Jakarta, InfoMu.co – Bicara mengenai sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menemani beliau memperjuangkan dakwah Islam, terdapat salah satu kisah sahabat nabi yang amat menginspirasi. Inilah kisah Bilal bin Rabah, budak jadi ahli Surga.
Dari buku Bilal bin Rabah karya Abdul Latip Talib menceritakan kisah perjalanan hidup sahabat Rasulullah yakni Bilal bin Rabah.
Bilal Bin Rabah lahir di daerah as-Sarah terletak di pinggiran kota Makkah, mempunyai ayah bernama Rabah, dan ibunya bernama Hamamah, seorang wanita berkulit hitam. Oleh karena itu, ada yang memanggil Bilal bin Rabah dengan sebutan Ibnus-Sauda’, atau putra warna hitam.
Kemudian beranjak dewasa, Bilal dibesarkan di Makkah sebagai seorang hamba milik keluarga Bani Abdul Dar, lalu sesudah ayahnya meninggal dunia, Bilal diserahkan kepada Umayyah bin Khalaf, tokoh penting kaum Quraisy.
Bilal termasuk kalangan yang awal memeluk Islam, Umayah pun tahu karena hal itu dia menyiksa Bilal tanpa belas kasihan.
Bilal bin Rabah disiksa Umayah tanpa henti, pertama dia dipukul, sampai diarak keliling kota Makkah. Karena Bilal masih bertahan, dia dijemur di atas pasir terik panas matahari, tanpa makan dan minum.
Ketika mataahari tepat di atas kepala dan padang pasir menjadi panas sekali, Bilal dipakaikan baju besi, dan dibiarkan berjemur di bawah terik cahaya matahari, dadanya pun ditimpa batu. Dalam keadaan kepayahan itu, iman Islam Bilal bin Rabah tidak goyah sedikitpun.
Umayah memaksa Bilal menyebut al-Latta dan al-Uzza, tetapi mulut Bilal tetap saja menyebut, “Allah… Allah… Allah.”
Berita mengenai siksaan Bilal akhirnya sampai dimulut Abu Bakar As-Sidiq, lalu beliau membeli Bilal dan memerdekannya dari Umayah dengan harga sembilan uqiyah emas.
Bagi Umayah jika Abu Bakar membeli Bilal dengan harga 1 uqiyah emas pun akan diberikan, namun bagi Abu Bakar andai Umayah memasang harga 100 uqiyah emas, Abu Bakar akan tetap membebaskannya.
Muadzin Pertama Umat Islam
Dari buku The Great Sahaba karya Rizem Aizid dijelaskan kisah muadzin pertama umat Islam.
Selama di Madinah, Bilal Bin Rabah selalu berada di samping Nabi Muhammad SAW, ketika menunaikan ibadah shalat, ataupun berjihad, saking dekatnya Bilal dengan Rasulullah SAW, sampai dia dijuluki bayangan Nabi Muhammad SAW.
Ketika Masjid Nabawi selesai dibangun, Rasulullah kemudian mengisyaratkan mengumandangkan adzan sebelum mendirikan shalat. Namun, yang menjadi pertanyaan siapa yang dapat menjadi muadzin?
Dari semua sahabat yang hadir, Nabi Muhammad SAW pun menunjuk Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan. Oleh karena itu, Bilal menjadi orang pertama diantara umat Islam yang menjadi muadzin, hingga suaranya terdengar kencang ke seluruh Madinah, gelarnya adalah Muadzin ar-Rasul. Hingga masa kini banyak orang-orang memanggil muadzin dengan nama Bilal.
Pensiunnya Bilal Bin Rabah
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Bilal menjadi salah satu sahabat nabi yang sangat terpukul akibat kepergian Rasulullah SAW, hingga dirinya memutuskan pensiun dari menjadi muadzin.
Suatu ketika Khalifah Abu Bakar RA, meminta Bilal bin Rabah supaya menjadi muadzin kembali, namun dengan perasaan yang masih sedih, dia berkata, “Aku hanya menjadi muadzin Rasulullah. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.”
Sejak saat itu Bilal bin Rabah tidak lagi mengumandangkan adzan, kecuali hanya sebanyak dua kali, kemudian Bilal bin Rabah meninggalkan Madinah, dan tinggal di Homs, Syria.
Menurut kisah Bilal bin Rabah hanya sanggup mengumandangkan adzan selama tiga hari, selalu sampai pada kalimat, “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullahaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah).” Kemudian Bilal langsung menangis tersedu-sedu.
Demikianlah kisah Bilal bin Rabah dari budak jadi ahli Surga. Semoga detikers mendapatkan pelajaran dari cerita tersebut. (d