Filsafat Stoik Bikin Hidup Tambah Asik
Oleh : Adam Chairivo, Jurnalis InfoMu
Dalam hidup kerap kali kita mendapatkan hal yang tak terduga maka hidup dikatakan
penuh dengan misteri. Bentuk dari misteri itu memiliki banyak wajah. Mulai dari senang,
sedih, menyebalkan atau membagongkan kalau bahasa anak sekarang. Jika diberi pilihan
maka pasti diantara kita semua lebih memilih mendapatkan takdir yang baik, lalu takdir
yang buruk masing – masing dari kita berbeda cara menghadapinya. Kadang ada yang
meratapi, kadang ada juga yang mencaci maki hingga menjadi penyakit di dalam hati,
kadang ada juga yang biasa saja dalam menghadapinya. Hidup yang berengsek ini harus kita
nikmati dan syukuri.
Lalu kok ada manusia yang biasa saja menghadapi perkara – perkara hidup yang
random dan penuh kejutan ini dengan santainya?. Ada orang yang mampu merubah energi
negatif menjadi positif sehingga terlihat seperti tidak ada masalah apa – apa. Ada orang
yang senantiasa tak mempermasalahkan hal – hal buruk yang menimpanya dan cenderung
menikmatinya.
Bagaimana caranya?
Dewasa ini jika kita tidak mampu untuk melewati masa – masa sulit kita dan
cendurung mencelanya maka saya sebagai penulis akan memberikan tips hidup asik alah
filsafat stoik. Sebagaian dari kita mungkin asing dengan kata stoik atau stoikisme. Banyak
diantara kita belum pernah mengetahui ilmu filsafat stoikisme yang mampu membawa kita
untuk menghadapi hidup yang aselole menjadi happy haha hehe.
Stoikisme yang disebut juga dengan Stoa merupakan ilmu filsafat dari Yunani yang
dipopulerkan oleh Zeno di Kota Athena pada abad ke-3 SM namun ada juga yang
berpendapat filsafat ini lahir pada tahun 108 SM. Secara gambaran umum filsafat stoikisme
mengajarkan kita berpandangan hidup yang dimana manusia harus mampu mengontrol
emosinya demi dapat bersyukur tentang apa yang sedang terjadi. Pada dasaranya manusia
adalah makhluk yang mudah dipengaruhi oleh emosi.
Ada beberapa prinsip Stoikisme yang rasanya dapat membuat kita hidup lebih asik di
tengah gempuran hidup yang kurang baik. Filsafat ini akan membawa kita memahami hidup
dengan cara sederhana dan menyelesaikan masalah dengan mudah. Tak ada lagi kata galau,
bimbang, ragu dan kecewa jika kita mampu mempraktikan prinsip yang ada pada stoikisme
ini.
Salah satu prinsip stoikisme yang dapat membantumu hidup lebih asik adalah
“Kebahagiaan dari Kebaikan”. Orang – orang yang menganut filsafat stoik ini selalu
berpendapat bahwa kebahagiaan itu lahir atas kebaikan yang kita tanam sebelumnya. Jika
pada umumnya orang – orang beranggapan bahwa kebahagiaan adalah hasil dari
pengumpulan harta benda namun stoikisme membantah itu semua. Kebahagiaan lahir dari
kebaikan yang kita lakukan. Contohnya jika senang memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan dan ikhlas melakukannya, pasti sedikit banyak terbesit di hati nikmat kebahagiaan bahwa kita dapat membantu seseorang yang sedang membutuhkan. Melihat orang yang kita bantu merasa sangat terbantu atas bantuan kita, itu harganya lebih mahal dari apapun.
Psikolog klinis Tara de Thouars, BA, M.Psi, Psi., menjelaskan bahwa ketika
berbuat baik kepada seseorang, bagian otak yang bernama mesalimbic dopamine system
akan teraktivasi. Sehingga membuat seseorang merasa mendapatkan hadiah kembali
saat tahu respon bahagia dari orang lain yang dibantunya. Jadi secara tidak langsung
kebahagiaan itu hadir dari hal kecil yang dapat kita temukan di manapun. Mulai sekarang
cobalah untuk berbuat kebaikan entah itu pada orang tua, teman, tetangga, mantan
pacar atau bahkan selingkuhan (tidak disarankan).
Kemudian Filsafat Stoikisme juga memiliki prinsip bahwa ”Mengendalikan Pikiran”
merupakan hal yang patut dilakukan untuk menjadi pribadi yang tidak terjebak dalam
penderitaan yang sebenarnya kita sendiri yang melakukannya. Banyak hal yang terjadi atas
dasar di luar kontrol kita sebagai manusia, jadi mengendalikan pikiran menjadi kunci
suksesnya kita hidup secara asik di tengah kehdiupan yang bikin kita sick hiks hiks.
“Tidak Menyalakan Orang Lain” juga termasuk prinsip dalam filsafat stoikisme.
Sebagai manusia pasti sedikit banyak kita melakukan kontak atau bersosialisasi dengan
manusia lain. Hal ini juga menjadi pemicu permasalahan. Misalnya kita yang masih kuliah
sulit mendapatkan tanda tangan dosen pembimbing atau tidak di setujui judul skripsi kita,
lantas kita menyalahkan dosen itu karena enggan memperlancar urusan kita sehingga dalam
hati terdapat lubang hitam karena persistiwa ini. Jika kita tidak ingin ada lubang hitam pada
hati kita karena kasus tersebut maka cobalah untuk menjadi seorang stoik yang dapat
berpikir positif tentang masalah yang sedang dihadapi karena masalah itu di luar kendali
kita. Sama juga seperti halnya saat kita hendak berangkat ke suatu tempat bersama teman
yang persiapannya begitu lama sedangkan kita sudah siap sedari tadi dan tiba – tiba hujan
deras sehingga kita tidak jadi pergi. Disinilah peran stoikisme sebagai aliran filsafat yang
mengajarkan bahwa hal yang di luar dari kendali kita bukanlah hal yang harus dipikirkan bin
di pusingkan. Semuanya sudah menjadi takdir dan sudah ketentuan Tuhan dan alam. Jadi
tak usah repot – repot kita menyalahkan ini dan itu dari hal yang di luar kendali kita. Yang
terpenting kita dalam menjalankan hidup dengan penuh rasa syukur yang membuat hidup
tambah asik dan menarik.
Bagaimana kira – kira? Bisakan stoikisme menjadi aliran filsafat yang dapat
membuatmu menjadi pribadi yang kalem bin santuy. Tak mempermasalahkan masalah yang
menimpa karena setiap masalah yang terjadi pasti ada sisi baiknya. Jika hidup terus –
terusan kita rasa menjengkelkan maka kita akan sulit merasakan kebahagiaan. Stoikisme
membantu kita agar menjalankan hidup bahagia dengan sederhana.
Hidup akan asik jika kita belajar stoik. (*)