Kepimpinan Perempuan mencerahkan Peradaban Bangsa
Oleh : Ramadani, Anggota Majelis MKS PW Aisyiyah Sumut
Aisyiyah organisasi perempuan pertama. Kelahirannya bertepatan dgn peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW, 27 rajab 1335 H – 19 mai 1917 M. Titik awal dari perkumpulan Sapa tresna 1914, yaitu perkumpulan gadis terdidik di sekitar wil. Kauman Jogjakarta. Aisyiyah sebuah organisasi perempuan terbesar di Indonesia, bergerak di bidang sosial dan pendidikan.
Hari ini 19 mai 2023 berumur 106 thn. Manusia dgn umur sedemikian hampir rata sudah meninggal ataupun tak berfungsi lagi. Tapi beda dgn ‘ Aisyiyah’, semakin umur bertambah semakin maju dan berkembang, terus mencerahkan nasib anak bangsa.khususnya kaum perempuan ‘ berkemajuan ‘. Yg mengikuti perkembangan zaman dgn iman dan taqwa.
Pepatah mengatakan, ‘lihat anak lihat ibunya ‘. Anak di lahirkan seperti kertas putih yg polos, ibunyalah yg mewarnai kertas tersebut. 60 % Gen seorang anak dr ibunya, madrasah pertama adalah ibunya. Seorang ibu harus pintar, sholeha, berwawasan luas, karena dia yg akan membawa kemana arah anaknya kelak. Perempuan itu tiang utama negara, kuat tiangnya kuatlah negara, rapuh tiangnya, maka akan hancur negara itu secara perlahan. Betapa berharganya arti seorang perempuan, karena ditangannya nasib anak bangsa, ‘mencerahkan peradaban bangsa’.
Surga dibawah telapak kaki ibu, .bagaimana anak bisa sampai kesurga ? Dari langkah sang ibu yg membimbingnya dalam agama. Jangan mengharapkan anak sholeh dan sholeha, kalau ibunya tidak faham agama, ibunya tidak memberi contoh tauladan bagi anaknya.
Perempuan di takdirkan penuh kelembutan dan kasih sayang. Dari rahimnya akan lahir generasi yg kuat, maju, berahklak mulia, jujur amanah dan bertanggung jawab.
Emansipasi boleh, tetapi tetaplah menjadi perempuan sejati bermoral tinggi. Aktifis Aisyiyah, rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran. Berkorban moril maupun materil. Karena mereka yakin dan percaya hanya itu amal yg akan dibawanya pulang kembali menghadap illahi. (***)