Khutbah Jumat : Menjaga Rasa Syukur
Oleh Abidin Fuadi Nugroho
Assalaamu’alaikum Wr Wb
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ الإِنْسَانَ فِي اَحْسَنِ تَقْوِيْمِ
أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى رَسُولِكَ مُحَمَدٍ وَعَلَى الِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلاَهُ، أمَّا بَعْدُ.
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَتُمْ مُسْلِمُونَ
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Pertama marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah SwT, karena apapun yang kita butuhkan baik kita meminta maupun tidak meminta pasti telah Allah cukupkan untuk kita semua.
Shalawat dan salam teruntuk baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh cahaya (minadzulumati ila nuur).
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang terbaik (ahsani taqwim) dengan berbagai macam karakteristiknya. Kebenaran Al-Qur’an yang sangat autentik telah membuka mata hati kita sebagai manusia bahwa Allah telah menjelaskan berbagai macam karakteristik manusia.
Sebagai contoh di dalam surat al-Mukminun, Allah telah menjelaskan karakteristik manusia yang beruntung. Maka manusia lah yang akan memutuskannya, apakah ingin menjadi manusia yang beruntung atau ingin menjadi manusia yang buntung.
Dalam Al-Qur’an pula Allah telah menjelaskan tentang karakteristik manusia tercela.
Dalam surat Ar-Rum ayat 33 Allah berfirman :
وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُمْ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا أَذَاقَهُمْ مِنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُون
Artinya : Dan apabila manusia ditimpa suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali ( bertaubat) kepada-Nya, kemudian apabila Dia memberikan sedikit rahmat-Nya kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka mempersekutukan Allah.
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Dari ayat di atas dapatlah dipahami bersama bahwa kecenderungan manusia jika ditimpa sebuah musibah pasti ia akan segera mendekatkan dirinya kepada Allah. Mari kita lihat bersama dari berbagai musibah yang menimpa seseorang maupun musibah yang menimpa negeri ini.
Mari kita lihat para pelaku kejahatan yang dia beragama Islam, ketika sudah tetangkap oleh pihak berwajib maka ia akan menampakkan dirinya sebagai orang muslim yang taat beribadah. Jika ia laki-laki maka ia akan menampakkan dirinya dengan memakai kopiah, begitu juga dengan wanita ia akan menampakkan dirinya menggunakan jilbab.
Musibah yang menimpa suatu kaum baik itu lokal maupun nasional juga nampak sama perilakunya. Sebagai contoh ketika sudah tertimpa musibah, biasanya seminggu sesudahnya, dibuatlah acara besar-besaran berupa penggalangan dana dan dzikir bersama. Bukankah Allah telah mengingatkan kita bahwa hati yang tenang adalah berawal dari seberapa ingat dia dengan Allah (ala bi dzikrillah tatmainul qulub).
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Dalam lanjutan ayat tersebut, Allah juga telah menggambarkan bahwa manusia akan mudah melupakan berbagai kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya.
إِذَا أَذَاقَهُمْ مِنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُون
Artinya :kemudian apabila Dia memberikan sedikit rahmat-Nya kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka mempersekutukan Allah.
Berdasarkan ayat tersebut maka dapat dipahami bahwa manusia akan sangat mudah melupakan kenikmatan dari Allah SwT, bahkan ada pula yang tidak menyadari bahwa kenikmatan itu adalah pemberian dari Allah SwT. Inilah yang disebut dengan manusia sombong. Dia telah melupakan Allah sebagai Dzat yang maha kuasa atas alam raya ini. Kita seharusnya dapatlah memanfaatkan semua kenikmatan Allah ini dengan sebaik-baiknya dan jangan sampai kita malah merusak kenikmatan yang sudah diberikan Allah.
Mari kita instropeksi diri kita masing-masing, mulai dari hal yang terkecil. Contohnya, sudahkah kita merawat anggota tubuh kita baik yang nampak dari luar maupun organ yang di dalam ini dengan baik. Hal ini karena Allah telah mengingatkan kepada kita semua bahwa kerusakan yang ada di muka bumi termasuk kerusakan dalam anggota tubuh ini adalah dampak dari perbuatan kita sendiri. Maka marilah kita selalu mengingat bahwa semua kenikmatan ini berasal dari Allah SwT dan kewajiban kita adalah merawatnya, sehingga nantinya kenikmatan itu akan semakin bertambah.
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Karakteristik manusia tercela yang kedua adalah mereka yang cepat berputus asa jika ditimpa musibah atas kesalahan mereka sendiri. Allah berfirman dalam surat Ar Rum ayat 36 :
وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوا بِهَا ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ
Artinya : Dan apabila Kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan (rahmat) itu. Tetapi apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa.
Kita sebagai manusia, tidak akan pernah bisa lepas dari ujian, cobaan maupun musibah. Terkadang kita merasa bahwa ujian atau musibah yang dihadapi terasa berat sehingga dapat membuat kita putus asa. Maka banyak dijumpai manusia mengambil jalan pintas untuk cepat keluar dari ujian atau musibah yang menimpanya.
Dari QS Ar Rum 36 diatas Allah telah menggambarkan kepada kita semua bahwa pada saat kita diberikan sebuah kenikmatan pasti kita akan bergembira. Maka disinilah kewajiban kita untuk selalu mengingat bahwa Allah Sang Pemberi Rezeki bagi makhluk-Nya. Marilah kita instropeksi diri kita masing-masing, apakah kita sudah bersyukur atas nikmat Allah ini setiap kita bergembira. Jika kita selalu bersyukur maka kelak sikap putus asa tidak akan mudah hinggap di sanubari kita masing-masing.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُحْسِنِيْنَ وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِى عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أشهدُ أنْ لاَّ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، أمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jam’ah Jumat rahimakumullah
Allah telah memberikan petunjuk kepada kita melalui al Qur’an. Didalamnya terdapat berbagai macam gambaran karakteristik seorang manusia. Maka marilah jadikan diri kita sebagai pribadi yang beruntung dan jauhkan diri kita dari karakteristik manusia yang tercela. Yaitu dia yang ingkar kepada nikmat Allah dan dia yang mudah putus asa jika ditimpa suatu masalah atau musibah.
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سِبَقُوْنَ بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلَّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيْمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّ يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لله رَبِ الْعَالَمِيْنَ.
Oleh Abidin Fuadi Nugroho, Guru Ismuba SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman