Muhammadiyah, Model Organisasi ZISWAF Terbaik di Dunia
Oleh Dr. Salman Nasution, SE.I., MA
Pada tanggal 8 Dzulhijjah atau bertepatan 18 Nopember 1912, organisasi Muhammadiyah lahir di wilayah Jogyakarta. Pendiri Muhammadiyah adalah KH. Ahmad Dahlan, seorang pegawai kesultanan kraton dan pedagang. Sebelum Muhammadiyah berdiri, banyak permasalahan yang dihadapi umat Islam diantararnya lemah iman, ilmu dan amal, apalagi pada saat itu, hampir semua wilayah nusantara dijajah VOC (perusahaan di Belanda) yang didukung sepenuhnya oleh Belanda.
Atas dasar permasalahan tersebut, Muhammad Darwis nama kecilnya Ahmad Dahlan berfikir dan mencari solusi untuk memperbaiki kondisi umat Islam. Memperbaiki diri dengan ilmu dan kesadaran, Ahmad Dahlan belajar ke Jazirah Arab (tepatnya di Mekah) dengan guru-guru besar. Adapun ilmu yang diperolehnya adalah Al Quran, As Sunnah, ilmu tauhid, fikih, dan lainnya pastinya ilmu bahasa Arab dengan balagah, nahwu dan sharafnya.
Sekembalinya ke Yogyakarta, Ahmad Dahlan melakukan gerakan transfer ilmu kepada masyarakat sekitar terkhusus pada murid-muridnya. Ilmu yang diajarkan, satu diantaranya adalah ilmu sosial atau dalam Al Quran disebut dengan surah Al Ma’un (barang-barang berguna). Pada dasarnya, umat Islam pada masa itu paham tentang Tuhan, namun karena kolonialisasi yang membiasakan mereka hidup menderita, pada akhirnya keimanan mereka mengalami penurunan, kebodohan, dan kembali kepada khurafat (mitos).
Strategi kolonialisasi VOC dan Belanda membuat eksistensi mereka sangat aman dan nyaman berada di nusantara yaitu hampir 350 tahun atau wilayah yang terlama dijajah di dunia. Namunpun demikian, KH. Ahmad Dahlan tidak diam dan membuat strategi kebebasan dari diri umat Islam terdahulu, diantaranya pendidikan, kesehatan dan penyelamatan kemanusiaan terkhusus anak-anak yatim piatu. Sampai saat ini, gerakan ini pun berkembang, maju, profesionalistas dan menjadi kebiasaan Muhammadiyah dalam mengembangkan amal usaha.
Banyak amal usaha Muhammadiyah yang berdiri dalam berbagai bidang, berikut data dari Muhammadiyah Pusat, 2017.
1 Masjid dan Mushalla : 13.000
2 Pendidikan : a. Sekolah dan Pesantren 20.053, PT 176
3 Rumah Sakit, Klinik: 457
4 Panti Asuhan: 635
Data di atas merupakan data bangunan, dan masih banyak amal usaha lainnya seperti perkebunan, pertanahan yang menuai hasil tanaman (keuntungan). Hasil usaha tersebut akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk memobilisasi gerakan ekonomi umat, gerakan sosial, gerakan pengkaderan dan lainnya. Dalam catatan administrasi sekretariat atau Lembaga Wakaf dan Kehartabendaan, Muhammadiyah menggunakan alat Sistem Informasi Kehartabendaan Muhammadiyah atau SIKAPMU pimpinan Muhammadiyah Pusat, dalam mengiventarisasi harta atau asset-aset ZISWAF (Zakat, Infak, Shadaqah dan Waqaf).
Gerakan Amal Soleh
Beberapa teman (non warga Muhammadiyah) penulis secara individu mengatakan apresiasi atas capaian yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah yang mampu menggerakan perekonomian umat melalui lembaga ZISWAF (sektor riil). Umat Islam memberikan sebahagian harta mereka dengan akad ZISWAF kepada Muhammadiyah sebagai bentuk kepercayaan (amanah) untuk dikelola sebagai amal zariah (Fukuyama, 1995), artinya, harta umat Islam terjaga dengan baik dan apik.
