Seminar dihadiri oleh 152 peserta yang terdiri dari 12 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA), para pengelola program TBC Care tingkat provinsi dan kabupaten/kota, manajer kasus (pendamping untuk pasien TBC resisten obat), organisasi mitra yakni PELKESI dan PERDHAKI, 14 organisasi mantan pasien dari berbagai propisi, organisasi masyarakat sipil serta peserta umum dari kalangan pegiat sosial.
Acara dibuka oleh Dra. Siti Aisyah, M.Ag yang merupakan Ketua Dewan Pembina PR TB ‘Aisyiyah. Aisyah memberikan gambaran tentang kiprah ‘Aisyiyah dalam mengusung Perempuan Berkemajuan serta bagaimana ‘Aisyiyah berkomitmen dalam penanggulangan TBC.
Aisyah mengutip yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang mengingatkan bahwa Aisyiyah adalah Ibu Negri karena ikut mendirikan negri sebagai salah satu perwakilan perempuan di BPUPKI juga penggagas Kongres Perempuan 1928 bersama organisasi perempuan lainnya jadi “Ketika negeri sedang sakit maka Ibu tidak akan bisa tidur, begitu juga dengan ‘Aisyiyah dalam penanggulangan TBC dan Melawan COVID-19.”
Sesi pembukaan ini menjadi pengantar acara seminar daring dan menjadi lebih bersemangat yang tampak dari antusiasme peserta dalam sesi selanjutnya. Sesi seminar daring dimoderatori oleh Ninik Annisa, MA (Senior Project Coordinator PR TBC ‘Aisyiyah).
Paparan pertama disampaikan oleh Dr. Tri Hastuti Nur Rochimah, M.Si, Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang memberikan berbagai teknik dan strategi untuk pemberdayaan ekonomi dan membangun jejaring. Setidaknya ada 5 strategi yang penting untuk diperhatikan yakni penguatan kelembagaan, kepemimpinan, pemberdayaan ekonomi itu sendiri, advokasi dan membangun jaringan, serta melakukan monitoring dan evaluasi serta pembelajaran dari tahapan pemerbedayaan itu sendiri. (muhammadiyah.id)

