Puasa Merubah Kehidupan Menjadi Lebih Baik
Oleh : Drs. Talkisman Tanjung
Sebagai sebuah syari’at puasa merupakan ibadah yang luar biasa dan tidak pernah habis dan selesai untuk digali manfa’at, hikmah dan dampaknya bagi manusia. Dari tahun ke tahun selalu saja bermunculan ide-ide kreatif dan pemikiran inovatif tentang hasil penelaahan atau pengkajian terhadap syari’at puasa diwajibkan Allah SWT kepada manusia (khusus orang beriman). Mulai dari Fadhilah atau keutamaan-keutamaan ibadah puasa, ganjaran yang didapatkan dari ibadah puasa dan sampai kepada manfa’at secara duniawi seperti kesehatan (fisik dan psikis) bagi yang berpuasa.
Dilain kesempatan Rasulullah memviralkan kepada semua orang, bahwa siapa saja yang didasari oleh keimanan dan ihtisab melaksanakan ibadah puasa, akan diampuni dosanya yang telah lalu.من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدما من ذنبه.
Dan statemen tersebut dipertegas oleh hadits yang lain, bahwa siapapun yang berpuasa, lantas tidak bisa meninggalkan dusta dan perbuatan keji, maka Allah SWT tidak berkepentingan dengan puasa orang yang bersangkutan.
Secara fundamental ibadah puasa yang dikerjakan orang beriman apabila sesuai dengan tutorialnya akan merubah kehidupan menjadi lebih baik. Disaat berpuasa orang tidak akan berani marah-marah karena takut puasanya batal. Bahkan Rasulullah SAW memberikan tutorialnya apabila ada yang mengajak konflik bahkan perkelahian, maka sampaikanlah ucapan اني صائم (sesungguhnya aku sedang puasa) dan segera meninggalkan lokasi tersebut. Disa’at berpuasa orang tidak akan berani berdusta, memanipulasi dan sebagainya, karena takut puasanya batal. Orang tidak akan berani untuk korupsi sedangkan ia sedang berpuasa, bukan karena tidak berani atau tidak ada peluang, tetapi justru disebabkan karena takut puasanya batal.
Seorang yang berpuasa justru akan menjaga keta’atannya kepada Allah SWT, ia secara tiba-tiba rajin ke Masjid, rajin melaksanakan shalat Sunnah, rajin baca Al-Qur’an, dan secara sosial kesalehannya pun terbina dengan rajin bersedekah, serta senantiasa peduli terhadap orang-orang yang dhu’fa’ dan tidak punya waktu untuk pekerjaan yang sia-sia apalagi hanya untuk bermain-main. Selama berpuasa ia hanya fokus untuk beribadah dan beribadah, sebuah kondisi religius yang terjadi tiba-tiba, kemudian berlangsung dalam waktu yang tertentu (ايامامعدودات). Kita tidak menemukan ada praktek tangkap basah oleh petugas (keamanan atau KPK) dalam kejahatan-kejahatan dan tindak pidana korupsi terhadap orang-orang yang sedang berpuasa, artinya, ibadah puasa telah dan sedang membentuk karakter baru bagi yang bersangkutan. Telah terjadi perubahan kehidupan didalam diri seseorang. Yang biasa kasar, akan berubah menjadi lembut dan peramah. Yang sering korupsi, selama puasa menjadi tidak tertarik untuk melakukannya seolah-olah dia sedang diawasi secara ketat oleh petugas keamanan dan penegak hukum. Yang biasa waktunya lebih dominan di tempat-tempat hiburan, lokasi santai dan tempat bermain-main, mengaso dan sebagainya, saat ini justru lebih banyak kemasjid dan beribadah.
Berbagai perbuatan fasad dan destruktif akan hilang pada diri orang yang sedang berpuasa, dan jika situasi dan kondisi seperti ini terlaksana dengan intensif dalam waktu yang telah ditentukan otomatis akan membuat kehidupan seseorang jauh lebih baik. Pola pikirnya akan senantiasa positif dan konstruktif, dan seluruh pembiasaan selama berpuasa itu akan menjadi media training bagi dirinya.
Namun demikian,berdasarkan statemen Rasulullah SAW, tidak semua orang bisa berpuasa sesuai tutorial yang dicontohkan Rasulullah, sehingga gagal dalam merubah dirinya. Dan konsekwensi dari kegagalan tersebut, maka dia tidak akan memperoleh apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus saja. رب صاءمين ليس له من صيامه الا الجوع والعطس
Banyak orang berpuasa tidak ada yang diperolehnya melainkan hanya lapar dan haus saja.
Sebagai konklusi dari tulisan ini bahwa, siapapun yang berpuasa sesuai tutorial yang dicontohkan Rasulullah SAW dan kemudian diamaljan secara berkesinambungan setelah Ramadhan, misalnya melaksanakan puasa-puasa Sunnah seperti puasa pada hari Senin dan kamis, demikian juga puasa Sunnah pertengahan bulan (ayyamul bidh) “niscaya akan mampu merubah kehidupannya kepada yang lebih baik. _Wallahu a’lam bish shawwab._
Batahan, 13 Ramadhan 1446 H.