Setiap senyum adalah dakwah. “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Muballigh Muhammadiyah tidak menunggu panggilan, tapi menciptakan momentum untuk menyampaikan Islam dengan cara yang membumi dan mencerahkan.

Langkah Menjadi Muballigh Muhammadiyah
1. Perkuat ilmu dasar agama – pahami tafsir, hadis, fikih, dan manhaj tarjih Muhammadiyah
2. Latih kemampuan komunikasi dan dakwah bil hal
3. Terapkan nilai-nilai Islam dalam setiap aktivitas
4. Bangun koneksi dan kepekaan sosial
5. Dekat dengan masyarakat dan jadi problem solver

Jadilah Suara yang Menghidupkan
“Kalau bukan kita yang menyuarakan Islam dengan bijak dan membangun, maka siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?”
Muballigh Muhammadiyah bukan hanya “penceramah”—ia adalah pemimpin akhlak, penggerak umat, dan penyambung misi dakwah tajdid. Jadilah seperti embun di pagi hari: datang diam-diam, tapi menyegarkan seluruh alam.

Level Ketiga: Muttabi’ Muhammadiyah
” Diam Tapi Mengakar, Tak Banyak Bicara Tapi Taat Luar Biasa”
Muttabi’ Muhammadiyah adalah kader yang mungkin tak lantang bersuara di atas mimbar, tak juga tampil di podium-podium besar, tapi ia adalah penopang gerakan, penjaga ruh pengamalan Muhammadiyah, dan pelaku setia dari nilai-nilai Islam berkemajuan. Ia adalah pengamal, bukan penggembar-gembor. Ia memilih berada di belakang layar, tapi hatinya penuh kecintaan pada dakwah dan keyakinan bahwa ajaran Muhammadiyah adalah jalan hidup yang diridhai Allah.

Identitas Muttabi’: Ketaatan yang Menjadi Teladan.
“Dan orang-orang yang mengikuti jalan petunjuk bersama orang-orang yang berserah diri kepada Allah, mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Luqman: 15). Muttabi’ Muhammadiyah adalah pengikut setia kebenaran, bukan ikut-ikutan tanpa dasar, tapi mengikuti dengan pemahaman dan keteguhan hati. Meski ia belum mampu menyampaikan secara lisan, gerak hidupnya sudah menjadi dakwah bil hal. Ia tahu, mungkin belum saatnya berbicara di depan banyak orang. Tapi ia tak pernah ragu menjalani kebenaran yang ia yakini,
yaitu Islam murni yang dibawa Muhammadiyah.

Kisah Seorang Muttabi’ yang Membumi

Ada seorang petani sederhana bernama Pak Sarjo, anggota Muhammadiyah di dusun kecil. Ia tak pernah ceramah, tak ikut rapat pimpinan, tapi:
 Anak-anaknya semua sekolah di AUM (Amal Usaha Muhammadiyah)
 Setiap Jumat pagi ia menyapu halaman masjid Muhammadiyah
 Ia tak pernah absen ikut pengajian dan qurban tiap Idul Adha
 Ketika diminta jadi panitia, ia menjawab, “Saya ndak bisa ngomong, tapi saya bantu bagian bersih-bersih.”

Semua orang mengenal dia sebagai wajah keikhlasan dan pengamal ajaran Muhammadiyah, meski tak pernah ambil bagian dalam retorika. Dan itulah kader nyata—Muttabi’ sejati.

