• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Hasan Bakti Nasution: Manusia Sang Khalifah “Zalim dan Dungu”

Hasan Bakti Nasution

Kolom Hasan Bakti Nasution: Manusia Sang Khalifah “Zalim dan Dungu”

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
7 Januari 2021
in Kabar, Kolom
86

MANUSIA, SANG KHALIFAH “ZALIM DAN DUNGU”.

Oleh :  Hasan Bakti Nasution

“Manusia Kujadikan khalifah”, begitu bahasa Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah/2: 30. Khalifah di sini bermakna sebagai “wakil” Tuhan dalam mengelola alam sesuai kehendak Tuhan, yaitu membawa kemashlahatan bagi umat manusia. Agar tugas ini dapat dilaksanakan dengan baik, tentu manusia harus memiliki kompetensi, baik secara fisik (jism) maupun inetelektual (‘ilmi), atau “basthathan fil-‘jismi wal-‘ilmi”, kata al-Qur’an pada surat al-Baqarah/2: 247.

Dua kompetensi umum ini berkaitan dengan keberadaan Nabi Daud AS sebagai khalifah, karena memang saat itu dalam suasana perang, jadi butuh kekuatan fisik dan kecerdasan strategi perang. Kemudian, pada era Nabi Muhammad Saw diperluas menjadi empat  kompetensi, yaitu shiddiq (benar, bukan pembohong), amanah (terercaya, bukan pengkhianat), tabligh (aspiratif, mengatakan yang benar sebagai kebenaran), dan fathanah (cerdas).

Kemudian sesuai perkembangannya, dirumuskan empat kompetensi baru, yaitu kompetensi intelekual (intellectual quation), kompetensi spiritual (spiritual quation), kompetensi emosional (emotional quation), dan kompetensi sosial (social quation).

Sayangnya, kompetensi ini mengalami pergeseran, digantikan oleh kompetensi “dana” alias uang, seiring dengan lahirnya budaya pemilih yang juga cenderung materialistik hedonistik. Jadilah “pemilik uang” menjadi solusi, sebagai penyelesai masalah. Atau dalam teori modernitas disebut dengan ‘tuhan-tuhan baru”. Sebagai ‘tuhan” baru, maka iapun mengendalikan “hamba-hambanya” untuk mematuhinya, apapun maunya.

Akibatnya, missi membela kepentingan  masyarakat beralih menjadi membela kepentingan ‘tuhan” barunya. Akhirnya terjebak pada penzaliman masyarakat karena membela kepentingan “tuhan-tuhan” baru. Tentu akan berdampak pada pudarnya kemashlahatan bersama menjadi kemashlahatan kelompok atau orang.

Dalam kondisi ini sudah barang tentu Tuhan “kecewa” melihat manusia yang sudah mengabaikan tugas kekhalifahan. Saat inilah Tuhan mencap mereka sebagai orang zalim dan dungu alias bodoh, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Ahzab/33: 72. Kata Allah:
“Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh”.

Semoga ini bukan kutukan, dan semoga sang khalifah ideal akan lahir, sesuai janji Allah melalui hadits Nabi: “Sesungguhnya Allah mengutus bagi umat ini setiap 100 tahun seorang pembaharu yang akan memperbahari persoalan keagamaan mereka” (Inna Allah Yab’atsu lihazihil ummah ‘ala raksi kulli mi’ati sanah man yujaddidu laha amra dinaha).  Mudah-mudahan…!!!

Penulis, Hasan Bakti Nasution, Guru Besar UINSU

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: hasan bakti nasutionkolom
Previous Post

Dr Jebul Suroso Terpilih menjadi Rektor UMP

Next Post

Senada Pemerintah, MCCC : PSBB Tepat Dilakukan

Next Post
Senada Pemerintah, MCCC : PSBB Tepat Dilakukan

Senada Pemerintah, MCCC : PSBB Tepat Dilakukan

Comments 86

  1. elfan says:
    5 tahun ago

    BENARKAH TUHAN MERASA ‘KECEWA’ MELIHAT MAKHLUK CIPTAANNYA, MANUSIA MENGABAIKAN TUGAS KEKHALIFAHAN?

    NABI DAN RASUL JUGA SEBAGAI KHALIFAH: INI STANDAR BUAT ULAMA YANG SELAMA INI TERABAIKAN!

    UMAT MENCARI ULAMA YANG KHALIFAH (QS. 6:165 DAN 38:26) DAN ULIL AMRI (QS. 4:59)!

