• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Terapi Bekam Pada Diabetes Mellitus

dr. Hendra Sutysna

Terapi Bekam Pada Diabetes Mellitus

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
6 Maret 2022
in Kesehatan, Kolom
86

Terapi Bekam Pada Diabetes Mellitus

Oleh : dr. Hendra Sutysna, M.Biomed, Sp.KKLP, AIFO-K, Dosen Fakultas Kedokteran UMSU
Trainer dan Asesor Nasional PBI

Defenisi Diabetes Mellitus (DM):
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak sehingga penyakit ini ditandai dengan terjadinya peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang dihubungkan dengan kelainan secara absolut atau relatif dari kerja horman insulin dan atau produksi (sekresi) horman insulin oleh kelenjar Pankreas.(Buraerah, Hakim, 2010).

Berdasarkan defenisi Amaerican Diabetes Association (ADA) tahun 2013, Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan ditandai kadar gula darah diatas normal (hiperglikemia) yang terjadi kelainan produksi (sekresi) insulin, kerja insuli atau keduanya.

Kelainan sekresi dan kerja insulin itu disebabkan oleh Prilaku hidup yang tidak sehat. Prilaku hidup yang tidak sehat diduga dapat menjadi pencetus utama meningkatnya penyakit DM di Indonesia. Prilaku hidup tidak sehat diantaranya meningkatnya konsumsi makanan cepat saji (junkfood), stress fisik dan psikis, pola makan berlebih-lebihan, pola hidur yang kurang, jarang makan buah dan sayuran, jarang melakukan olah raga, merokok, minum minuman beralkohol dan lain sebagainya. (Tandra, 2007).

Diabetes Mellitus disebut juga dengan the silent killer karena penyakit ini dapat merusak berbagai organ tubuh dan berefek pada gangguan fungsi organ tersebut sehingga menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit/keluhan lain yang dapat ditimbulkam diantaranya adalah gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Pada beberapa kasus, sering juga penderita DM dengan komplikasi yang sudah parah mengalami luka yang membusuk sehingga harus menjalani amputasi anggota tubuh
(Depkes, 2005).

Patofisiologi Terjadinya DM :
Menurut Buraerah & Hakim (2010) DM merupakan penyakit yang disebabkan banyak faktor, diantaranya disebabkan oleh adanya resistensi (gangguan reseptor) Insulin dan kekurangan produksi (sekresi) insulin secara relatif maupun absolut. Penurunan produksi (sekresi) insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu:
a. Rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat kimia, toksin, radikal
bebas, dll)
b. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas
c. Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan sehingga menyebabkan gangguan
kerja (resistensi) insulin.

Menurut Restyana Noor F (2015) bahwa pada awal perkembangan diabetes melitus, sel B pankreas menunjukan gangguan pada produksi (sekresi) insulin fase pertama, artinya produksi (sekresi) insulin gagal mengkompensasi resistensi (gangguan reseptor) insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif seringkali akan menyebabkan penurunan produksi (sekresi) insulin,sehingga akhirnya penderita memerlukan
insulin eksogen (suntikan insulin).

Gambar 1 : Topografi Letak Kelenjar Pankreas setentang Liver dan Lambung

 

Gambar 2 :Anatomi Kelenjar Pankreas, sel alpha, sel betha

Sebagian besar penderita DM adalah Resistensi (gangguan reseptor) insulin. Resistensi Insulin yang terjadi secara bertahap dan perlahan menyebabkan hiperglikemia yang awalnya tidak menimbulkan gejala klasik diabetes. Pada suatu saat, gabungan antara penurunan produksi (sekresi) insulin dan resistensi (gangguan reseptor) insulin menyebabkan terjadinya hiperglikemia. (Kapita Selecta Kedokteran, 2014)

Klasifkasi DM, didalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi IV, 2014:
Type 1 : Kerusakan sel beta pankreas, umumnya terjadi defisiensi insulin absolut sehingga mutlak membutuhkan terapi insulin external. Penyebab biasanya adalah autoimun/idiopatik.

Type 2 : Bervariasi, mulai yang dominanresistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai dominan defek sekresi insulin disertasi resistensi insulin.

Type lain : biasanya disebabkan fator-faktor berikut: kelainan genetik fungsi sel beta pankreas, kelainan genetik kerja insulin, karena sisa metabolit obat-obatan/ zat kimia/ iatrogenik, infeksi. Pencegahan komplikasi pada kerusakan organ lain sangat penting dilakukan oleh penderita DM, salah satu caranya dengan mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil disekitaran batas normal (Sugiarto,2010). Pengendalian kadar gula darah merupakan cara yang direkomendasikan dari aspek ilmu kedoteran modern karena penyakit DM tidak akan sembuh
sehingga penderita akan mengalami penyakit DM ini seumur hidupnya. Dan pengendalian kadar gula darah bergantung pada usaha penderita itu sendiri. (Tandra , 20007).