Menjadi Pengamal Setia. “Agama itu bukan untuk dipamerkan, tapi untuk diamalkan.”
Muttabi’ Muhammadiyah mengajarkan bahwa tak semua pejuang harus berada di depan. Ada yang berjihad dari belakang, dengan kerja sunyi, tapi tulus dan penuh cinta. Menjadi Muttabi’ bukanlah level rendah—justru fondasi dari semua gerakan. Tanpa mereka, Muhammadiyah hanya jadi organisasi penuh wacana tapi minim pengamalan.
Langkah Menjadi Muttabi’ Muhammadiyah Sejati
1. Pahami manhaj Muhammadiyah, meski sederhana
2. Konsisten dalam pengamalan nilai-nilai Islam berkemajuan
3. Ikut aktif di ranting/cabang meski sebagai pendukung
4. Tulus menjalani peran apapun, sekecil apapun
5. Yakin bahwa jalan ini benar, dan terus dijalani dengan ikhlas

Menjadi Kader yang Tunduk dan Setia ” Mereka bukan orang yang banyak bicara, tapi amalnya berbicara." – (Refleksi nilai Muttabi’ Muhammadiyah). Muttabi’ Muhammadiyah adalah jiwa-jiwa yang tidak mencari panggung, tapi membangun panggung untuk Islam lewat pengamalan. Ia ibarat akar yang tersembunyi, tapi kuat menopang pohon perjuangan.

Mereka mungkin tak punya banyak kata, tapi setiap langkah hidupnya adalah pernyataan: ” Saya Muhammadiyah. Saya ikut karena saya yakin ini jalan terbaik menuju ridha Allah.”

Level Keempat: Muqallid Muhammadiyah
” Mengikuti Karena Percaya, Berproses Menuju Cahaya”
Muqallid Muhammadiyah adalah kader baru, atau mereka yang baru saja mengenal dan ikut gerakan Muhammadiyah. Mereka mungkin belum paham secara mendalam tentang manhaj, prinsip tarjih, atau konsep tajdid. Namun, mereka punya satu hal yang sangat penting: niat baik untuk mengikuti dan semangat untuk belajar. Mereka bukan pengikut buta, tapi pengikut yang percaya pada jalan yang mereka pilih, dan perlahan menapaki tangga ilmu untuk suatu saat bisa berdiri teguh dengan pemahaman sendiri.

Contoh Sederhana Tapi Bermakna. Suatu ketika seseorang shalat tarawih 11 rakaat di masjid Muhammadiyah. Ketika ditanya kenapa tidak 23 rakaat, ia menjawab, “Saya ikut ustadz Muhammadiyah, katanya begitu sesuai sunnah.”

Jawabannya mungkin sederhana, bahkan dianggap “belum ilmiah” oleh sebagian orang. Tapi di balik jawaban itu ada ketundukan hati, kepercayaan, dan upaya menjaga kemurnian Islam sesuai yang dia pahami dari Muhammadiyah. Inilah wajah Muqallid Muhammadiyah — mereka masih dalam tahap “mengikuti”, tapi dengan niat yang lurus dan semangat belajar yang terus tumbuh.

Nilai-Nilai Kunci Seorang Muqallid Muhammadiyah
1. Tunduk dan taat pada arahan dakwah
2. Percaya pada ulama dan ustadz Muhammadiyah
3. Rajin mengikuti pengajian meski belum paham semua
4. Tidak membantah tanpa dasar, tapi bertanya dengan adab
5. Berusaha terus untuk meningkatkan ilmu dan amal Hadis yang Menguatkan.

“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Muqallid Muhammadiyah sedang berada di jalan mencari ilmu. Mereka belum sampai, tapi sudah memulai, dan itu jauh lebih mulia daripada mereka yang tahu tapi tidak mau ikut.

Semua Kader Besar Pernah Jadi Muqallid.
Ingat: Tak ada Mujtahid yang tidak pernah jadi Muqallid. Tak ada Muballigh yang langsung fasih berdakwah. Semua bermula dari rasa ingin tahu, dari ikut-ikut yang berujung paham, dari percaya yang akhirnya menguatkan logika dan iman. Muqallid Muhammadiyah itu seperti benih yang sudah jatuh di tanah subur — tinggal disiram dengan ilmu dan dibimbing dengan hikmah, maka ia akan tumbuh besar.

Langkah-Langkah untuk Naik Level dari Muqallid
1. Rutin ikut kajian dan pengajian Muhammadiyah
2. Bertanya kepada yang lebih paham dengan adab yang baik
3. Mulai membaca buku-buku dasar tentang Tarjih dan Manhaj
4. Aktif dalam kegiatan ranting dan cabang
5. Cari lingkungan yang mendukung proses belajar

Tidak Apa Masih Ikut, Asal Jangan Berhenti Belajar. “Ikut karena yakin, bukan karena ikut-ikutan.”– (Pesan bijak untuk Muqallid Muhammadiyah) Muqallid Muhammadiyah itu seperti orang yang sedang naik kendaraan dakwah. Ia mungkin belum bisa menyetir, tapi ia sudah naik ke arah yang benar. Tugas kita adalah menemani,
membimbing, dan memberi ruang tumbuh, bukan mengecilkan.

Karena siapa tahu, dari Muqallid yang hari ini hanya berkata, “Kata ustadz begitu,” akan lahir Mujtahid yang kelak berkata, “Saya menemukan bahwa ini memang yang paling sahih dan maslahat.”

Level Kelima: Mufsid Muhammadiyah
” Tampak Seperti Muhammadiyah, Tapi Merusak dari Dalam”
Mufsid Muhammadiyah adalah mereka yang secara identitas berada di dalam Muhammadiyah, tapi sikap, tindakan, dan pikirannya bertentangan dengan nilai-nilai Muhammadiyah itu sendiri. Mereka bukan lawan dari luar, tapi durhaka dari dalam.

Dalam bahasa tajam: Mereka mungkin hafal mars Muhammadiyah, tapi lupa makna ” beramal dan berjuang untuk Islam”

Ciri-Ciri Mufsid Muhammadiyah
1. Mengaku Muhammadiyah, tapi akhlaknya bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
➤ Suka mencela, memecah-belah, keras kepala, dan mempermainkan amanah.
2. Menghambat gerakan, bukan karena tak tahu, tapi karena ego dan kepentingan pribadi.

➤ Menolak program, menyabotase musyawarah, atau pasif-agresif saat diberi tanggung jawab.
3. Menonjolkan formalitas, tapi hampa nilai dan ruh Muhammadiyah.
➤ Aktif di organisasi, tapi malas ibadah. Rajin rapat, tapi tak berjiwa dakwah.
4. Memelintir prinsip tarjih dan tajdid demi membenarkan kepentingan tertentu.
➤ Menyalahgunakan istilah “ijtihad” untuk membenarkan tindakan destruktif atau
deviasi pemikiran.
5. Tidak pernah mencerminkan uswah hasanah Rasulullah SAW dalam keseharian.
➤ Jauh dari kejujuran, kebaikan, dan keikhlasan yang jadi ruh Islam berkemajuan.

Dalil Peringatan
“Dan di antara manusia ada yang berkata, ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir’, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 8) “Mereka itu adalah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; Allah akan memerangi mereka.” (QS. Al-Munafiqun: 4)
Ayat-ayat ini bukan untuk menuduh siapa pun, tapi menjadi cermin bagi kita semua — jangan sampai jadi bagian dari golongan yang menyandang nama Islam (atau Muhammadiyah), tapi bertindak sebaliknya.

Bagaimana Mengantisipasi dan Mengatasinya
✅ 1. Tegaskan Manhaj, Tanpa Kompromi. Perkuat pemahaman kader soal prinsip dasar Muhammadiyah. Jangan beri ruang bagi penyimpangan yang dibungkus “ijtihad pribadi” tapi menyalahi tarjih dan akhlak Rasulullah.
✅ 2. Bangun Budaya Evaluasi dan Tabayyun.Ciptakan ruang evaluasi yang terbuka dan sehat. Kader harus bisa saling mengingatkan dengan adab. Jangan dibiarkan destruktifisme merajalela hanya karena sungkan.
✅ 3. Tegakkan Etika Organisasi dan Disiplin Gerakan. Siapkan mekanisme tegas untuk menangani kader yang mengganggu ketertiban dan keutuhan jamaah. Jika perlu, diberi pembinaan khusus atau bahkan sanksi organisasi sesuai AD/ART.
✅ 4. Tanamkan Spirit Al-Akhlaq al-Karimah. Semua kader wajib dipahamkan bahwa Muhammadiyah bukan hanya gerakan amal dan struktural, tapi juga gerakan akhlak. Kader yang buruk akhlaknya, sejatinya sedang meruntuhkan pondasi Muhammadiyah.

