Kecerdasan Buatan (AI) Dapat Menggantikan Peran Senior dan Alumni IMM
Oleh : Adam Chairivo
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kemahasiswaan yang berfokus bergerak di bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan. IMM biasa disingkat oleh orang – orang memiliki struktur organisasi mulai dari tingkat pusat hingga ranting atau biasa di sebut dengan komisariat yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan tagline Fastabiqul Khairat atau yang memiliki arti berlomba – lomba dalam kebaikan ini bertujuan untuk seluruh elemen yang ada di IMM agar berusaha berlomba – lomba dalam melakukan kebaikan serta dapat mewujudkan nilai – nilai IMM dan menebarkan dakwah Muhammadiya di segala eleme yang ada.
Beragam cara dilakukan demi dapat membumikan gerakan kemahasiswaan yang bernuansa gerakan Muhammadiyah. Kali ini kita akan membahas pada gerakan akar rumput atau gerakan IMM tingkat komisariat yang pada dasarnya adalah pondasi pertama untuk setiap elemen yang ada di Indonesia demi mengenal IMM lebih dekat dan steril tanpa tercampur dengan elemen lain. Namun hal yang sejatinya dekat dengan kemurnian tidak begitu menarik untuk diikuti. Sering kali IMM kalah jauh dengan organisasi gerakan mahasiswa lain karena kalah pamor atau eksistensinya kurang menarik. Bediskusi adalah salah satu jalan keluar yang dilakukan oleh
kader – kader IMM untuk mencari jawaban tentang gerakan apa yang akan dibuat demi membumikan semangat juang ikatan dan persyarikatan. Peran senior dan alumni IMM kerap kali berpengaruh dalam membangun semangat dan komitmen para pengurus dan kader IMM itu sendiri. Gagasan dan ide yang diberikan oleh pendahulu dapat bermanfaat dalam
perubahan dan gerakan yang ingin dibangun dan dapat menumbuhkan inovasi baru yang lebih modern berkemajuan sesuai dengan era yang sedang dijalani. Dewasa ini ketika teknologi sudah berkembang pesat dan terjadi digitalisasi yang dapat mengefesiensi beberapa peran yang ada dalam hidup, ternyaata IMM juga terkena dampak dari kemudahan ini. Salah satu dampak dari kemudahan dan kemajuan teknologi di era sekarang adalah peran senior dan alumni yang bertugas membimbing dan membina ini ternyata dapat digantikan dengan kemudahaan dalam berteknologi melalui peran AI (Artificiall Intelliegence). AI atau kecerdasan buatan adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola.
Seperti yang terlihat dalam keterangan di atas bahwa AI diciptakan untuk melakukan pembelajaran, memecahkan masalah dan pengenalan pola yang biasa dijadikan bahan berdiskusi bagi kader dan pengurus IMM kepada senior dan alumninya. Salah satu AI yang dapat menggantikan posisi senior dan alumni dalam berdiskusi di IMM adalah Chat GPT atau Generative Pre-training Transformer adalah AI yang mampu menjawab seluruh pertanyaan
seputar apapun dan mendeskripsikannya dengan jelas.
Saya mencoba bertanya mengenai “Bagaimana Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dapat berkembang dengan pesat?” di Chat GPT. Pertanyaan ini sering kali muncul dibenak kader atau pengurus baru IMM yang bingung ingin melakukan apa untuk menjaga dan merawat eksistensi di tengah gempuran Mahasiswa yang anti organisasi kemahasiswaan di negeri ini. Lalu apa yang dikatakan AI tentang cara membumikan gerakan IMM? Dan ini
jawabannya :
“Untuk membuat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berkembang dengan pesat, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Peningkatan Kualitas Organisasi: Fokuslah pada peningkatan kualitas internal IMM. Pastikan struktur organisasi yang jelas, pemilihan pengurus yang berkualitas, dan sistem manajemen yang efektif.
2. Rekrutmen dan Pemberdayaan Anggota: Aktif dalam merekrut mahasiswa baru dan memberdayakan anggota yang sudah ada. Berikan pelatihan, seminar, dan kegiatan lain yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota.
3. Kegiatan yang Menarik: Sajikan beragam kegiatan yang menarik minat mahasiswa, seperti diskusi, seminar, lokakarya, kegiatan sosial, dan olahraga. Ini akan membantu membangun keterlibatan dan ikatan antara anggota.
