Politik Islam
Dalam Perspektif Alquran dan al-Hadis
(Sebagai Panduan Umat Menyambut Pilkada Serentak 2020)
(Bagian Kedua / Penutup)
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Periode 2015-2020.
Al-Hadis berbicara tentang politik
Menggunakan(تَسُوسُهُمْ)
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ فُرَاتٍ الْقَزَّازِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ قَالَ قَاعَدْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ خَمْسَ سِنِينَ فَسَمِعْتُهُ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ.
Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Muhammad bin Ja’far telah berce rita kepada kami Syu’bah dari Furat Al-Qazaz berkata, aku mendengar Abu Hazim berkata;”Aku hidup mendampingi Abu Hurairah ra. Selama lima tahun dan aku mendengar dia bercerita dari Nabi saw. yang besabda:”Bani Isra’il, kehidupan mereka selalu diurusi (siyasah) urusannya oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan dibang kitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak ada Nabi se peninggal aku. Yang ada adalah para khalifah yang banyak jumlah nya”.Para sahabat bertanya;”Apa yang baginda pe rintahkan kepada kami?”Beliau menjawab:”Penuhilah bai’at kepada khalifah yang pertama (lebih dahulu di angkat), berikanlah hak mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan mereka” .H.R.al-Bukhari. No hadis 3196.
Dari hadis di atas menegaskan bahwa politik (siyasah) itu bermakna mengurusi urusan masyarakat.
Muslim mesti meninggalkan pekerjaan sia-sia
حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ.
Telah menceritakan kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib bahwa Ra sul saw. bersabda: “Di antara tanda baiknya keIslaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya. “H.R.Malik.No. hadis 1402.
Pentingnya Kekuasaan (politik) untuk Mencegah Kemungkaran dalam Kehidupan Masyarakat
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِبْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ ح وحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ كِلَاهُمَا عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ وَهَذَا حَدِيثُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ أَوَّلُ مَنْ بَدَأَ بِالْخُطْبَةِ يَوْمَ الْعِيدِ قَبْلَ الصَّلَاةِ مَرْوَانُ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ الصَّلَاةُ قَبْلَ الْخُطْبَةِ فَقَالَ قَدْ تُرِكَ مَا هُنَالِكَ فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Sufyan. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Musanna telah mencerita kan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Syu’bah keduanya dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab dan ini adalah hadis Abu Bakar, “Orang perta ma yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum shalat Hari Raya didirikan ialah Marwan. Lalu seorang lelaki berdiri dan berkata kepadanya,”Salat Hari Raya hen daklah dilakukan sebelum membaca khutbah.” Marwan men jawab,”Sungguh, apa yang ada dalam khut bah sudah banyak ditinggalkan.”Kemudian Abu Said berkata, “Sungguh, orang ini telah memutuskan (melakukan) sebagaimana yang pernah aku dengar dari Rasul saw., bersabda: “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendak lah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya.Itulah selemah-lemah iman.”H.R.Muslim.No.hadis 70.
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي الشَّعْبِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُدْهِنِ فِي حُدُودِ اللهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا مَثَلُ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا سَفِينَةً فَصَارَ بَعْضُهُمْ فِي أَسْفَلِهَا وَصَارَ بَعْضُهُمْ فِي أَعْلَاهَا فَكَانَ الَّذِي فِي أَسْفَلِهَا يَمُرُّونَ بِالْمَاءِ عَلَى الَّذِينَ فِي أَعْلاهَا فَتَأَذَّوْا بِهِ فَأَخَذَ فَأْسًا فَجَعَلَ يَنْقُرُ أَسْفَلَ السَّفِينَةِ فَأَتَوْهُ فَقَالُوامَالَكَ قَالَ تَأَذَّيْتُمْ بِي وَلَابُدَّ لِي مِنْ الْمَاءِ فَإِنْ أَخَذُواعَلَى يَدَيْهِ أَنْجَوْهُ وَنَجَّوْاأَنْفُسَهُمْ وَإِنْ تَرَكُوهُ أَهْلَكُوهُ وَأَهْلَكُوا أَنْفُسَهُمْ.
Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Hafsh bin Ghiyas telah menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami Al-A’masy berkata, telah mencerita kan kepadaku Asy-Sya’biy bahwa dia mendengar An-Nu’ man bin Basyir ra. berkata;Nabi saw.telah bersabda: “Perumpamaan orang yang menerjang hukum Allah dan orang berada padanya seperti sekelompok orang yang ber layar dengan sebuah kapal, lalu sebagian dari mereka ada yang men dapat tempat di bagian bawah dan sebagian lagi di atas perahu. Lalu orang yang berada di bawah perahu bila mereka men cari air untuk minum, mereka harus mele wati orang-orang yang berada di atas sehingga mengganggu orang yang diatas. Lalu salah seorang yang di bawa mengambil kapak untuk membuat lubang di bawah kapal. Maka orang-orang yang di atas mendatanginya dan berkata:”Apa yang kamu lakukan?”Orang yang di bawah berkata:Kalian telah terganggu karena aku sedangkan aku me merlukan air”.Maka bila orang yang berada di atas mencegah dengan tangan mereka maka mereka telah menyelamatkan orang tadi dan menyelamatkan diri mereka sendiri, namun apabila mereka membiarkan saja apa berarti dia telah membinasakan orang itu dan diri mereka sendiri”. H.R.al-Bukhari.No 2489.
Mukmin kuat lebih baik daripada Mukmin lemah
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُاللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair mereka berdua berkata; te lah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Idris da ri Rabi’ah bin ‘Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Hab ban dari Al-A’raj dari Abu Hurairah dia berkata; “Rasul saw. bersabda: ‘Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah.Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Ca pailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagi mu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begi tu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah;’lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehenda ki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguh nya ungkapan kata ‘law’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan.’ H.R. Muslim. No hadis 4816.
Hadis di atas menegaskan agar orang mukmin me miliki kekuatan dalam kehidupannya. Kekuatan di sini ten tunya semua hal berkaitan dengan kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial, lahir dan batin. Sebab orang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah swt ketimbang mukmin yang lemah. Jika, dalam politik mukmin lemah, maka akan dikuasai oleh kafir.
Al-Hadis Berbicara tentang Sifat Pemimpin
Setiap orang pemimpin dan bertanggung jawab
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍحَدَّثَنَا لَيْثٌ ح وحَدَّثَنَا مُحَمَّدُبْنُ رُمْحٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُرَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Lais. (dalam jalur la in)Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh telah menceritakan kepada kami Lais dari Nafi’ dari Ibnu Umar dari Nabi saw., bahwa beliau bersabda: “Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung ja wab atas apa yang dipim pinnya. Seorang pemimpin yang memimpin manusia akan bertanggung jawab atas rakyatnya, seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, dan dia bertanggung jawab atas mereka semua, seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya, dan dia bertanggung jawab atas mereka semua, seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya, dan dia bertanggung jawab atas harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab atas kepe mimpinannya.”H.R. Muslim. No. hadis 3408.
Hadis tentang kejujuran
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا.
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wa`il dari Abdullah ra. dari Nabi saw. beliau bersab da: “Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguh nya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta.” H.R. al-Bukhari. No. hadis 5629.
Hadis di atas memberikan pelajaran bahwa jika pemimpin atau kepala negara memiliki perilaku jujur (shiddiq), maka akan membawa rakyatnya kepada surga, maknanya akan mensejahterakan dan memakmurkan rakyatnya sehingga mewujudkan kebahagian, kedamaian dan keharmomisan. Namun jika pemimpinya atau kepala negaranya berperilaku dengan banyaknya kebohongan atau dusta, maka rakyatnya akan dibawa ke neraka, maknanya akan dibawa kepada kesengsaraan, penderitaan, dan siksaan yang terus menerus, selama kebohongan terus berjalan.
