Oleh Dr. Muhammad Qorib
Wakil Ketua PWM Sumut, Dekan FAI UMSU, Alumni DPD IMM Sumut
Karena tuntutan zaman, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) lahir. Bayi kecil nan mungil namun memancarkan aura kecerdasan tersebut diharapkan menjadi pewaris tampuk kepemimpinan umat di masa depan.
Ijtihad kebangsaan yang dilakukan oleh para kader muda Muhammadiyah untuk melahirkan IMM adalah tindakan cerdas dan visioner.
IMM lahir pada momen yang tepat, disaat bangsa ini membutuhkan kritik dan pengawalan ideologis dari kaum muda yang gagah dan berani, namun senantiasa berkarakter. Sejak lahir, beragam doa kebaikan telah lekat dan berpadu di dalam tubuh IMM. Doa-doa tersebut diharapkan menggetarkan pintu langit.
IMM juga memiliki sejuta mimpi untuk turut serta membuanakan gagasan Islam rahmatan lil alamin dan Islam wasathiyah.
Mimpi-mimpi IMM senantiasa tersusun rapi dalam lemari kebaikan dan didesain secara terencana dalam program. Jika dicermati, mimpi-mimpi tersebut menjadi kebutuhan universal umat manusia kini.
IMM tepat disebut sebagai cendekiawan berpribadi. Predikat tersebut mengisyaratkan bahwa IMM adalah sebuah komunitas intelektual etis yang terus merasa gelisah dengan berbagai ketimpangan sosial.
IMM senantiasa berkomitmen untuk melaksanakan amar maruf dan nahi munkar sesuai dengan konteks gerakannya.
Muara dari gerakan yang digaungkan IMM adalah terwujudnya negeri indah adil dan makmur, yang dikelola secara profesional oleh khairu ummat, umat terbaik.
Dalam Alquran, negeri tersebut diekspresikan dengan kalimat “baldatun thoyyibatun wa Rabbun Ghofur”, sebuah negara bangsa yang adil dan makmur secara moral dan fisikal, dibawah bimbingan Tuhan yang Maha Pengampun.
Gerakan tersebut tidak liar, justru sebaliknya, gerakan itu terarah dan menggambarkan keadaban publik. Ini juga menunjukkan bahwa IMM memiliki kesadaran kolektif, bahwa apa yang dicita-citakan dan dikerjakan senantiasa berangkat dari mimpi-mimpi besar di persyarikatan, bergerak ke konteks keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan.
Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah bahwa gerakan IMM sangat kokoh karena mengambil inspirasi dari Alquran secara normatiif. IMM menjadikan dirinya sebagai mandataris gerakan yang membawa inspirasi suci itu ke ruang sejarah yang bersifat konkrit.
Selain itu, kalimat “Fastabiqul khairat”, berlomba-lomba dalam mengerjakan kebajikan, menjadi doa pamungkas yang kerap digaungkan di ujung lisan setiap kader IMM.
Doa ini menggambarkan bahwa IMM terus bergerak tak kenal lelah untuk mengikuti festival kebajikan dimanapun berada. IMM adalah rumah gerakan. Dengan kata lain ditegaskan bahwa tak ada IMM tanpa gerakan.
Di tengah temaramnya lampu keadaban publk dan kiblat bangsa yang kini mungkin mengalami disorientasi, IMM diharapkan tampil sebagai mu’azin. IMM bertugas mencerahkan lampu itu dan menyuarakan kebenaran ke setiap sudut negeri.
Dalam konteks seperti ini, IMM menjadi serdadu pencerahan. Di pundaknya terselip amanat luhur, yaitu mengembalikan kiblat bangsa agar sesuai dengan amanat kosntitusi.
Berangkat dari idealisme yang berpadu di dalam dirinya, IMM akan tetap menggantang asa untuk terus mempromosikan keshalihan.
Beramal ilmiah, berilmu amaliah, tekun dalam studi, tertib dalam ibadah, merupakan modal penting bagi IMM untuk tampil sebagai sosok pencerah. Modal kemanusiaan tersebut melahirkan jangkar yang menggantung di langit, menghunjam ke bumi dan atmosfirnya menyebar luas di halaman semesta.
Independensi IMM mesti dikokohkan. Pragmatisme dalam konteks apapun senantiasa harus diwaspadai. Pragmatisme dengan kesenangan sesaat kerap hidup di segala zaman dan menyeret institusi apapun ke dalam kepentingannya.
Bersikap independen dalam bergerak, meskipun dengan segala keterbatasannya, menjadikan IMM senantiasa arif dan dihormati banyak pihak. Jalan itu menjadikan IMM tak pernah kehilangan nyawa dan selalu kaya wibawa. Eksistensinya dibutuhkan dan ucapannya dirindukan.
IMM lahir dari Muhammadiyah dan pada akhirnya mesti kembali ke Muhammadiyah. Apa yang diperjuangkan IMM sesungguhnya merupakan cita-cita Muhammadiyah. IMM mengambil peran sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan Muhammadiyah.
Bagi Muhammadiyah, IMM merupakan fajar harapan. Fajar itu akan berfungsi untuk membimbing, menghangatkan dan menyinari gerak langkah Muhammadiyah dulu, kini dan mendatang.
Jayalah IMM.
Abadi perjuangan kami.
*Selamat Milad ke-57 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.*
*FAI UMSU, 30 Rajab, 1442 H./ 14 Maret 2021.*