Surakarta, InfoMu.co – Angka lansia yang semakin bertambah memberi dampak pada struktur kependudukan dan memberikan beberapa tantangan bagi Indonesia. Isu lansia ini menjadi salah satu dari kerja ‘Aisyiyah sejak awal berdirinya dengan melaksanakan berbagai kegiatan maupun amal usaha.
“Kita semua meyakini bahwa pilihan aisyiyah utk berkonsentrasi di bidang dakwah kemanusiaan itu sangat berpikiran ke depan. Sejak ‘Aisyiyah lahir, tetap berkhidmat pada umat dan bangsa,” ungkapnya seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima redaksi pada Sabtu (8/6).
Sementara itu, Koordinator Program INKLUSI ‘Aisyiyah yang juga Sekretaris Umum PP ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah menyampaikan bahwa jumlah lansia yang semakin meningkat adalah PR bagi ‘Aisyiyah termasuk lansia miskin yang jumlahnya hampir 40%.
Lansia miskin ini salah satunya adalah lansia yang tidak memiliki rumah juga tidak memiliki pendapatan. Sehingga menurutnya menguatkan amal usaha ‘Aisyiyah di isu lansia ini bisa menjadi jawaban atas permasalahan menjamin kesejahteraan bagi lansia.
Selain itu Tri juga mendorong kader-kader ‘Aisyiyah bisa mengawal Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2021 tentang Stranas Kelanjutusiaan.
Tirta Suteja, selaku Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan dari Bappenas menyampaikan bahwa penduduk di Indonesia bergerak menuju struktur penduduk yang semakin menua, dimana lebih dari 10% penduduk adalah usia 60+ dengan angka tertinggi yakni 16.02% di DIY, disusul Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Bahkan pada tahun 2045 nanti lansia diestimasikan mengalami peningkatan sejumlah 15.45%. Perubahan struktur kependudukan ini memiliki tantangan seperti layanan dasar, ekonomi, kesejahteraan sosial, dan perawatan.
“Dengan bertambahnya pendudukan lansia dibutuhkan perawatan penduduk lansia yang mewadai, selama ini mayoritas pemberi rawatan adalah anggota rumah tangga dimana perempuan menanggung beban pengasuhan terbesar,” ujar Tirta.
Bappenas, disebut Tirta, telah mengembangkan sistem perawatan lansia terintegrasi di Indonesia (LLT) yang dilaksanakan pilot projectnya di provinsi Bali dan DIY. Tirta juga menyampaikan bahwa kedepannya masih banyak PR untuk implementasi Stranas Kelanjutusiaan. Salah satunya penguatan kelembagaan pelaksanaan program kelanjutusiaan dengan akreditasi Lembaga terkait seperti panti/LKS/ Daycare. (muhammadiyah.or.id)