Hadis tentang Sifat Amanah
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاءِحَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْخَازِنُ الْمُسْلِمُ الأَمِينُ الَّذِي يُنْفِذُ وَرُبَّمَا قَالَ يُعْطِي مَا أُمِرَ بِهِ كَامِلا مُوَفَّرًا طَيِّبًا بِهِ نَفْسُهُ فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ أَحَدُ الْمُتَصَدِّقَيْنِ.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-‘Ala’ telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid bin ‘Abdullah dari Abu Burdah dari Abu Musa dari Nabi saw. bersabda:”Seorang bendahara muslim yang amanah adalah orang yang melaksanakan tugasnya (dengan baik)”.Terkadang Beliau bersabda :”Dia melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya dengan sempurna dan jujur serta memiliki jiwa yang baik, dia mengeluarkannya (sadaqah) kepada orang yang berhak sebagaimana diperintah kan adalah termasuk salah satu dari Al-Mutashaddiqin”. H.R.al-Bukhari. No. hadis 1348.
Hadis tentang Istiqamah
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ يَا مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سَبَقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالا لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلالا بَعِيدًا.
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim telah mence ritakan kepada kami Sufyan dari Al-A’masy dari Ibrahim dari Hammam dari Khuzaifah berkata, “Wahai ahli Alqur an, bersikap istiqamahlah kalian, dengan demikian kalian telah menjadi pemenang yang jauh, sebaliknya jika kalian oleng kanan kiri, kalian telah sesat sesesat-sesatnya.”H.R. al-Bukhari.No 6739.
Hadis tentang istiqamah ini, jika diterapkan oleh umat Islam, maka akan menjadi umat yang terdepan, menjadi imam, bukan menjadi makmum dalam segala hal. Faktanya, hingga kini, umat Islam belum menjadi imam, baik dalam politik, ekonomi, sains dan teknologi, bahkan sosial budaya. Umat Islam masih menjadi makmum dalam segala lini kehidupan, oleh karenanya marilah kita berperilaku istiqamah dalam hal kebaikan dan kebenaran, agar kita menjadi umat yang terdepan.
Hadis tentang Keistimewaan Pemimpin yang Adil
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللهِ قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ اْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.
Telah menyampaikan kepada kami Muhammad bin Basyar Bundar berkata dia: telah menyampaikan kepada kami Yahya dari ‘Ubaidillah berkata dia: gtelah menyampaikan kepadaku Hubaib bin ‘Abdirrahman dari Hafs bin Hasim dari Abi Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di ba wah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecu ali naungan-Nya, yaitu: (1) Pemimpin yang adil, (2) pemu da yang tumbuh de ngan ibadah kepada Allah (selalu beri badah), (3) seseorang yang hatinya bergantung kepada mas jid (selalu melakukan salat jamaah di dalamnya), (4) dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya ber kumpul dan berpisah karena Allah,(5) seorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk berzina), tapi ia mengatakan: Aku takut kepada Allah,(6) seseorang yang memberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kanannya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kirinya dan (7) seseorang yang berzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya. H.R.al-Bukhari. No hadis 620.
Bahayanya Pemimpin Politik yang Tidak Jujur
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Sya ibah telah menceritakan kepada kami Waki’ dan Abu Mu awiyah dari al-A’masy dari Abu Hazim dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasul saw. bersabda: “Ada tiga orang yang mana Allah tidak mengajak mereka berbicara pada hari kia mat, dan tidak mensucikan mereka.” Abu Mu’awiyah me nyebutkan, “Dan tidak melihat kepada mereka. Dan mere ka mendapatkan siksa yang pedih: yaitu orang tua yang pezina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.”” H.R.Muslim.No hadis 156.
Larangan Meminta Jabatan (Politik)
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَائْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ.
Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farruh telah menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim telah mencerita kan kepada kami Al-Hasan telah mencerita kan kepada ka mi Abdurrahman bin Samurah dia berkata,”Rasul saw. per nah bersabda kepadaku:”Wahai Abdurrahman bin Samu rah, janganlah kamu meminta-minta jabatan, karena me minta jabatan resikonya sangatlah berat, namun jika kamu diserahi jabatan tanpa kamu minta, maka kamu akan dito long dalam jabatan mu. Apabila kamu bersumpah dengan suatu sumpah, kemudian kamu melihat ada sesuatu yang lebih baik dari sumpahmu itu, maka bayarlah kafarah (den da) dari sumpahmu itu dan lakukanlah sesuatu yang lebih baik dari sumpahmu.”H.R.Muslim.No hadis 3120.
Berdasarkan uraian Alquran dan al-Hadis brerkenaan dengan politik, maka umat Islam mestinya serius mem perhatikannya dan menguasainya serta memiliki kekuasaan politik dalam berbangsa dan bernegara. Sebab, dakwah amar ma’ruf nahi munkar tidak akan maksimal jika tidak didukung dengan kekuasaan politik.
.
Penutup
1. Umat Islam mesti memiliki kekuatan dalam segala bidang, baik ekonomi, sosial, kesehatan, sains dan teknologi, sampai kekuasaan politik.
2. Amar ma’ruf nahi munkar tidak dapat berjalan deng an maksimal, jika tidak didukung dengan kekuasaan politik.
3. Jika umat Islam lemah dalam kekuasaan politik, maka umat Islam tidak akan bisa berbuat maksimal dalam menegakkan nilai-nilai Alquran dan al-Hadis. Termasuk dalam membuat Undang-Undang di DPR, mestinya diisi oleh mayoritas umat Islam yang memiliki komitmen terhadap Nilai-nilai Islam. Oleh karenanya, umat Islam wajib memilih pemimpin politik yang beragama Islam juga bertaqwa. Kekuaasaan politik itu mulai Presiden, Menteri, Gubenur, Walikota/Bupati. Termasuklah di dalamnya yang disebut Legislatif, Eksekutif dan Judikatif.
4. Rebutlah kekuatan politik, dengan strategi sesuai apa yang diajarkan dalam Alquran dan al-Hadis.
5. Dengan memiliki kekuasaan politik, umat Islam akan dapat meningkatkan kualitas dalam semua bidang dalam kehidupannya, baik hubungan kepada Allah (Habl minallah) dan hubungan kepada sesama manusia (habl minannas)
6. Muhammad saw, selain sebagai Rasul, juga kepala negara pada masa hidupnya, setidaknya pemimpin tiga komunitas besar, yaitu Muslimin, Yahudi dan Nasrani, ini adalah sebagai contoh teladan bagi umatnya untuk mencontoh beliau. Sebagai kepala negara beliau berhasil memimpin semua golongan yang berbeda sehingga dakwah Islam dapat berkembang ke seluruh dunia.
7. Implementasi dalam politik Islam yang berdasarkan Alquran dan al-Hadis dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat adalah menerapkan nilai keadilan, persamaan derajat, menegakkan hukum dengan tegas dan adil, mewujudkan baldatun wa ghabbun ghafur, masyarakat yang harmonis, damai, sejahtera dan bahagia.
Bibliografi
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI.
Imam al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Beirut : Dar al-Fikr, 1401 H/1981 M.
Imam Muslim,Sahih Muslim, Beirut:Dar al-Fikr,414 H/1993 M.
Imam Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Beirut : Dar al-Fikr, 1415 H/1994 H.
Imam Ahmad, Musnad Ahmad ibn Hanbal, Kairo : Dar al-Hadis: 1416 H/1996 M.
Mausu’ah al-Hadis asy-Syarif al-Kutub as-Sittah, Dar as-Salam lin-Nasyr wa at-Tuzi’, al-Mamlakah al-‘Arabiyah as-Su’udiyah, Riyad, 2000. (selesai )

