DOKTER BERTARUNG, MARI MERENUNG DI ANGKA 100
Oleh Dr.dr. Umar Zein (FK UISU Medan)
Hari ini angka itu terjangkau. Seratus Dokter gugur. Bibir tak mampu lagi berucap, tapi jemari dan benak masih sinergi ingin menulis ini.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 mendekati sempurna sebagai konsep dan pedoman penanggulangan pandemi covid-19 di Indonesia, kalau dilaksanakan secara sentralisasi dari pusat ke seluruh daerah sampai ke desa dan kelurahan.
Hulu masalah wabah adalah preventif dan promotif yang harus proaktif melibatkan lintas sektoral secara kontinu disertai monitoring dan evaluasi berdasarkan data dan fakta di lapangan.
Indonesia acapkali hadapi wabah sporadis sejak sebelum negara ini merdeka. Catatan sejarah pandemi dan epidemi seperti Cacar, morbili, sampar, frambusia, malaria, polio, DBD, chikungunya, leptospirosis, anthrax, diferi, pertusis, tetanus, cholera, flu burung, hingga covid-19 saat ini yang paling lama periode tularnya dan jumlah kasus terus meningkat, bagai tak bergeming terhadap segala sikap dan cakap. Arena tarung bersimbah jenazah bagai tak sudah menuai lelah. Semua pihak tak mudah mengaku salah. Itu lumrah! Masalah harus tidak dipermasalahkan, tapi dicari, diamati, diskusi, faktor-faktor inti untuk tindakan solusi, dengan mengerahkan semua potensi negeri.
Sembari bertarung para sejawat, penuh risiko virus berkelebat, mari luangkan waktu untuk merenung, hilangkan pemikiran rugi-untung. Kritik dan saran terus diusung, agar angka-angka tidak terus melambung.
Bila kita tak terima kritik, berarti bukan orang cerdik, apalagi marah dan panik, pakar bicara fakta bukan intrik politik.
Upaya kita harus optimal, agar kelak tidak menyesal, jangan dulu berharap kebal, selagi obat dan vaksin belum final. Jangan harap wabah mereda, kalau protokol kesehatan belum membudaya, hoax mengisi sosial media, pernyataan non ilmiah masih dipercaya.
Tenaga kesehatan harus terlindung, alat pelindung tak boleh tanggung, janji insentif jangan diurung, perjuangan kami butuh didukung.
Ini hanya sekedar renungan, bukan tujuan saling menyalahkan, bukankah Kitab Suci mengajarkan, ingat mengingatkan dalam sabar dan kebenaran?
***
Medan, 31.08.2020