Inovasi Pendidikan Muhammadiyah: Menerapkan Deep Learning untuk Membentuk Karakter dan Kompetensi Siswa
Oleh : Miftah Fariz, S. Sos. I., S. Pd. I., M. A.
Di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat, dunia pendidikan dituntut untuk terus berinovasi. Muhammadiyah, sebagai gerakan Islam yang telah lama berkiprah di bidang pendidikan, kini mulai mengadopsi pendekatan deep learning dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolahnya. Inovasi ini bukan sekadar tren, tetapi sebuah upaya strategis untuk membentuk generasi berkarakter kuat dan kompeten menghadapi tantangan masa depan.
Mengapa Deep Learning?
Deep learning dalam konteks pendidikan bukan merujuk pada teknologi kecerdasan buatan, melainkan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa memahami materi secara mendalam, mengaitkannya dengan kehidupan nyata, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Pendekatan ini sejalan dengan nilai-nilai pendidikan Muhammadiyah yang menekankan integrasi antara ilmu dan akhlak. Pendidikan bukan hanya transfer pengetahuan, tetapi juga pembinaan karakter. Maka, deep learning menjadi jembatan untuk menyatukan keduanya dalam pengalaman belajar yang bermakna.
Penerapan di Sekolah Muhammadiyah
Beberapa sekolah Muhammadiyah mulai mengembangkan model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran kontekstual, serta diskusi reflektif berbasis nilai-nilai Islam. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, tetapi fasilitator yang membimbing siswa mengeksplorasi pengetahuan secara aktif dan mandiri. Misalnya, dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa tidak hanya menghafal ayat atau hadis, tetapi diminta mengkaji relevansinya dengan kehidupan sosial saat ini. Dalam pelajaran sains, mereka diajak menyelidiki fenomena alam dan menyusun solusi atas permasalahan lingkungan sekitar. Di sinilah kompetensi dan karakter diasah secara simultan.
Kutipan Abdul Mu’ti: Pendidikan yang Membebaskan dan Mencerahkan
Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI sekaligus tokoh Muhammadiyah, pernah menegaskan pentingnya inovasi pendidikan yang sejalan dengan nilai-nilai Islam berkemajuan. Ia menyampaikan:
“Pendidikan Muhammadiyah harus mampu membebaskan peserta didik dari belenggu ketidaktahuan, mengembangkan daya pikir dan kreativitas, serta mencerahkan kehidupan mereka. Deep learning adalah pendekatan yang relevan untuk membentuk insan yang berilmu, beriman, dan berintegritas.” Pernyataan ini menjadi penguat bahwa arah pembelajaran di sekolah Muhammadiyah harus menuju pembebasan, pemberdayaan, dan pencerahan, bukan sekadar mengejar nilai ujian.
Tantangan dan Peluang
Tentu, inovasi ini bukan tanpa tantangan. Dibutuhkan pelatihan guru, perubahan pola pikir, serta dukungan manajemen sekolah. Namun, antusiasme guru dan semangat reformasi pendidikan di lingkungan Muhammadiyah memberi harapan besar.
Deep learning membuka peluang besar untuk menjadikan sekolah Muhammadiyah tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjadi pelopor pendidikan yang berakar pada nilai-nilai Islam dan sekaligus relevan dengan perkembangan global.
Menatap Masa Depan
Muhammadiyah telah lama dikenal sebagai pelopor dalam dunia pendidikan. Kini saatnya melangkah lebih jauh. Dengan menerapkan pendekatan deep learning, sekolah Muhammadiyah dapat mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan mampu menjadi agen perubahan di masyarakat.
Inilah wujud nyata dari visi pendidikan Muhammadiyah: mencetak manusia paripurna yang berilmu, beriman, dan beramal.
***Penulis: Miftah Fariz, S. Sos. I., S. Pd. I., M. A. – Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Sumatera Utara