Oleh karena itu upaya pengendalian kadar gula darah dan pengontrolan kadar gula darah perlu dilakukan penderita dengan berbagai cara selain dengan konsumsi obat-obatan medis. Usaha yang dapat dilakukan dari metode pengobatan tradisional berupa konsumsi herbal berkhasiat khusus pada metabolisme karbohidrat dan pada organ pankreas, termasuk terapi berbekam dapat membantu upaya perbaikan organ dan fungsi organ pankreas dalam mengasilkan hormon insulin.

Selain itu terapi bekam pada titik organ yang berkaitan dengan metabolisme tubuh diantaranya seperti organ liver dan pankreas. Sehingga penentuan titik terapi bekam yang sesuai dengan penyebab penyakit DM ini yang dilakukan secara teratur dan sinergi dengan pengobatan lainnya dan juga memperbaiki prilaku hidup yang sehat, diharapkan dapat memberikan harapan baru bagi kesembuhan penyakit DM ini. Rasulullah SAW telah bersabda
bahwa Sesungguhnya tiap-tiap penyakit ada obatnya, apabila penyakit sudah bertemu dengan obatnya maka akan sembuh insyaAllah.” Muttafaq alaih.

TiTik Bekam Pada DM:
Melalui mekanisme kerja bekam yang dapat dijelaskan dari berbagai Teori seperti Teori Taibah, Nitrit Oxide dan Bekam dapat menjadi potensiator farmakologik yang atinya dapat dikombinasi dengan obat-obatan medis dalam beberapa kasus. Sehingga terapi farmakologik (obat anti diabetik) dapat ditingkatkan potensi kerjanya dan tentu hal ini dapat memberikan hasil yang maksimal dalam pengobatan pada kasus diabetes melitus. Adapun titik Bekam pada terapi Diabetes Mellitus diantaranya adalah:
1. Titik Az Zahrul Wasshati : Titik ini setentang dengan vertebra posisi Liver, Lambung dan juga Kelenjar Pankreas. Liver juga berperan dalam pemecahan glikogen (cadangan gula otot) menjadi glukosa dan sebaliknya dengan bantuan enzim glikogen sinthase dapat menyimpan kelebihan glukosa menjadi glikogen (simpanan gula otot). Sehingga organ liver(hati) dapat menentukan kadar gula darah.
2. Titik Az Zahrul (titik ginjall) : Titik ini setentang vertebra lumbal 2 kanan dan kiri, merupakan posisi setentang dengan kelenjar adrenal yang berada diatas organ ginjal, dimana adrenal berperan dalam metabolisme karbohidrat dari perannya menghasilkan hormon glukokortikoid (kortisol), dimana ia turut dalam glukoneogenesis hepatik, dimana steroid ini meningkatkan sintesis glikogen di hati dan juga menghasilkan
glikogen sinthase yang dapat menurunkan pemecahan glikogen menjadi glukosa, sehingga turut menentukan kadar gula darah tubuh.

Terapi ini sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan dengan interval rentang waktu 2-4 minggu dengan jadwal bekam lanjuta, terapi ini n setidaknya dijalani selama satu tahun sejak memulai pengobatan untuk perbaikan fungsi pankreas. Terapi bekam ini sebaiknya tetap dikombinasi dengan obat-obatan medis maupun ruqyah dan herbal agar didapatkan hasil yang maksimal.
Allahu a’lam

Daftar Referensi:
1. Al Hadist Muttafaq alaihi
2. American Diabetes Association. 2013. Diagnosis and Classification of Diabetes
Melitus. Diabetes Care ; (Suppl 1): 35-6
3. Buraerah, Hakim. Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas
Tanrutedong, Sidenreg Rappan. Jurnal Ilmiah Nasional;2010 [cited 2010 feb 17].
Available from :http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID= 61&src=a&id=186192
4. Departemen Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus.
5. Crist Tanto, Frans Liwang, Sonia Hanifati, Eka Adip Pradipta. 2014. Kapita Selekta
Kedokteran.Media Aesculapius. Edisi IV. Hal 777-83.
6. Restyana Noor F. 2014. Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority. Volume 4 No.5 Hal 93-
101
7. Sugiarto, E. 2010. Diabetes Mellitus: Memahami, Mencegah, dan Merawat
Penderita Penyakit Gula. Bantul: Kreasi Wacana
8. Tandra, H. 2007. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: bekamdiabetes melllitus
Previous Post

PR Aisyiyah Denai Gelar Wisata Dakwah ke Tanah Karo

Next Post

Pengajian PCM Percut Sei Tuan: Manusia itu Khalifah Bukan untuk Membuat Kerusakan

Next Post
Pengajian PCM Percut Sei Tuan: Manusia itu Khalifah Bukan untuk Membuat Kerusakan

Pengajian PCM Percut Sei Tuan: Manusia itu Khalifah Bukan untuk Membuat Kerusakan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.