IMM Adalah Kebun Rindang Pemikiran, Sebut Amin Azis Bedah Buku IMM Studies
Yogyakarta, InfoMu.co – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah AR Fakhruddin Kota Yogyakarta mengadakan Diskusi Publik: Bedah Buku IMM Studies yang bertajuk, “Mencandra Jalan Intelektual IMM” Kegiatan itu diikuti oleh kader IMM se-DIY pada Kamis, 24 Agustus 2023 yang berlokasi di Menara Coffe, belakang kampus UMY.
Kegiatan Diskusi Publik ini diisi oleh Abdul Musawir Yahya selaku Ketua Umum DPP IMM, Muh Akmal Ahsan sebagai Ketua Umum DPD IMM DIY, dan M. Amin Azis sebagai penulis buku IMM Studies itu sendiri.
Dalam kesempatannya, Muhammad Amin Aziz sedikit bercerita tentang latar belakang lahirnya buku IMM Studies. Beliau melihat adanya faktor eksternal yang yang menjadikan lingkungan kampus menjadi banal.
“Bagi saya, salah satu faktor yang melatarbelakangi tulisan ini secara eksternal, dilingkungan kampus atau akademik terjadi banalitas intelektual semakin marak terjadi.
Menurut Heru Nugroho, ada setidaknya tiga indikator banalitas intelektual terjadi di ruang akademik. Pertama, pengkhianatan akademik. Kedua, intelektual pamer. Kemudian yang ketiga, kegiatan akademik yang involutif”, ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Abdul memberikan apresiasi atas lahirnya satu lagi pikiran yang mengupas problematika IMM hari ini. Abdul mengungkapkan, bahwa IMM hari ini tengah dihadapkan dengan ragam persoalan. Baik itu persoalan internal, kaderisasi, dan gerakan yang memprihatinkan. Maupun gerakan aktivisme-politik yang hari ini kerap mengkhawatirkan. “Amin Azis dalam bukunya membahasa kondisi faktual dan aktual IMM hari ini. Buku
ini memberikan nafas segar dalam gerakan IMM yang tengah dihadapi ragam problematika” ungkapnya.
Selain itu, Akmal Ahsan menyatakan bahwa Amin Azis seolah ingin menegaskan kembali fungsi dan tujuan IMM sebagai akademisi. Baginya, IMM harus senantiasa melahirkan para akademisi, bahkan lebih dari itu adalah intelektual yang siap menjawab persoalan zaman.
Hari ini, ditengah gersangnya tradisi intelektual IMM. Amin hadir mendobrak zona nyaman itu dengan konsep yang ia tawarkan dalam bukunya. Akmal juga berharap, IMM kedepannya harus memiliki fokus untuk mengkaji dan mendalami ruang-ruang intelektualitas. Sebab, dari situlah muaranya sebuah gerakan. “Sebenarnya, narasi-narasi ke-IMMan itu tidak sedikit. Ia banyak, tapi tumbuh tanpa dialektika. Oleh karena itu, kader IMM harus terus menopang intelektualitasnya agar menghadirkan dialektika terhadap gerakan kita hari ini”, pungkasnya.
Acara ditutup dengan launching buku IMM Studies karya Amin Azis ini. Abdul Musawir Yahya ditemani Akmal Ahsan, Hafiz Renaldi, Ketua PC IMM AR Fakhruddin, dan beberapa orang lainnya turut menandatangani buku sebagai simbol dari launching (***)