Babak Baru Diplomasi Indonesia untuk Palestina
Anis Matta selaku Wakil Menlu RI yang juga Ketua Umum Partai Gelora Indonesia berkesempatan memimpin delegasi Indonesia pada Pertemuan Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab, di Riyadh pada 10 November 2024. Anis Matta menyampaikan bahwa perjuangan Palestina merebut kemerdekaan adalah dasar pembentukan OKI. Itulah sebabnya, kita semua adalah Palestina dan harus membantu perjuangan Palestina.
Kita ketahui bahwa Organisasi Konferensi Islam didirikan berdasarkan keputusan Konferensi Tingkat Tinggi Islam Pertama yang diselenggarakan di Rabat pada tanggal 22-25 September 1969, atas reaksi Dunia Islam, yang dipicu oleh serangan pembakaran terhadap Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga dalam Islam dan terletak di Yerusalem yang diduduki Israel, oleh seorang Yahudi ekstremis Australia pada tanggal 21 Agustus 1969.
Pernyataan Anis Matta di Forum Persiapan KTT OKI bahwa “Kita adalah Palestina” menjadi pengingat kembali bahwa dasar pembentukan OKI adalah merebut kemerdekaan Palestina. Pernyataan Anis Matta ini juga menandakan babak baru diplomasi Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Perjuangan donasi, aksi solidaritas dan diplomasi internasional yang selama ini sudah dilakukan Indonesia akan lebih agresif. Karena bagi Indonesia perjuangan memerdekakan Palestina adalah amanat konstitusi; “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan” (Pembukaan UUD 1945).
Disamping itu, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan juga negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah India, China dan Amerika, peran Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Palestina akan banyak memberikan pengaruh di dunia, khususnya dunia Islam. Posisi strategis Indonesia sebagai anggota G20 dan potensi ekonomi Indonesia ke depan juga menjadikan Indonesia punya peran strategis dalam diplomasi internasional.
Penguasaan bahasa Arab yang fasih, pemahaman Anis Matta yang komprehensif tentang dunia Islam, geopolitik dunia dan relasi jaringan di negara-negara Islam menjadikan Indonesia semakin “relate” (terhubung) dengan persoalan dunia Islam khususnya kemerdekaan Palestina. Kehadiran Anis Matta sebagai utusan RI di KTT OKI ini mewakili Presiden Prabowo Subianto akan membawa warna baru dalam diplomasi Indonesia di dunia Islam. Apalagi bersamaan dengan itu, Presiden Prabowo juga melakukan kunjungan kerja ke China dan Amerika Serikat dimana Trump terpilih menjadi presiden Amerika.
Pemerintahan Prabowo sepertinya langsung gasspoll dalam melakukan diplomasi internasional, situasi geopolitik yang kian memanas harus segera di mitigasi agar tidak memberikan dampak negatif ke Indonesia. Mengutus Menlu dalam KTT BRICS, kunjungan kerja Presiden Prabowo ke China dan Amerika Serikat serta mengutus Anis Matta dalam KTT luar biasa OKI, adalah sinyal bahwa Indonesia sedang memasuki babak baru diplomasi internasional menuju menjadi negara Superpower Baru. (***)