Jakarta, InfoMu.co – Berlangsung di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Jumat (7/2), buku Drakula Ekonomi karya Mukhaer Pakkana Wakil I Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata dilaksanakan dengan disertai dengan diskusi oleh beberapa tokoh nasional, akademisi, dan juga pejabat pemerintah.
Mukhaer menyatakan filosofi judul dalam buku tersebut merupakan idiom untuk menggambarkan industri rokok atau tembakau yang seolah seperti drakula yang menghisap habis unsur penting dalam kehidupan.
Selanjutnya, Mukhaer juga mengungkap buku yang terdiri dari 6 bab tersebut juga menjelaskan tentang sejarah manusia dalam relasinya pada kebiasaan merokok sekaligus juga menjelaskan tentang asumsi masyarakat kalangan bawah tentang rokok. Disinilah sisi menarik yang terdapat dari buku ini dimana buku ini bukan hanya memaparkan tentang dampak di segi kesehatan saja, namun juga memaparkannya secara antropologis dan juga mengkaji dari dampak sosial dan Industri perekonomian.
“Masyarakat miskin atau kalangan bawah itu konsumsi utamanya rokok. Banyak yang beranggapan bahwa rokok lebih penting dibandingkan dengan makan dan itu sudah terbukti dengan data yang menunjukan sebanyak 70% masyarakat miskin saat ini telah mengkonsumsi rokok. Maka, disinilah kita membuat konsep drakula (penghisap darah) dimana para konglomerat tanah air itu dapat menghisap ibaratkan vampir yang menghisap darah-darah orang miskin melalui rokok,” ungkapnya.
Turut merespon tentang perilaku konsumsi masyarakat terhadap rokok, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas mengimbau masyarakat untuk berhenti merokok. Ia juga berpendapat tentang dampak buruk yang diakibatkan rokok terhadap generasi penerus.
“Saya mengimbau untuk kawan kawan untuk berhenti merokok, situasi dan kondisi yang timbul akibat merokok itu sangat buruk bahkan akan berdampak ke generasi penerus. Maka bagi saya merokok ini memiliki korelasi terhadap kebahagiaan seseorang. Semakin rajin merokok, maka semakin menurun kebahagiaan kita, semakin tidak merokok, maka semakin meningkat kebahagiaan kita,” ujar Anwar.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan nasional RI Amich Alhumami menyampaikan bahwa dalam penanggulangan isu rokok dan industri tembakau memerlukan dukungan dan pengawalan bersama dari berbagai pihak terkhusus dalam hal pengimplementasian dan kebijakannya.
“Dalam penanggulangan isu tentang rokok ini memang diperlukan adanya komitmen dan implementasi kebijakan secara komprehensif oleh lintas sektor baik secara fiskal, non-fiskal, dan juga mitigasinya. Maka dari itu hal ini perlu dukungan dan pengawalan terhadap implementasi kebijakan dari berbagai pihak,” jelas Amich. (muhammadiyah.or.id)