Etos Rasulullah Dalam Menjalankan Bisnis
Oleh Muhammad Syafriardan
Dewasa kita tengah dihadapkan dengan sebuah keadaan dimana pemaknaan arti toleransi sangat begitu heterogenitas dalam memahaminya. Penting memahami serta menerapkan hidup toleransi antar sesama, terlebih kita hidup di sebuah negara Indonesia, yang notabene nya memiliki beragam perbedaan yang dimana letak kekuatan Indonesia itu sendiri adalah perbedaan namun tetap dalam bingkai Pancasila. Namun demikian pula dalam etika prinsip berbisnis dalam konteks syariah. Toleransi dalam berbisnis penting posisi nya dalam penerapannya di keseharian.
Adapun yang dimaksudkan dengan toleransi dalam berbisnis yakni dimana sebuah keadaan antara konsumen dan produsen sama-sama memberikan kemudahan dan keringanan dalam bertransaksi, tidak bersifat kaku apalagi menitik beratkan diantara salah satu pihak. Didalam perilaku kehidupan berbisnis, sikap toleran mutlak dibutuhkan, bahkan bisa dikatakan sebagai pondasi awal serta kunci dalam meraih keberkahan dan keberhasilan dalam bisnis yang dilakukan. Dalam melakukan aktivitasnya, seorang pebisnis tidak akan pernah mungkin terlepas dari hal kesalahan dan kecacatan. Hal ini penting dipahami oleh seluruh pelaku bisnis dalam relasi hubungan baik dalam kegiatan berbisnis.
Menurut ulama kontemporer Imam Nawawi berpendapat bahwa berlaku toleransi dalam berbisnis juga termasuk perbuatan baik yang akan diapresiasi oleh Allah SWT. dengan konsep pahala yang dikenal dalam Islam. Berbisnis merupakan salah satu jalan perjuangan yang telah Rasulullah Saw lakukan. Muhammad SAW. adalah seorang pebisnis ulung yang kala itu bersama istrinya Khadijah. Setiap transaksi yang beliau lakukan selalu mendatang keuntungan besar baik bagi Muhammad SAW. sebagai seorang penjual juga kepada kolega bisnisnya. Sebagai seorang pedagang, Rasulullah sangatlah terkenal akan kejujuran nya dalam transaksi, tidak mengurangi timbangan atau pun melebihkannya, dan selalu memegang janji yang diucapkannya. Begitu lah etis berbisnis yang telah dari lama Rasulullah Saw contoh kan sebagai Uswatun Hasanah bagi umatnya.
Strategi ala Syari’ah Zaman Now
Dalam membangun personal branding produk nya dipasaran, Rasulullah tidak hanya akan mengambil keuntungan yang sedikit dan berlaku jujur. Namun lebih dari itu, bentuk sikap toleran beliau dalam menjalankan bisnis nya dalam berhubungan dengan rekan bisnisnya tetap selalu dalam komitmen. Salah satunya adalah saat beliau sering memberi yang terbaik dari perjanjian yang telah tersepakati dengan kolega bisnis nya. Terhadap konsumen nya yang tidak mampu membayar secara kontan, beliau memberikan tenggat waktu yang cukup, bahkan jika kondisinya tidak sangat memungkinkan untuk dapat melunasi barang dagangannya yang dibeli, beliau membebaskan nya sama sekali.
Bila kita perhatikan perlakuan Rasulullah dalam etika berbisnis nya, maka dapat terlihat dan menyimpulkan sebuah konsep pemasaran yang sangat jitu dalam strategi pemasarannya. Konsep pemasaran yang dilakukan oleh Rasulullah sangatlah tidak memberatkan konsumen nya. Hal ini jika kita bandingkan dengan kenyataan dunia bisnis saat sekarang sangatlah berbeda jauh. Jika dahulu Rasulullah dalam berdagang dalam mengambil margin keuntungan hanya secukupnya.
Hari ini bisa kita lihat dengan sendirinya, kita senang sekali untuk membeli barang-barang dengan harga sangat murah. Konsumen mana yang menolak untuk membeli barang dengan harga yang lebih murah dengan harga lebih murah dengan kualitas yang sama. Karena itu, sebagai posisi nya penjual, selaiknya seorang penjual memasang harga produk nya dengan harga yang terjangkau oleh pasaran. Cara nya yakni dengana mengambil margin keuntungan tidak terlalu sangat tinggi. Dengan begini harga produk yang relatif murah, kemungkinan besarnya produk kita akan lebih cepat terjual dan kiranya kita akan memiliki seorang konsumen atau pelanggan tetap yang menjadi pembeli setia bisnis kita.
The Power of Prayer
Apapun pekerjaan termasik pebisnis memiliki rentan berbuat dosa. Oleh karena nya, senantiasa nya seharusnya ia memohon pertolongan kepada Allah agar bisa tetap berlaku Istiqomah sehingga terhindar dari jebakan dosa yang ia lakukan dalam bisnisnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Nasa’i dari Ummu Salamah, setiap selesai shalat subuh Rasulullah selalu berdoa agar senantiasa diberi rezeki yang terhindar dari dosa “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, amal ibadah yang diterima dan Rezeki yang halal“.
Dalam sebuah riwayat lain menceritakan seorang budak mukatab (budak yang sedang dalam proses merdeka dengan memberikan sejumlah harta kepada tuannya) mengeluh kepada Ali Ra : ” Aku tidak sanggup membayar untuk kebebasan ku, bantulah Aku”, Ali menjawab : ” Maukah engkau aku ajarkan beberapa kalimat yang pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw kepada ku, andai engkau memiliki utang sebesar gunung Tsubair sekalipun, niscaya Allah akan terus membantumu untuk dapat melunasi nya. Kemudia Ali berkata : Ucapkanlah ” Ya Allah, cukupkan bagiku rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berikanlah kepada ku kekayaan dengan karunia mu sehingga aku tidak meminta kepada selain engkau” (HR. Tirmidzi).
Dalam hadis ini Rasul telah mengajarkan kepada Ali Ra bahwa seseorang yang tengah berusaha untuk mendapatkan sesuatu, tidak hanya butuh usaha saja yang optimal, namun juga perlu berdoa kepada Allah, karena pada hakikatnya, manusia sebagai makhluk nya tuhan hanya bisa hanya bisa berusaha seoptimal mungkin, namun perkara rezeki merupakan hak dari Allah untuk hamba nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang tetap istiqomah dalam menjalankan aktifitas yang diridhoi oleh Allah SWT. amiin.
Muhammad Syafriardan Mahasiswa Akuntansi Syariah UIN Sumatera Utara