Amal Zariah (hadis shohih) adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (muslim) dengan ikhlash dan memperoleh pahala dari Allah SWT., walaupun orang tersebut telah meninggal dunia. Atas dasar keimanan dan ketaqwaan, banyak umat Islam (warga Muhammadiyah atau simpatisan) berbondong-bondong ke lembaga pengelola ZISWAF Muhammadiyah. Dan selanjutnya, penghimpunan, perhitungan dan distribusi harta dilakukan secara profesional dan tidak lupa membangun amal usaha.
Umat Islam yang bergabung dalam organisasi Muhammadiyah terkhusus pengelola ZISWAF adalah orang-orang yang memiliki ilmu, nilai tauhid dan sosial, sehingga mendapatkan amanah adalah bentuk tanggung jawab yang akan dipertanggungjawabkan di dunia dan diakhirat. Adanya rasa takut jika melakukan kesalahan dan merasa senang jika mendapatkan amanah serta menjalankannya sesuai dengan tuntunan berdasarkan Al Quran dan Sunnah.
Logis, dengan nilai tauhid dan sosial membawa Muhammadiyah sebagai satu-satunya organisasi di Indonesia bahkan di dunia yang mampu mengelola keuangan Islam dan mengembangkannya. Transparansi laporan keuangan, menambah keyakinan umat Islam (kepercayaan sebagai modal sosial) untuk meletakan hartanya kembali kepada Muhammadiyah untuk dikelola. Organisasi ini juga disebut-sebut sebagai organisasi terkaya di dunia, hal ini disampaikan oleh anggota DPR RI Dr. Shaleh Pertaounan Daulay (dalam acara Muhammadiyah tahun 2016).
Metode Pengelolaan ZISWAF Muhammadiyah
Muhammadiyah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri sebagai Ormas Terbaik dalam Penanggulangan Kebencanaan tahun 2018 dan penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI atas partisipasi terhadap pelayanan kesehatan pada korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bagaimana Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat, organisasi Islam, organisasi umat, mampu mendirikan gedung-gedung milik umat Islam yang merata se Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Pertanyaan ini banyak dilontarkan oleh organisasi masyarakat besar lainnya di dalam dan di luar negeri.
Tidak ada yang membedakan pengelolaan ZISWAF Muhammadiyah dengan organisasi ZISWAF lainnya, atau perusahaan professional milik pemerintah dan swasta dalam tata kelola keuangan. Laporan arus kas (pemasukan dan pengeluaran), laporan neraca, dan lainnya. Laporan pertanggung jawaban keuangan harus dilampirkan kesemua pihak, agar masyarakat secara luas tahu keberadaan keuangan Muhammadiyah. Jika terjadi kesalahan, maka segera untuk diperbaiki tanpa malu mengatakan kesalahan.
Sebagaimana ayat-ayat yang berhubungan dengan ekonomi, dipelajari dan dipahami oleh warga Muhammadiyah agar nilai-nilai ekonomi tidak berorientasi kepada material semata. Seperti dalam surah Al Baqarah ayat 282, Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Namun yang ditekankan adalah bahwa warga Muhammadiyah memiliki niat yang bersih dalam mengembangkan dakwah Islam untuk kepentingan umat Islam yang berprinsip kepada Al Quran dan As Sunah.
Penanaman nilai-nilai keislaman membuat warga Muhammadiyah semakin bergirah (semangat) untuk menggerakan potensi dan modal umat Islam dan Muhammadiyah itu sendiri. Ada banyak wasiat pendiri Muhammadiyah (KH. Dahlan) kepada penerus Muhammadiyah diantaranya hidup-hidupilah Muhammadiyah, tapi jangan cari hidup di Muhammadiyah, pesan selanjutnya Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (propesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.
Tidak ada manusia yang sempurna, dan tidak ada pula organisasi yang sempurna. Tidak pula kita menuduh dan berpecah-pecah hanya karena alasan sepele. Masih banyak permasalahan yang dihadapi umat Islam dan Indonesia (kemiskinan, kebodohan, kriminalitas dll), mari segenap unsur masyarakat, agama, organisasi, beserta dengan pemerintah bergandeng tangan untuk memecahkan permasalahan yang saat ini dihadapi oleh bangsa ini. Kelemahan bukan berarti mundur dan tidak berbuat apa-apa. Adanya kelebihan (kekuatan) yang dimiliki, maka sangat mudah untuk membangun bangsa yang sejahtera. Amiin.
Penulis adalah Dosen Perbankan FAI UMSU & Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara