Kukuhkan PWM dan PWA Papua Pegunungan, Muhammadiyah Teguhkan Dakwah Pencerahan di Tanah Timur
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengukuhkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Papua Pegunungan sebagai PWM ke-38 pada Sabtu (8/11) di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Selain PWM dalam kesempatan yang sama juga dilakukan pengukuhan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Papua Pegunungan. PWM dan PWA Papua Pegunungan ini merupakan yang pertama pasca pemekaran Papua Pegunungan jadi provinsi tersendiri tahun 2022.

Hadir dalam sekaligus mengukuhkan, Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto dan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah, bersama Anggota MPKSDI PP Muhammadiyah Muhammad Saleh Tjan, Ketua PWA DIY Widiastuti, Wakil Ketua PWM DIY dr. Ahmad Faesol dan Riduwan.
Dikukuhkan sebagai Ketua PWM Papua Pegunungan periode Muktamar 2022-2027 adalah Rudihartono Ismail, sementara Ketua PWA Papua Pegunungan periode Muktamar 2022-2027 adalah Asmah Djafar yang merupakan pasangan suami istri.
Agung Danarto dalam amanatnya menyampaikan selamat atas amanah baru bagi PWM dan PWA Papua Pegunungan. Sebagai kepemimpinan wilayah baru, Agung berpesan untuk membangun urusan-urusan mendasar.
Pada kesempatan yang sama, Salmah Orbayinah menyampaikan bahwa di Papua Pegunungan ini akan segera menyusul aksi-aksi ibu ‘Aisyiyah untuk memajukan kehidupan masyarakat tanpa terkecuali.
Sementara itu, Ketua PWM Papua Pegunungan, Rudihartono Ismail berharap Sang Surya terbit dari timur dan memberikan pencerahan bagi seluruh anak bangsa. Terlebih melalui pendidikan dan kesehatan, Muhammadiyah ingin berbuat banyak untuk kebaikan masyarakat Papua Pegunungan.
“Dan kita ini adalah satu-satunya organisasi yang ada di Wamena, yang dikukuhkan langsung oleh Pimpinan Pusat,” ungkapnya.
Dia berharap, Muhammadiyah dapat berkolaborasi dengan berbagai organisasi, paguyuban, seluruh masyarakat dalam meningkatkan dan memajukan kehidupan di Papua Pegunungan.
“Hari ini telah terbentuk Muhammadiyah di Papua Pegunungan yang siap bergerak untuk berkolaborasi dengan program Pusat, dan pemerintah daerah untuk mengambil bagian memajukan masyarakat,” tuturnya.
Ketua PWA Papua Pegunungan, Asahan Djafar meminta dukungan dan kolaborasi dalam mengemban amanah ini. “Terlebih ‘Aisyiyah Papua Pegunungan ini masih belia atau bungsu, oleh karena itu kami meminta dukungan dan bimbingan,” tuturnya.
Dia berharap, hadirnya struktur Persyarikatan Muhammadiyah di Provinsi Papua Pegunungan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat. Tidak hanya untuk warga Muhammadiyah atau umat muslim saja, tapi untuk seluruh masyarakat Papua.
Harapan serupa juga disampaikan oleh Staf Ahli Gubernur Papua Pegunungan, Arun Wanimbo. Dengan tegas dia menyebut, Provinsi Papua Pegunungan harus belajar ke Muhammadiyah dalam mengelola dan memajukan manusia.
“Muhammadiyah akan menjadi mitra strategis dalam membangun kehidupan manusia yang unggul, sekaligus memupuk nilai-nilai adil dan penuh toleransi,” katanya.
Mewakili Gubernur Provinsi Papua Pegunungan, Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan bersikap netral – tidak condong ke salah satu golongan saja. Melainkan pembangunan dan kebijakan diarahkan untuk semua secara adil dan merata untuk Papua Pegunungan yang lebih baik. (muhammadiyah.or.id)






