• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Safrin Octora : de Gea

Safrin Octora

Kolom Safrin Octora : Kingsley Coman

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
1 September 2020
in Kabar, Kolom
86

Kingsley Coman

Oleh : Safrin Octora

Tidak ada yang menyangka, umpan lambung dari Joshua Kimmich yang ditujukan kepada Robert Lewandowski pada menit ke 59, ternyata didapat oleh (Kingsley) Coman . Tanpa membuang waktu, assist Kimmich itu langsung ditanduk oleh Coman. Gawang Paris St. Germain (PSG) klub sepakbola dari Perancis yang dijaga oleh Keylor Navis, bergetar. Satu kosong untuk Bayern Muenchen, klub asal kota Munich Jerman. Dan itu satu satunya gol dalam pertandingan tersebut.

Satu satunya gol itu memberikan kemenangan bagi  Bayern FC dan membawanya  melangkah ke pertandingan berikutnya yaitu babak final liga sepakbola Eropa, atau yang lebih dikenal dengan Piala Champion. Piala Champion adalah kasta tertinggi kejuaraan antar klub di benua putih itu.

Sementara PSG harus menelan  pil pahit, pulang kandang, dan melupakan trophy Piala Eropa yang belum sekalipun mereka raih dan telah lama diidam-idamkan. Kalah terhormat, dalam satu pertandingan yang indah dan ciamik bagi PSG adalah suatu hal yang lumrah.  Namun kekalahan sekali ini sangat menyakitkan. Si pencetak gol  – Kingsley Coman – adalah anak asuhan PSG sejak dari muda dan mengenal olahraga yang dimainkan oleh tim dengan sebelas pemain ini.

 

Lahir di Perancis pada 13 Juni 1996, Coman adalah berdarah Guinea Prancis dari ayahnya dan ibu yang asli Prancis. Ayah Coman berasal dari kota Guadeloupe – sebuah kota yang merupakan protektorat Prancis yang terletak di laut Karibia, sebelah tenggara Puerto Riko. Guadeloupe banyak menghasilkan pemain sepak bola terkenal  yang membela Prancis di tingkat dunia. Pemain pemain sepakbola Prancis seperti Thierry Henry, Claude Makalele, Lilian Thuram dan Frank Lebouef adalah kelahiran Guadeloupe.

Memiliki tinggi yang ideal untuk seorang pemain sepak bola yaitu 178 Cm, Coman memulai mengenal sepakbola ketika masuk akademi sepakbola PSG ketika usianya masih 8 tahun. Semangat yang tinggi untuk menjadi pesepakbola membuatnya cukup lama bertahan di PSG.

Debut professional Coman diawali dari klub PSG pada usia 16 tahun delapan bulan, tepatnya dimulai pada tahun 2013. Ini berarti setelah selama 9 tahun, bergabung dengan akademi sepakbola dan PSG Junior pada 2004. Selain menjadi pemain di klub PSG, Coman juga adalah anggota skuad utama tim Prancis U-16 dan berlanjut ke tim Prancis U-17.  Meskipun cukup lama berlatih dan telah menjadi bagian utama skuad Prancis Junior, namun prestasi Coman  tidak berkembang di  PSG.

Kondisi ini menbuat Kingsley Coman meninggalkan klub yang memiliki home base di kota Paris Prancis ini. Klub professional pertamanya di luar Prancis adalah Juventus yang bermarkas di Torino Italia tahun 2013.  Di klub yang memiliki nama stadion Juventus Arena ini, Coman hanya bertahan hingga 2014, karena prestasinya biasa-biasa saja. Meskipun posisinya adalah pemain sayap (winger) – posisi yang biasanya sangat ditakuti lawan karena umumnya memiliki kecepatan tinggi ketika menusuk ke pertahanan lawan – namun di Juventus Coman lebih banyak menduduki bangku cadangan.

