Medan, infoMu.co – Akademisi sekaligus pengamat politik DR Arifin Saleh Siregar menyebut ada fenomena dominasi elit politik di tingkat pusat yang tidak memperhatikan aspirasi kader di daerah maupun akar rumput.
Hal ini mengakibatkan calon KDh yang ditetapkan partai lebih menjadi calonnya elit kekuasaan bukan sebagai hasil dari aspirasi kader melalui jenjang penjaringan.
Fenomena ini disebutnya terjadi di Pilkada serentak 2020 termasuk di Kota Medan.
“Ini jelas bukan bagian dari demokrasi yang mencerdaskan rakyat. Fungsi partai sebagai media pengkaderan tak berjalan,” kata Dekan Fisip UMSU DR Arifin Saleh Siregar dalam dialog “Apa dan Bagaimana Kepantasan Sosok yang Akan Memimpin Kota Medan ke Depan” di Studio Lite FM 92,8 Jalan Sei Bagerpang 35 Medan, Jumat (24/7).
Acara dipandu Pieter Manopo dan menghadirkan Suwandi Purba dari Relawan Kawan Akhyar.
Di sisi lain, DR Arifin menyebut Akhyar Nasution meski tidak didukung partainya namun tetap berpeluang besar untuk menang karena pendukungnya di PDIP diperkirakan tetap setia akan memilihnya.
“Publik pun saya kira bisa tau ya kepantasan seorang Akhyar sebagai petahana yang seharusnya diusung PDIP,” tegasnya.
Sementara itu menjawab pertanyaan Pieter Manopo soal modal Akhyar di Pilkada Medan, Suwandi Purba dari Relawan Kawan Akhyar menyebut meski hanya didukung PKS dan PD dengan 11 kursi , Akhyar sesungguhnya didukung koalisi kerakyatan.
Saat ini tim Akhyar terus membangun sinergi dengan elemen lintas suku, agama, profesi, komunitas, paguyuban bahkan mendapat support dari kader partai lain yang bukan pengusung Akhyar.
“Apa yang disebut DR Arifin perihal fenomena calon KDh titipan elit pusat kekuasaan memunculkan resistensi di daerah. Di Medan hal itu juga terjadi sehingga di akar rumput kader partai lainnya ikut-ikutan mendukung Akhyar bukan mendukung calon KDh yang diusung partainya,” tegas Suwandi.
Modal lainnya adalah rekam jejak Akhyar sebagai sosok pekerja keras, orang yang teguh hidup dalam kesederhanaan, punya pengalaman sebagai pengurus partai, anggota DPRD Medan , Wakil Wali Kota dan saat ini menjabat Plt.
Keberadaannya sebagai putra daerah yang lahir, besar dan mengabdi di Kota Medan tentu secara psikologis memiliki kedekatan dengan warga kota Medan.
“Saya kira modal Akhyar itu adalah rekam jejaknya, putra daerah dan dukungan koalisi kerakyatan,” kata Suwandi Purba (*)
