Medan, InfoMu.co – Pimpinan Cabang Muhammadiyah Medan Tembung menggelar Salat Idul Fitri di lapangan parkir Bandar Khupi, Jalan Letda Sujono Medan. Salah Id yang dihadiri lebih 500 orang itu menghadirkan Dr. Syafri MA Anggota Majelis Tarjid dan Tajdid dan Dosen UMSU / UINSU sebagai Khatib.
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Medan Tembung terdiri terdiri dari empat ranting; PRM Jalan Mandailing, PRM Bandar Selamat, PRM Saudara dan PRM Pertiwi. Hadir pada salat Idul Fitri itu Pimpinan Cabang dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah / Aisyiyah dari 4 ranting yang ada.
Cuaca yang sejuk menjadikan salat Idul Fitri berlangsung dengan khitmad.
Dr. Syafri MA dalam khutbah Idul Fitri itu menjelaskan makna dari QS al-Baqarah 185, ” dan hendaklah kami mencukupkan bilangannya dan hendaklah kami mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur.
” Melalui ayat tersebut. setelah kita sempurnakan puasa kita di bulan Ramadan, Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk mengagungkan asma ALLAH dengan melantunkan takbir, tahmid dan tahlil seraya kita bersyujud dan bersyukur terhadap nikmat yang diberikanNya,” kata Syafri.
Allah maha tahu. Kita sering bertakbir dalam ibadah kita. Namun terkadang kita lupakan takbir di luar ibadah kita. Kita besarkan ALLAH di Masjid namun di luar Masjid kita masih sering mengagungkan kekayaan, kekuasaan dan jabatan. Kita masih diperbudak oleh nasfu dengan memaksa orang lain untuk menuruti kemauan kita.
Kenapa Kita Masih Mengganti Takbir dengan Takabbur
Di atas sajadah kita kumandangkan Takbir namun di kantor, di pasar, di ladang, di tengah masyarakat kita lupakan ALLAH SWT. Kita telah menganti takbir kita dengan Takabbur. Kita salahgunakan jabatan yang seharusnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Kita bangga dengan gelar dan jabatan kita. Kita bangga dengan kekayaan dan melipahruah.
Di tengah mnasyarakat kita tidak lagi berpegang pada firman-firman ALLAH, Hadist Rasulullah yang mengajarkan kita kejujuran, keikhlasan, kasih dan sayang serta amal sholeh. Sebaliknya dengan setia kita ikuti petunjuk syaitan laknatullah yang mengajarkan kelicikan, kemunafikan dan kekerasan hati. Allah yang selalu kita besar dalam shalat dan doa kita telah kita lupakan dalam kehidupan nyata.
Kata Syafri lagi, kenapa dalam puasa kita menahan diri untuk tidak makan dan minum, namun kita berbuka dengan makanan dan minuman yang haram. Bibir kita kering karena kehausan. Mata kita sayu karena keletihan. Perut kita kosong menahan lapar. Namun tangan-tangan kita kotor karena kemaksiatan. Banyak kita yang khusu’ dalam salat namun kita khusu’ juga merampas hak orang lain. Banyak kita yang fasih membaca dalil dan ayat Quran namun kita juga fasih dalam menipu orang lain. Banyak kita tidak putus berpuasa di bulan Ramadan namun kita tidak putus pula dalam melakukan kedzoliman.
Pesan-pesan penting yang disampaikan Dr. Syafri MA itu mengingatkan semua jamaah untuk kembali kepada fitrah, menjaga kesucian setelah sebulan Ramadan berlalu. (Syaifulh)