Selasa, 31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Infomu
mccc sumut
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Kolom

Kompleksitas dunia modern dan Solusi Islam- sambungan

Imam Shamsi Ali

Fai by Fai
5 Januari 2023
in Kolom
A A
0
SHARES
11
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

*

Semakin termarjinalkannya kesadaran manusia tentang Tuhan atau tepatnya marjjnalisasi nilai-nilai ketuhanan (kefitrahan/kesucian) dalam hidup manusia menjadikan manusia semakin tidak sadar diri. “Mereka lupa Allah maka Allah menjadikan mereka lupa pada diri mereka sendiri” (Al-Quran).

Ketidak sadaran diri sebagai manusia yang secara esensial (mendasar) memiliki kefitrahan tadi menjadikan manusia semakin bingung dan kacau balau dalam cara pandang (mindset) maupun prilaku kehidupannya. Yang benar menjadi salah dan buruk. Yang salah boleh jadi dianggap benar dan baik.

Satu di antaranya adalah bagaimana manusia dalam dunia “so called modern” saat ini memandang konsep keluarga. Bahwa pandangan tentang dan Karakter dalam berkeluarga berubah secara mendasar. Konsep dasar keluarga menusia seperti pada semua ajaran agama-agama telah bergeser, bahkan terancam (being threatened).

Pergeseran atau ancaman kepada konsep Keluarga di dunia modern itu dapat terlihat pada segala aspeknya. Konsep perkawinan atau pernikahan yang secara traditional dikenal antara seorang pria dan wanita terancam dengan hadirnya apa yang disebut “universal marriage” dengan dasar “universal love” (cinta universal atau cinta lintas batas).

Akibatnya hubungan sesama jenis bukan lagi dianggap salah dan dosa. Sebaliknya bahkan menjadi bagian dari “basic human rights” (hak asasi mendasar manusia). Prakteknya dianggap sebagai bagian mendasar dari “freedom of choice” (kebebasan memilih) atau “freedom of expression” (kebebasan berekspresi).

Oleh karena hubungan sesama jenis ini yang terimplementasi dengan apa yang disebut “same sex marriage” (perkawinan sejenis), bahkan telah diformalkan (disahkan) dengan perundang-undangan, dari hari ke hari seolah menjadi pandangan “mainstream” dunia dalam mendefenisikan keluarga (khususnya di dunia so called Barat). Akibatnya setiap pandangan oposisi kepadanya dianggap melawan hukum dan nilai-nilai universal (kebebasan dan HAM) tadi.

Ancaman kepada tatanan keluarga dunia modern itu bahkan terjadi kepada upaya meruntuhkan institusi pernikahan. Pertanyaan nakal anak-anak muda seperti “emangnya dengan kata-kata: I do” dalam acara pernikahan menjadikan hubungan suami isteri berbeda dari yang tidak?”. Hal itu menggambarkan bahwa pemahaman keluarga tidak lagi terikat oleh institusi pernikahan. Itulah yang kita saksikan di kehidupan sebagian selebriti saat ini.

Contoh terdekat adalah bintang sepak boleh Ronaldo yang telah memilki beberapa anak dari “pacarnya”, Georgina Rodriguez. Syukurlah berita terakhir menyebutkan jika dengan diterimanya menjadi anggota sepak bola Saudi, Al-Nasar, Ronaldo segera akan menikahi pacarnya di Riyadh. Mungkin bagian dari jalan kebaikan bahkan hidayah baginya.

Ancaman lain kepada institusi pernikahan dunia modern adalah hadirnya konsep-konsep aneh dalam konsep cinta. Salah satunya adalah apa yang dikenal dengan cinta “silang”. Di mana sepasang suami-isteri boleh saja mencintai satu pasangan yang lain. Suami mencintai isteri orang. Dan orang itu mencintai isterinya. Demikian pula isteri masing-masing mencintai suami-suami tersebut. Jahatnya, konsep ini tidak terhenti pada batas perasaan. Tapi menjadi praktek hidup di mana mereka bisa saja melakukan hubungan suami isteri silang.

Generasi terabaikan

Selain pada konsep dan hubungan suami isteri dan pernikahan dalam dunia modern saat ini, ancaman itu juga sangat jelas pada sisi anak/keturunan. Dalam hal ini saya tidak berbicara tentang isu akidah atau agama. Tapi secara umum anak-anak menghadapi permasalahan mendasar dalam dunianya.