    MENCOBLOS CALON ORANG NOMOR SATU ATAU KHALIFAH (QS. 6:165) S.D. KITA TELAH BERBAIAT KEPADA CALON PEMIMPIN UMAT!

    Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. [SQS. Saad, 38:26]

    Peran khalifah dalam konteks kehidupan umat Muslim

    Amanat Al Quran yang kuat itu adalah mewajibkan umat Muslim mempunyai kepemimpinan sesuai dengan teladan para nabi (QS. 38:26) terakhir dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah sesuai dengan wilayah domisilinya masing-masing (QS. 49:13) apakah namanya khalifah (a.l. QS. 2:246-247, 5:51, 57, 6:165, 9:23) atau orang nomor satu atau presiden, kanselir dsb. sesuai dengan kesepakatan umat dan rakyatnya.

    Dalam konteks Indonesia

    Lalu bagaimana tata kerja si penguasa atau sistem pelaksanaan kekuasaan, ya silahkan sesuai dengan perjanjian para elit penguasa seperti adanya Piagam Madinah atau di Indonesia ada Pembukaan UUD 1945 ya sepanjang tidak melanggar prinsip akidah, mangga atur permainannya bernegara, bermasyarakat dan berbangsa.

    Kemudian Al Quran pun tidak memberi peluang sebagaimana yang diyakini oleh sebagian besar umat Muslim yakni adanya paham Akhir Zaman dan paham mesianiknya dimana akan turun kembali Isa Al Masih dan berduet dengan Imam Mahdi entah versi Syiah atau Sunni.

    Jadi sinyal gaib dalam kepemimpinan khalifah yang sifatnya muamalat tidak ada karena itu Nabi Muhammad SAW tidak ikut campur dalam menentukan pengganti beliau jika wafat. kalau khalifah yang dipilih umat Muslim adalah tokoh kaffah, maka sudah pasti dia akan mengendalikan penerapan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kepemimpinannya.

    Pentingnya peran ulama dalam lingkungan kehidupan umat Muslim

    Seribu ulama yang hebat tak ada artinya jika dibandingkan dengan seorang Muslim yang mampu menjadi penguasa, khalifah (QS. 6:165), ya presiden, ya gubernur, ya bupati atau ya walikota kemudian dia dan para pendukungnya berkenan, istiqamah untuk menerapkan prinsip-prinsip ajaran syariat Islam dengan adil (QS. 38:26) di negeri yang dipimpinnya sendiri.

    Daud As. sudah sebagai nabi dan rasul, tapi karena tuntutan zaman maka beliau dianugerahi sebagai khalifah (QS. 38:26) dan Nabi Muhammad SAW pun adalah khalifah (level seorang nabi, QS. 38:26) terbukti beliau harus hijrah lokasinya ke Madinah.

    Abu Bakar juga dinobatkan sebagai khalifah (QS. 6:165) sebagai tokoh bukan nabi sudah pasti beliau ulama dan tokoh sebagai Muslim angkatan awalnya.

    Jadi kalau seorang ulama hanya sekedar mampu jadi ulama maka sebaiknya jangan dilebelkan sebagai pewaris para nabi karena terlalu berat amanat tersebut kecuali jika beliau jadi orang nomor satu baik level negara atau daerah seperti Presiden Erdogan.

    Umat Muslim tidak perlu menanti sang Imam Mahdi yang berduet dengan Isa Al Masih di Akhir Zaman atau menanti Satrio Piningit berdasarkan sinyal gaib kelangitan.

    Dalam konteks keumatan bisa jadi Tuhan kecewa?

    Simak copasan di bawah ini:

    Dalam kondisi ini sudah barang tentu Tuhan “kecewa” melihat manusia yang sudah mengabaikan tugas kekhalifahan. Saat inilah Tuhan mencap mereka sebagai orang zalim dan dungu alias bodoh, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Ahzab/33: 72. Kata Allah:

    “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh”.

    Semoga ini bukan kutukan, dan semoga sang khalifah ideal akan lahir, sesuai janji Allah melalui hadits Nabi: “Sesungguhnya Allah mengutus bagi umat ini setiap 100 tahun seorang pembaharu yang akan memperbahari persoalan keagamaan mereka” (Inna Allah Yab’atsu lihazihil ummah ‘ala raksi kulli mi’ati sanah man yujaddidu laha amra dinaha). Mudah-mudahan…!!!

    https://infomu.co/2021/01/07/kolom-hasan-bakti-nasution-manusia-sang-khalifah-zalim-dan-dungu/

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.