Pemerintah sedang melakukan uji klinis vaksin Covid-19 dan pada waktunya akan melakukan vaksinasi sesuai ketentuan. Namun, menurut MCCC vaksin hanya salah satu cara untuk penanganan pandemi, bukan satu-satunya solusi pengakhiran pandemi. Peran dan fungsi vaksin untuk menurunkan tingkat keparahan penyakit dan menurunkan angka kematian. Vaksin bukan untuk mencegah penularan Covid-19. Penerapan 3T dan 3M tetap harus diutamakan sebagai upaya penanganan pandemi.
Karenanya, masyarakat luas dan warga Muhammadiyah khususnya harus tetap waspada dan seksama dengan tetap berdisiplin tinggi dalam menerapkan 3T dan 3M. Tetap biasakan memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak serta menghindari dan tidak mengadakan kegiatan-kegiatan kerumunan yang rawan menjadi media penularan.
Ingat, pandemi Covid-19 belum berakhir dan masih meninggi. Telah banyak kerabat, orang-orang tercinta, dan saudara sebangsa di sekitar kita yang terkonfirmasi positif dan dipanggil Allah ke haribaan-Nya terkait pandemi ini. Penderitaan dan dampak dari wabah Covid-19 ini sangatlah luas dan berat. Karenanya, ringankanlah musibah ini, antara lain dengan tetap menegakkan disiplin dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat serta tidak mengadakan acara-acara yang berpotensi menjadi media penularan.
Kita berharap agar pandemi ini segera berakhir. Namun bila usaha kita kendor dan disiplin masyarakat longgar disertai sikap lalai atau cenderung menyepelekan, maka kita akan makin berat menghadapinya. Ingat beban Rumah Sakit dan tenaga kesehatan kian berat, mereka berada di garda depan sekaligus benteng terakhir dalam melawan Covid-19. Jika kita tidak mau berbagi dengan cara menegakkan disiplin 3T dan 3M maka siapa lagi yang akan meringankan beban berat hadapi pandemi ini?
Roda kehidupan memang harus berjalan. Tapi jangan memakai standar normal. Pakailah patokan, kondisi saat ini masih darurat, maka cegah kedaruratan dan hal yang menimbulkan darurat. Perlu berpikir ulang bila ingin pergi maupun melakukan kegiatan dan upacara yang melibatkan banyak orang atau kerumunan. Manakala bisa ditunda dan tidak perlu dilakukan maka sangat bijaksana bila tidak dilakukan. Bila kita memaksakan diri dan ceroboh, dampaknya bukan untuk diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.
Warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah di mana pun berada harus menjadi uswah hasanah dalam menerapkan 3T dan 3M serta disiplin sosial tinggi. Jangan abai dan lalai serta merasa sudah aman dari Covid-19. Sebaiknya tidak mengadakan kegiatan-kegiatan luring yang melibatkan banyak orang yang berpotensi menjadi media penularan Covid-19.
Bila tidak dapat memberi solusi, maka jangan menambah masalah makin berat dan beresiko tinggi. Semuanya harap menahan diri dan menjadi suri teladan bagi masyarakat luas sebagai wujud ihsan. Bukankah warga Muhammadiyah ingin menjadi Khaira Ummah? (*)