4. Kemitraan dan Kerjasama: Jalin kemitraan dengan lembaga lain di dalam dan di luar kampus. Kerjasama dengan organisasi lain, fakultas, atau institusi pemerintah dapat membantu meningkatkan jangkauan dan pengaruh IMM.
5. Pengembangan Program Pendidikan: Sediakan program pendidikan dan pelatihan yang bermanfaat untuk mahasiswa. Program ini bisa berupa kursus, workshop, atau pelatihan keterampilan yang relevan.
6. Media Sosial dan Promosi: Manfaatkan media sosial dan platform online untuk mempromosikan IMM dan kegiatan-kegiatan yang diadakan. Dengan memanfaatkan teknologi digital, Anda dapat mencapai audiens yang lebih luas.
7. Keberlanjutan dan Warisan: Fokus pada keberlanjutan organisasi dengan membangun tradisi dan warisan. Ini bisa melibatkan pembentukan kelompok alumni yang terlibat aktif dalam mendukung dan membimbing anggota baru.
8. Partisipasi Aktif dalam Kegiatan Mahasiswa: Terlibatlah dalam kegiatan-kegiatan kampus yang lebih luas, seperti organisasi lain, kegiatan sosial, atau kegiatan akademik. Ini akan membantu IMM lebih dikenal dan dihargai di kalangan mahasiswa.
9. Visi yang Kuat dan Relevan: Tetapkan visi yang kuat dan relevan untuk IMM, yang menggambarkan tujuan dan arah yang ingin dicapai oleh organisasi.
10. Komunikasi Efektif: Pertahankan komunikasi yang efektif antara anggota dan pengurus. Informasikan dengan baik tentang rencana, kegiatan, dan perkembangan organisasi.
Setiap langkah ini memerlukan komitmen dan usaha yang konsisten. Berkembangnya IMM dengan pesat memerlukan kerja keras kolektif dari seluruh anggota dan pengurus.” Itulah yang dikatakan AI bagaimana cara agar IMM dapat berkembang dengan pesat. Jawaban dari AI itu tidak sampai 5 detik namun secara keseluruhan dapat diterapkan digerakan IMM dengan sangat objektif. Jawaban antara AI dengan senior dan alumni secara
nyata di IMM saat sedang berdiskusi dengan pertanyaan yang sama mungkin akan ada kemiripan dan solusi yang tak jauh berbeda. Namun, yang membedakan jika kader atau pengurus IMM lebih tertarik menggunakan teknologi AI adalah pengurus IMM tak perlu menghubungi senior dan alumni untuk berdiskusi berjam – jam yang memakan waktu. Kadang untuk mendaptkan 1 poin jawaban saja harus berdialog pagi ke pagi. Dengan AI cukup mengetik apa yang ingin ditanyakan seputar gerakan IMM yang ingin kita bangun di IMM maka kecerdasaan buatan akan mengefesienkan waktu kita untuk mendapat jawaban yang sama.
Bagi kader atau pengurus yang enggan atau malas berdiskusi dengan senior maka AI adalah solusi bagi dirinya untuk dapat menemukan kegelisahan dalam memikirkan bagaimana IMM bergerak di tangannya. Namun, AI tetap lah AI, Kecerdasan buatan tidak akan mampu menggantikan peran lain dengan secara sempurna. Jika pertanyaan seputar IMM ditanyakan dengan AI maka akan dengan singkat mendapatkan solusi hanya menggunakan jari yang menari di papan ketik gawai yang kita pakai tanpa harus berdiskusi sampai kopi tambah 3 kali. Namun ada satu peran yang agaknya tidak mungkin digantikan oleh AI soal peran senior dan alumni, yaitu peran perasaan. Jika AI mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, dengan waktu yang cepat dan solusi yang cermat walau ia tidak pernah di baiat, namun AI tidak akan mungkin bisa menjawab dengan pengalaman dan perasaan yang ada pada diri manusia. Maka dari itu kemudahan hidup dalam berteknologi ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik, namun tidak meninggalkan budaya fundamental yang sudah lama lahir.
Pemanfaatan teknologi ini dapat membantu mencari referensi bagi kita yang sedang bingung dalam menentukan jalan pergerakan berikatan. Namun, itu hanya sekedar referensi. Pada akhirnya kita tetap butuh manusia untuk berdialektika untuk membuka pandangan baru agar keputusan yang diambil tidak salah langkah. Berdiskusi adalah kunci sukses untuk menjalankan aksi, namun berdiskusi tanpa referensi hanyalah sebuah imajinasi.
*** Adam Chairio, Mantan ketua PK IMM FEB-UMSU, Jurnalis InfoMu.co