Jakarta, InfoMu.co – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menjadi tempat berlangsungnya acara peluncuran dan diskusi dua buku bertajuk “Merawat Matahari” dan “Manusia Limited Edition”. Kedua buku ini mengisahkan perjalanan hidup dan kontribusi Muhadjir Effendy, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga merupakan Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji. Acara yang digelar pada (13/1) ini dihadiri oleh berbagai tokoh agama, pejabat negara, dan tokoh masyarakat.
Din Syamsuddin, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 menyampaikan apresiasi atas peluncuran buku tersebut. Ia mengungkapkan ketertarikannya pada salah satu buku yang berjudul Merawat Matahari, yang Ia anggap memiliki relevansi simbolik dengan fenomena alam yang akan terjadi pada 25 Januari mendatang.
“Pada tanggal 25 nanti, planet-planet di tata surya akan berbaris sejajar mengelilingi matahari. Fenomena ini seolah menyambut peluncuran buku ini, sesuai dengan salah satu judul buku yang diterbitkan,” ujarnya.
Din juga menyampaikan apresiasinya terhadap istilah dari judul buku yang diterbitkan yaitu “Merawat Matahari”, yang menurutnya memiliki makna simbolik.
“Matahari itu adalah Muhammadiyah, dan Pak Muhadjir telah tampil sebagai ‘perawat’, terutama dalam upayanya mengembangkan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang saat ini menjadi kampus besar, indah, dan berkualitas tinggi. Pak Muhadjir juga merupakan sosok yang jika mendapatkan amanat, termasuk di pemerintahan, dapat menjalankan tugasnya dengan baik,” tuturnya.
Selain itu, Din juga mengenang sosok Muhadjir Effendy sebagai figur yang unik dalam bermuhammadiyah, bahkan menyebutnya sebagai “Limited Edition”.
“Pak Muhadjir adalah salah satu contoh pemimpin Muhammadiyah yang berasal dari latar belakang yang berbeda dari kader-kader Muhammadiyah yang biasanya, namun nilai-nilai Kemuhammadiyahan-nya sangat kental,” jelasnya.
Sementara itu, Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa buku ini sebenarnya sudah lama selesai namun penerbitannya sempat tertunda hingga akhirnya saat ini bisa diluncurkan.
Muhadjir juga menambahkan bahwa peluncuran buku ini bukanlah bagian dari agenda khusus, melainkan sebagai bentuk penghargaan terhadap perjalanan hidup dan kiprahnya selama ini.
Ia menekankan pentingnya menjaga objektivitas dalam sebuah biografi.
“Buku ini berusaha menyajikan cerita yang lebih objektif, termasuk tantangan dan perjuangan di balik kesuksesan,” tuturnya.
Nasrullah, sebagai penulis buku mengungkapkan bahwa buku ini telah selesai ditulis pada tahun 2016 dan berfokus pada perjalanan hidup Muhadjir Effendy. Ia menjelaskan bahwa buku yang diterbitkan ini bukan hanya sekadar biografi, tetapi juga menggali lebih dalam mengenai proses perjuangan dan dedikasi Muhadjir Effendy dalam menimba ilmu dan aktif berorganisasi.
“Buku ini mengisahkan bagaimana jejak Muhadjir Effendy dalam berkiprah, kegigihan beliau dalam menimba ilmu, dan bagaimana aktifnya beliau dalam berorganisasi,” ujarnya.
Selain itu, Ia juga menekankan pentingnya mendokumentasikan perjalanan hidup tokoh-tokoh seperti Muhadjir Effendy.
“Buku ini adalah bagian dari upaya mendokumentasikan perjalanan hidup seseorang yang memiliki dedikasi besar bagi bangsa dan negara. Semoga cerita ini menjadi teladan untuk kita semua,” jelasnya.
Sebagai tuan rumah, Aminuddin Azis, selaku Kepala Perpustakaan Nasional RI, menyatakan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya Perpustakaan Nasional untuk memuliakan guru dan tokoh yang berjasa. Selain itu, diskusi buku ini diharapkan dapat meningkatkan literasi masyarakat Indonesia.
Diskusi buku ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengenang perjalanan hidup Muhadjir Effendy, tetapi juga dapat menjadi inspirasi dan sumber motivasi bagi generasi muda Muhammadiyah.
Melalui acara ini, diharapkan semangat dan nilai-nilai yang diusung Muhadjir dapat terus dilestarikan dan menginspirasi lebih banyak orang. (muhammadiyah.or.id)