Pagi ini mendapatkan kabar dari Buya Syafii, kalau Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Jogjakarta sedang dalam perawatan medis karena covid 19 di RS Sardjito.
Sebab semua bantuan ventilator dan alkes lainnya, dipusatkan di rumah sakit-rumah sakit pemerintah. Sedangkan Swasta jika akan membeli, sudah diborong oleh pemerintah dengan harga yang sangat tinggi sekali.
Dan alat-alat ventilator serta alkes yang ada di PKU dalam jumlah terbatas, sudah digunakan oleh pasien yang sedang dalam penanganan medis akibat covid.
Kabar ini sangat menyedihkan sekali, sebab banyak dokter dan nakes di rumah sakit swasta yang berjuang membantu para pasien covid. Bahkan, hingga saat ini, tidak sedikit para nakes dan dokter yang berguguran
Sesuai data hari ini, secara keseluruhan sudah 115 tenaga kesehatan yang berguguran dalam melawan covid 19 dan membantu para pasien. 1 saja yang meninggal, kita sudah banyak kehilangan, apalagi dengan jumlah yang sangat besar.
Sebab tenaga kesehatan di Indonesia, jumlahnya 0,4% dari total jumlah penduduk Indonesia. Artinya 1 dokter akan mengampu 2500 orang. Maka jika saat ini, 115 orang Nakes yang meninggal dunia, berarti 287.500 penduduk kehilangan dokter. Hal ini, belum bicara terkait spesifikasi dan keahlian dokter.
Tentu saja, kita semua harus benar-benar memberikan perhatian serius terhadap para dokter ataupun tenaga kesehatan kita. Tidak hanya dokter rumah sakit umum, namun semua dokter yang bekerja berjuang membantu pasien covid 19. Merekalah benteng terakhir kita dalam melawan covid 19 ini. Jika mereka berguguran, apalah yang akan terjadi bagi kehidupan manusia ke depan. Naudzubillah Min Dzalik.
Maka, selain perhatian & keseriusan pemerintah, upaya menjaga dan menyelamatkan para dokter, juga ada di tangan kita, masyarakat Indonesia, untuk menerapkan dan menjaga protokol kesehatan. Jika sekali kita abai, sekali kita remeh, lagi-lagi efeknya adalah para nakes dan dokter kita.
Khusus kepada pemerintah, semoga pesan Buya Syafii ini, di dengar dan ditindaklanjuti.
” Yml. Presiden Republik Indonesia
Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan gincang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula.
Pak Presiden, mohon diperintahkan kepada Menteri Kesehatan dan jajarannya untuk berupaya semaksimal mungkin menolong nyawa para dokter ini. Jika begini terus, bangsa ini bisa oleng karena kematian para dokter saban hari dalam tugas kemanusiaannya di garis paling depan.
Terima kasih Pak Presiden.
Ahmad Syafii Maarif”
Dan sebagai catatan, doa kami bersama pak Dirut PKU Jogja, semoga diberikan kesabaran, kekuatan dan kesehatan kembali. Dan begitu pula dengan para dokter yang tengah berjuang, semoga keikhlasan dan ketabahan para dokter dalam berjuang, Allah limpahkan kemuliaan dan keberkahan baginya dan keluarga. Amiin.
Deni al Asyari, Direktur Suara Muhammadiyah