Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag/HP. 085361075856
Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam serta Pascasarjana UIN SU Medan
Pendahuluan
Dalam as-Sunnah umat Islam harus mewaspadai kemimpinan yang dipegang oleh orang-orang yang tergo long bodoh (as-Sufaha’), yakni mereka yang dalam kepe mimpinannya tidak mengikuti petunjukan Rasul saw. De ngan adanya penjelasan ini, umat Islam waspada dan tidak memilih dan mendukung pemimpin yang memiliki kriteria sebagaimana yang diberitakan oleh Rasul saw.
Perbedaan Pemimpin dan Manajer
a. Manajer mengandalkan kontrol dan pemimpin membangun kepercayaan.
Manajer bertindak seperti bos dengan mengendali kan bawahan mereka, dan mengatur tugas-tugas administrasi. Di sisi lain, para pemimpin memberi kan arahan, inovasi, dan menginspirasi. Mereka mengandalkan kepercayaan yang telah dibangun antara dirinya dan anggota tim untuk menjadi kekuatan, dan motivasi, sehingga dapat meningkat kan produktivitas. Berbeda dengan manajer yang lebih mengutamakan kontrol dan mengatur dengan memainkan emosi takut.
b. Manajer menjaga fungsi organisasi, dan pemimpin membangun visi bersama.
Setiap organisasi membutuhkan manajer untuk meme nuhi target perusahaan. Di sisi lain, pemimpin perlu memberikan perhatian pada karyawan supaya termotiva si dan terinspirasi. Para pemimpin bekerja dengan tim untuk membangun visi bersama, dan masa depan peru sahaan. Manajer bekerja melalui sistem oprasional pro sedur dan menjaga sistem tersebut berjalan dengan se mestinya. Sedangkan para pemimpin memandang gam baran yang lebih besar seperti perubahan, dan masa de pan perusahaan.
Pemimpin yang baik dan arif memikirkan masa depan keberlangsungan lembaga, organisasi, perusahaan, atau negara yang dipimpinnya. Manajer berpikir praktis, memikirkan jangka pendek, karena memang dia berbuat sesuai dengan tugas yang diberikan.Jadi, seorang top leader (pemimpin paling atas) tidak semestinya mengerjakan pekerjaan bawahannya, misalnya urusan WC, got atau sampah cukuplah itu pekerjaan CS (Cleaning Service). Sehingga job description tugasnya masing-masing berjalan sesuai dengan wewenangnya.
Pengertian Kepemimpinan Bodoh (Imarah as-Sufaha’)
As-Sunnah tentang kepemimpinan bodoh
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ ابْنِ خُثَيْمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ وَالصَّلَاةُ قُرْبَانٌ أَوْ قَالَ بُرْهَانٌ يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ النَّاسُ غَادِيَانِ فَمُبْتَاعٌ
Berdasarkan as-Sunnah di atas, dapat diambil pelajaran bahwa pemimpin bodoh itu adalah para pemim pin negara sesudah masa zaman Rasul saw hingga kini yang tidak mengikuti petunjuk Rasul saw dan tidak pula berjalan berdasarkan as-Sunnah.
Pada penjelasan sahabat di atas dikatakan bahwa sahabat ‘Auf bin Malik khawatir akan 6 hal, yaitu:
1) kepemimpinan orang-orang bodoh,
2) menjual hukum,
3) banyaknya polisi,
4) memutus tali silaturrahim,
5) generasi yang tumbuh dengan menjadikan Alquran sebagai seruling (sebagai permainan) dan
6) penumpahan darah.
c. Pemimpin yang menyesatkan paling dikhawatirkan oleh Rasul saw
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ قَالَ حَدَّثَنِي أَخٌ لِعَدِيِّ بْنِ أَرْطَاةَ عَنْ رَجُلٍ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ عَهِدَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الْأَئِمَّةُ الْمُضِلُّونَ. مسند أحمد (45/ 478) (رقم الحديث: 26213)
Telah menceritakan kepada kami Ya’qub berkata, telah mence ritakan kepadaku ayahku dia berkata, telah menceri takan kepa daku saudaranya Adi bin Arthah dari seorang laki-laki dari Abu Darda dia berkata, “Rasul saw.telah mewasiatkan kepada kami : “Sesuatu yang paling aku khawa tirkan atas kalian adalah para pemimpin yang menyesat kan.”H.R.Ahmad. No. 26213.
d. Pemimpin yang penipu tidak masuk surga
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا أَبُو الأَشْهَبِ عَنِ الْحَسَنِ قَالَ عَادَ عُبَيْدُ اللهِ بْنُ زِيَادٍ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ الْمُزَنِىَّ فِى مَرَضِهِ الَّذِى مَاتَ فِيهِ. قَالَ مَعْقِلٌ إِنِّى مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَوْ عَلِمْتُ أَنَّ لِى حَيَاةً مَا حَدَّثْتُكَ إِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ. صحيح مسلم (1/ 87) (رقم الحديث: 380)
Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami Abu al-Asyhab dari al-Hasan dia berkata, “Ubaidullah bin Ziyad mengunjungi Ma’qil bin Yasar al-Muzani yang sedang sakit dan menye babkan kematiannya. Ma’qil lalu berkata, ‘Sungguh, aku ingin menceritakan kepadamu sebuah hadis yang aku per nah mendengarnya dari Rasul saw., sekiranya aku menge tahui bahwa aku (masih) memiliki kehidupan, niscaya aku tidak akan menceritakannya. Sesunguhnya aku mendengar Rasul saw. bersabda: ‘Barangsiapa diberi amanah oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan Surga atas nya’.”H.R.Muslim. No. 203.
e. Penghancur Islam : Pemimpin yang menyesatkan
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُيَيْنَةَ، أَنبَأَنَا عَلِيٌّ هُوَ ابْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ زِيَادِ بْنِ حُدَيْرٍ، قَالَ: قَالَ لِي عُمَرُ: «هَلْ تَعْرِفُ مَا يَهْدِمُ الْإِسْلَامَ؟» قَالَ: قُلْتُ: لَا، قَالَ: «يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ، وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ وَحُكْمُ الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ»
[تعليق المحقق] إسناده صحيح. سنن الدارمي (1/ 295) (رقم الحديث: 216)
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin ‘Uyai nah telah mengabarkan kepada kami ‘Ali Ibnu Mushir, dari Abu Ishak dari As Sya’bi dari Ziyad bin Hudair ia berkata: ” Umar radliallahu ‘anhu telah berkata kepadaku: ‘Apakah kamu tahu apa yang dapat menghancurkan Islam itu? ‘, perawi berkata: ‘aku menjawab: aku tidak tahu’, ia (Umar ra) berkata: ‘Yang dapat menghancurkan Islam adalah tergelincirnya seorang ulama`, perdebatan orang munafik berdasarkan Alquran, dan kebijakan para pemimpin yang menyesatkan”.H.R.ad-Darimi. No. 216.
f. Seburuk-buruk pemimpin yang dibenci rakyatnya
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِىُّ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِىُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ رُزَيْقِ بْنِ حَيَّانَ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ قَرَظَةَ عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ « لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ ». صحيح مسلم (6/