Keterbukaan dunia dengan kemajuan sains dan teknologi, khususnya di bidang informasi, menjadikan anak-anak terekspos pada dunia yang boleh jadi secara mendasar sangat berbahaya bagi perkembangan dan “well being” (kesejahteraan) mereka. Dari ancaman moralitas (pornography misalnya) hingga ke tekanan mental karena media sosial dengan segala hiruk pikuknya menjadikan banyak anak-anak yang tertekan dan kehilangan jatidirinya.

Belum lagi realita di Amerika misalnya yang mengatakan bahwa 50% lebih anak-anak (generasi muda) merasa kesepian (lonely generation). Bahkan 2/3 persen atau 2 dari 5 generasi muda di Amerika merasa hidup tanpa makna atau tujuan yang pasti.

Akibatnya anak-anak atau generasi muda ini memiliki perasaan marah (angry) dan cenderung putus asa. Walhasil berbagai kekerasan termasuk penembakan menjadi pemandangan umum di negara yang merasa isrimewa (exceptional) ini. Indikasi itu nampak pada kecenderungan anak-anak muda bermain game atau Mendengarkan musik-musik yang bernada keras. Bahkan indikasi itu juga terlihat pada prilaku anak remaja kepada orang tuanya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh perusahaan internasional di bidang kesehatan bernama Cigna di tahun 2019 disebutkan bahwa salah satu penyebab dari generasi kesepian (lonely) dan marah (angry) itu karena mereka merasa terabaikan. Perhatian dan kasih sayang orang tua mereka rasakan sangat minim.

Kesimpulan dari semua itu adalah jika suami-isteri dan anak-anak telah mengamami kekacauan hidup seperti di atas maka tentunya institusi keluarga telah porak poranda. Dan dalam sebuah bangsa, bagaimanapun hebatnya, jika institusi kekuarga rusak maka bangsa itu dapat dikategorikan “a fail nation” (bangsa yang gagal).

Lalu apa solusi Islam menghadapi realita dunia modern ini? (Bersambung….).

* NYC Subway, 3 December 2023

* Presiden Nusantara Foundation

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook

Dapatkan informasi terupdate dan terkini seputar InfoMu dan jadilah yang pertama

Tidak Setuju
Fai

Fai

Lahir dan besar di Medan, Sebelumnya bekerja di Kantor Berita ANTARA Biro Sumatera Utara, kemudian stringer di ANTARAFOTO.com

Related Posts

Salan Marpaung Ketia Fokal IMM Sumatera Utara
Kolom

Kolom Sahlan Marpaung: Catatan Kecil untuk Musywil ke-13 Muhammadiyah

30 Januari 2023
Kolom

Kolom Salmi Abbas: Menakar Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara

29 Januari 2023
Imam Shamsi Ali
Kolom

Kolom Imam Shamsi Ali : Membakar Kitab Suci: Kebebasan atau Pelecehan?

27 Januari 2023
Shohibul Anshor Siregar
Kolom

Kolom Shohibul Anshor Siregar: Muhammadiyah dan Politik

25 Januari 2023
Kolom

Kolom Talkisman Tanjung: Apakah Muhammadiyah itu ?

24 Januari 2023
Kolom

Kolom Talkisman Tanjung: Kenapa Kita Harus Ber-Muhammadiyah

16 Januari 2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Salan Marpaung Ketia Fokal IMM Sumatera Utara

Kolom Sahlan Marpaung: Catatan Kecil untuk Musywil ke-13 Muhammadiyah

30 Januari 2023

Berkeliling Aqsho, Melihat Jejak Sejarah Islam dan Perjuangan Palestina Membaskan Tanah Suci

30 Januari 2023

Urgensi Kader Ulama dan Zu’ama dalam Menjaga Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam

30 Januari 2023

Kiai Cholil: OKI Harus Lebih Lantang Lagi Sikapi Kasus Pembakaran Alquran

30 Januari 2023

Pemkot Medan terus pantau penanganan stunting di kelurahan

30 Januari 2023

Semangat Wal’ashri, Ajaran Kiai Dahlan yang Sering Dilupakan

30 Januari 2023

Sekretaris PPM Muhammad Izzul Muslimin Hadiri Hari Bermuhammadiyah Deli Serdang

30 Januari 2023
Infomu

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com

Navigasi

  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com