Pada Perayaan Tahunan 2021, yang diselenggarakan secara virtual oleh Komite Tertinggi Persaudaraan Kemanusiaan (_The Higher Committee of Human Fraternity_) yang berkedudukan di Kairo, hadir sejumlah tokoh, baik Muslim maupun Kristiani, baik Dunia Arab mau luar., termasuk dari PBB. Dari Indonesia hadir Prof. Din Syamsuddin.
Dalam pidatonya yang (atas permintaan panitia) berjudul “Tanggung Jawab Organisasi Keagamaan untuk Membangun Persaudaraan Kemanusiaan”, Prof. Din Syamsuddin mengatakan bahwa penandatangan Piagam Kemanusiaan itu merupakan tonggak peradaban yang penting dan tepat waktu. Menurutnya, peradaban manusia tengah menghadapi masalah yang menciptakan disrupsi besar. Maka adalah tanggung jawab Organisasi Keagamaan untuk tampil sebagai problem solver (penyelesai masalah). Namun hal itu meniscayakan adanya kerja sama antar umat berbagai agama.
Dalam pandangan mantan Utusan Khusus Presiden utk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban ini, kerja sama antar umat beragama sedunia sangat mendesak. Walaupun agama-agama berbeda secara teologis, namun mereka bertemu pandangan pada titik kemanusiaan. Agama memang dari Tuhan, tapi sejatinya untuk manusia dan kemanusiaan. Maka tidak ada pemisahan antara Persaudaraan Keimanan (seperti Persaudaraan Keislaman) dan Persaudaran Kemanusiaan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang.
Di akhir pidatonya, Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, menyarakankan agar Perayaan Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia tidak berhenti pada seremoni dan diskusi, tapi harus berlanjut pada aksi nyata ada kolaborasi umat lintas agama dalam membangun koeksistensi damai dan toleransi. Keduanya perlu berlanjut pada kolaborasi dalam berbagai sektor peradaban.
Memberi sambutan pembukaan Wakil Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Muhammad Al-Dhuhaiwy, Rektor Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Muhammad Al-Mahrashowy, dan sejumla tokoh Islam dan Kristen.(Syaifulh)