✅ 5. Teladankan Kepemimpinan yang Amanah dan Mencerahkan. Pemimpin yang baik akan memotong mata rantai mufsid dengan keteladanan, ketegasan, dan kasih sayang. Bukan dengan pembiaran.

Mufsid Bukan Tak Mungkin Jadi Mujtahid, Tapi Harus Disadarkan
“Janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.”(QS. Al-Hasyr: 19). Mufsid Muhammadiyah bukan vonis abadi. Ia bisa berubah — jika diberi ruang untuk sadar, ditarik dengan hikmah, dan ditegur dengan cinta. Tapi jika dibiarkan, ia bisa menggerogoti tubuh Muhammadiyah seperti api yang membakar kayu dari dalam.

Maka marilah kita jaga barisan ini. Bukan hanya dengan ilmu, tapi juga dengan integritas dan akhlak, agar tak satu pun dari kita—tanpa sadar—tergelincir ke dalam level kelima ini.
Wallahu a’lam bishawab (***)

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: amrizalkaderopini

Dapatkan informasi terupdate dan terkini seputar InfoMu dan jadilah yang pertama

Tidak Setuju
Syaiful Hadi

Syaiful Hadi

Related Posts

Amrizal MPd
Opini

Enam Pengorbanan Kader dan Pimpinan Muhammadiyah Menghidupkan Organisasi dengan Jiwa, Bukan Sekadar Jabatan

13 Mei 2025
Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar
Opini

KHGT dan Ketiadaan Pembandingnya

11 Mei 2025
Miftah Fariz
Opini

Mewarisi Peran Profetik: Surah Al-Ma’un dalam Gerakan KH. Ahmad Dahlan

10 Mei 2025
Syahbana Daulay
Opini

Filsafat Sosial Haji: Perjalanan Spiritual Menuju Kesatuan dan Kemanusiaan

9 Mei 2025
Miftah Fariz
Opini

Sekolah Muhammadiyah: Menyiapkan Generasi Tangguh di Tengah Tantangan Zaman

8 Mei 2025
Opini

Kelalaian (Al-Ghaflah): Lupa yang Membunuh Kesadaran

6 Mei 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Temasek Polytechnic Singapura Kunjungan Edukasi dan Pertukaran Budaya ke UMSU

14 Mei 2025

Milad ke 37 Pesantren Modern Muhammadiyah Kwalamadu, Luluskan 151 Santri

14 Mei 2025

Raker Dikdasmen & PNF Medan Denai, Luncurkan Tujuh Program Strategis

14 Mei 2025
Amrizal MPd

Enam Pengorbanan Kader dan Pimpinan Muhammadiyah Menghidupkan Organisasi dengan Jiwa, Bukan Sekadar Jabatan

13 Mei 2025

Ketua PP Muhammadiyah Pujikan Semangat ‘Jihad’ Muhammadiyah Labuhan Batu Selatan

13 Mei 2025

PPIH Siapkan 27 Rute Bus Shalawat untuk Antar Jemaah Haji ke Masjidil Haram, Ini Daftarnya!

13 Mei 2025

Rakerda LazisMu Bener Meriah, Perkuat Sinergi Kelembagaan di Tingkat Daerah

13 Mei 2025
Infomu

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com

Navigasi

  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com