Melihat ini Bayern FC yang bermarkas di Muenchen Jerman, meminjam Kingsley Coman pada musim 2014. Di Bayern FC, kepiawaian Coman menggocek mulai menampakkan hasil. Statusnya sebagai pemain pinjaman di Bayern FC bertahan hingga 2017.

Lalu pada 2017 itu juga manajemen Bayern FC meminta Kinglesy Coman untuk mejadi skuad utama klub asal kota Munich Jerman ini. Untuk mendapatkan Coman ini, Bayern FC membayar uang transfer sebesar 28 juta Euro atau Rp.488 milyar. Harga itu sebenarnya merupakan harga yang sangat fantastis dibayarkan kepada Coman. Bukan apa apa. Sebagai pemain sayap sebenarnya Coman sudah mulai mengalami penurunan kemampuan. Operasi kaki yang sempat dua kali dilakoninya, merupakan faktor utama yang membuat banyak orang meragukan kemampuannya untuk menggocek si kulit bundar. Hal ini juga yang membuat  Didier de Champs pelatih kepala tim Prancis,  tidak memanggil Coman untuk masuk ke dalam skuad Prancis menghadapi Piala Dunia di Rusia 2018

Namun keraguan itu tidak muncul pada   Hans-Dieter Flick, pelatih tim Bayern Muenchen yang pernah menjadi pemain di klub berjulukan “die roten” atau si merah 29 tahun yang lalu. Flick yang dikenal dengan prilaku pelatih yang tidak bossy, melupakan cedera kaki yang pernah dialami Coman dan  menempatkannya  pada posisi sayap (winger) ketika berhadapan dengan klub yang mmbesarkannya, PSG Paris. Kepercayaan Flick dibayar kontan oleh  Coman. Umpan assist dari Josua Kimmich diterima Coman dengan sundulan kepala yang langsung menandukkan si kulit bundar itu  sehingga menggetarkan gawang PSG yang di kawal Keylor Navas.

Melihat kemampuan Coman yang berlari cepat menyongsong umpan lambung Josua Kimmich, banyak penonton yang tidak percaya kalau dia pernah dua kali mengalami operasi kaki. Keberhasilan Coman memasukkan bola ke gawang PSG, jelas sangat membanggakannya sebagai anggota skuad Bayern FC.

Namun sebagai pemain yang pernah dibesarkan oleh PSG, Coman memberikan empaty atas kemenangan Bayern FC. Setelah pertandingan yang melelahkan itu Coman berkomentar bahwa dia bersedih atas gol yang dibuatnya itu sehingga membuat klub yang berjulakan Les Parisien itu harus tersingkir dari Liga Champion, kasta tertinggi pertandingan sepakbola antar klub tahunan di benua Eropa itu.
Tapi Kingleys Coman, tetap professional. Lebih lanjut Coman mengatakan bahwa dia adalah bagian dari skuad Bayern FC.  “Jadi saya harus memenangkan setiap pertandingan untuk kemenangan klub dimana saya bernaung”, ujarnya.

Artinya bagi seorang professional, tidak ada cerita nostalgia masa lalu. Dia harus menunjukkan kerja keras untuk klub yang membayarnya mahal untuk sebuah kemenangan yang membanggakan. Itu telah dilakukan oleh Kingsley Coman. Dia bekerja professional. Bayern FC, tidak rugi membayar tranfernya yang cukup tinggi dari Juventus di 2013.  Untuk kerja keras Kingsley Coman, kita wajib mengucapkan salut kepadanya.

Penulis, Dosen USU dan Pengamat Media

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Previous Post

Hadapi Pandemi Covid, Aisyiyah Luncurkan Program KeLentingan Keluarga

Next Post

Pemerintah Harus Hentikan “Manusia Silver” dari Jalan Raya

Next Post
Pemerintah Harus Hentikan “Manusia Silver” dari Jalan Raya

Pemerintah Harus Hentikan "Manusia Silver" dari Jalan Raya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.