Purwokerto, InfoMu.co – Haedar Nashir, Agung Danarto, Busyro Muqoddas, Agus Taufiqurrahman, dan Dahlan Rais merupakan tokoh yang saat ini memimpin Persyarikatan Muhammadiyah. Jejeran Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut dulunya pernah terlibat aktif dalam pergerakan IPM.
Keberadaan organisasi pelajar seperti IPM ini mampu menjadi kawah candradimuka. Karena di situ ada pembelajaran manajemen kepemimpinan serta strategi menyelesaikan setiap persoalan, sehingga mampu menciptakan kader-kader yang siap menjadi generasi penerus persyarikatan maupun bangsa.
Salah satu fokus gerakan IPM adalah pembentukan karakter yang dipayungi oleh akhlak mulia. Dahlan Rais mengungkap tulisan-tulisan lama pelajar Muhammadiyah dan sebuah kaligrafi yang memajang tulisan “innama buistu liutammima makarimal akhlak”.
“Dari sekian banyak hadis, hadis tentang akhlak justru yang ditampilkan. Pasti ini bukan sembarang mencatumkan. Ini untuk mengingatkan kita sekalian sebagai kader persyarikatan bagaimana pentingnya akhlak itu,” ungkap Dahlan dalam Muktamar IPM ke-22 pada Kamis (25/03).
Saat ini, kata Dahlan, akhlak mestinya menjadi prioritas utama dalam pembentukan kepribadian setiap pelajar. Inilah arti penting keberadaan IPM yang keberadaannya sebagai penawar dari kebobrokan akhlak saat ini. Sebagai ortom Muhammadiyah, IPM harus jadi pelajar yang berkarya nyata. Karya nyata itu, kata Dahlan, bisa diawali dengan memiliki insan yang berakhlak mulia.
“Maksud dan tujuan IPM itu terbentuknya pelajar Islam yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, dan berguna bagi masyarakat dan bangsa. Saya kira itu sebuah redaksi yang bagus. Kalau pun redaksinya diubah, mudah-mudahan tetap bagus,” kata ketua PP Muhammadiyah ini. (muhammadiyah.or.id)