Brastagi, InfoMu.co – Kehadiran Rocky Gerung dalam Camping Mahasiswa Sumatera yang berlangsung di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Bukit Barisan, Brastagi, Sabtu malam (12/8/2023) membuat suasana menjadi heboh. Rocky tiba di lokasi kamping sekitar pukul 21.30 wib yang disambut sorak riuh para mahasiswa.
“Hidup Rocky Gerung..! No Rocky no party..!” teriak para mahasiswa.
Rocky langsung naik ke pentas didampingi Ketua Overlanding Indonesia Sumatera Utara, Irmansyah Lubis dan mantan Walikota Medan Akhyar Nasution. Panitia yang tidak sabar menanti kehadiran filsuf ini langsung menyerahkan microphone kepadanya untuk berbicara tentang berpikir kritis dan kepedulian lingkungan.
Karena topik camping mahasiswa itu membahas soal kepedulian terhadap lingkungan, Rocky lantas memulai pembicaraan tentang tumbuhan yang menyerap air dari tanah yang bisa menghijaukan alam. Alam yang hijau memberi kesempatan kepada makluk yang lain untuk hidup tenang, termasuk burung, cacing, ular dan sebagainya.
“Semua Binatang itu punya hak untuk hidup di habibat mereka,” kata Rocky.
Dari pembicaraan itu ia kemudian menghubungkan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang memutuskan memintahkan Ibukota Negara dari Jakarta ke Kalimantan, tanpa pernah memikirkan kondisi ekosistem yang ada di sana.
Ia juga mengkritik pemindahan IKN yang tidak didasari penelitian Analisis Menengai Dampak Lingkungan (Amdal). Berikutnya Rocky juga mengkritik rencana Presiden Jokowi yang ingin menawarkan proyek IKN ke China.
Pada akhirnya ceramah Rocky di depan mahasiswa Sumatera itu lebih banyak membahas soal dinamika politik terkini, soal korupsi, ancaman oligarki dan Pemilu 2024. Intinya, Rocky tetap menginginkan agar mahasiswa Sumatera mau berpikir kritis.
“Jangan ragu untuk bertengkar dalam ide dan pemikiran. Lawan dosen kalian berdebat. Jangan jadi orang yang tunduk kepada sikap feodal,” katanya.
Dialog dengan mahasiswa itu juga membahas soal kalimat ‘Bajingan Tolol” yang sempat dipopularkan oleh Rocky saat mengkritik kebijakan presiden beberapa waktu lalu. Rocky mengaku kalimat itu memang sengaja diucapkannya karena pertemuan itu berlangsung di depan para buruh. Sementara Rocky menilai para buruh sudah Lelah berjuang untuk mengadukan nasib mereka.
“Banyak sudah kalimat yang disampaikan buruh dalam menyampaikan aspirasi mereka, tapi tidak didengar. Maka itu perlu ada satu kalimat yang lebih keras agar bisa didengar. Iut sebebnya saya memilih kalimat ‘Bajingan tolol’ agar mau didengar,” katanya.
Rocky lantas menganologikan ucapan itu dengan seseorang yang ingin bangun pagi dengan menggunakan dering jam weker. Tapi setiap kali jam weker berbunyi, orang itu ternyata tidak juga bangun. Maka itu perlu sebuah gebrakan yang lebih drastis agar orang itu bangun pagi.
Hal itu yang menurut Rocky terjadi dengan nasib buruh di Indonesia. Agar suara buruh di dengar, Rocky menilai perlu ada kalimat khusus yang bisa menggetarkan pemerintah. Itulah yang mendasarinya sehingga menggunakan kalimat bajingan tolol.
Rocky sendiri mengaku bertanggungjawab atas kalimat itu. Jika pun ia diadukan banyak pendukung Jokowi karena kalimat itu, Rocky mengaku tidak gentar.
Rocky menyamaikan ceramah tentang berpikir kritis selama dua jam. Pertemuan itu berakhir pukul 23.50 wib diwarnai foto bersama Rocky dan para mahasiswa.(kajianberita)