Medan, InfoMu.co – Praktisi Kesehatan asal Sumatera Utara, dr. Ade Taufiq Sp.OG., menyatakan, wabah Covid 19 bukan hoaks. Virus ini nyata dan benar-benar ada. Untuk itu, masyarakat harus bersikap waspada dengan tetap menjalankan protokoler kesehatan.
Hal ini disampaikannya dalam Diskusi online bertajuk “Politik Kesehatan: Topik Pavorit Penyebar Hoaks” yang diselenggarakan kelompok masyarakat Sahabat Lutfi Fauzi (SALUT) pada Minggu pagi, 14/6.
Selain Ade Taufiq, acara virtual yang dipandu Hari Baron ini, juga mengundang Politisi PAN Sumut, Yahdi Khoir Harahap, serta pakar komunikasi asal UMSU, Rudianto, sebagai narasumber.
Perkembangan terakhir, jumlah pasien positif Covid-19 belum menunjukkan tren yang menurun. Bahkan, angkanya naik signifikan pasca dilonggarkannya kran PSBB oleh pemerintah pusat.
“Ini berarti wabah Covid-19 yang disebut-sebut sebagai konspirasi global, halusinasi yang digunakan untuk menakut-nakuti, dan sebagainya oleh sebagian masyarakat kita, nyata dan sudah lebih dari 36.000 orang yang terpapar,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia meluruskan berita-berita hoaks yang beredar di-Covid-kan pasien seperti penderita TB paru dan jantung. “Tuduhan itu tidak benar. Sebab, dalam faktanya orang dengan penyakit tertentu seperti jantung, diabetes, dan TBC, paling rentan terinfeksi. Penyakit ini menjadi penyakit penyerta atau secara medis disebut komorbid,” tegasnya.
Komitmen Bersama
Sementara itu Pakar Komunikasi Rudianto mengatakan, Pandemi Covid-19 yang juga mewabah di hampir di seluruh daerah Indonesia, tidak akan tuntas apabila tidak ditangani secara serempak dan bersama-sama. Menurutnya, dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah bersama semua pihak agar bencana non-alam ini dapat tuntas dengan segera.
“Jadi, harus serempak dan kompak. Misalkan wabah ini mereda di Sumatera Utara, tapi jumlah orang terpapar bertambah di daerah lain, ini namanya belum selesai,“ jelas Wakil Rektor III UMSU ini.
Lebih lanjut ia menguraikan, bahwa komunikasi intensif dan konsisten serta keterbukaan informasi menjadi salah satu kunci penanganan wabah ini. Selain itu, katanya, dua unsur tersebut juga dapat dijadikan penangkal beredarnya hoaks di tengah massa.
Empat Mazhab
Terkait dengan fenomena hoaks yang beberapa waktu belakangan tampak semakin kuat mempengaruhi alam pikiran masyarakat, Politisi PAN Sumut, Yahdi Khoir membagi kelompok masyarakat menjadi empat mazhab.
Pertama mazhab Kesehatan. Dalam pemaknaannya, masyarakat meyakini wabah Covid-19 benar-benar ada. Untuk itu, agar tidak tertular, protokoler kesehatan yang diatur pemerintah perlu dipatuhi.
Kedua, mazhab ekonomi, yaitu mazhab yang menggolongkan masyarakat yang lebih mementingkan kehidupan ekonominya ketimbang bahaya wabah Covid-19.
Ketiga, mazhab konspirasi. Aliran ini menggolongkan masyarakat yang meyakini kalau pandemi Covid-19 diciptakan untuk menjadi ladang bisnis bagi penguasan dunia.
Sedangkan yang keempat, mazhab halusinasi. Ada kelompok masyarakat kita yang menganggap wabah ini sebbagai khayalan, halusinasi, dan sebagainya.
“Mereka menganggap corona itu tidak ada,” tandasnya. (Risfan Sihaloho)