Jakarta, InfoMu.co – Sebanyak 30 pabrik tekstil di Indonesia terpaksa tutup dan mem-PHK ribuan buruh. Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengungkapkan, dalam 2 tahun terakhir, sudah banyak pabrik tutup.
Dia menyebut, ada 30 pabrik bergerak di sektor TPT yang sudah tutup.
“Terbaru ada BUMN, PT Primissima, yang baru tutup kemarin. Jadi sudah ada 30 pabrik tutup, berhenti produksi. Ada memang yang merelokasi sebagian pabriknya,” kata Redma kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (17/11/2024).
“Masih banyak industri yang terdampak namun tidak melaporkan,” imbuhnya.
Penutupan pabrik tersebut menyebabkan lebih dari 11.207 orang pekerja kehilangan pekerjaannya. Angka ini belum mencakup secara total keseluruhan PHK karena ada perusahaan yang jumlah PHK-nya tidak diketahui.
Foto: Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidakk terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidakk terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
Berikut data detail 30 perusahaan TPT yang tutup-berhenti produksi sejak triwulan II tahun 2022, mengutip data APSyFI:(nama PT Primissima belum sempat tercatat):
- PT LAWE ADYAPRIMA
- PT GRAND PINTALAN
- PT CENTEX – SPINNING MILLS
- PT DAMATEX
- PT ARGO PANTES -BEKASI
- PT ASIA CITRA PRATAMA
- PT KAHA APOLLO UTAMA
- PT MULIA CEMERLANG ABADI
- PT LUCKY TEKSTIL (PHK 100 ORG)
- PT GRAND BEST (PHK 300 ORG)
- PT DELTA MERLIN TEKSTIL I DUNIATEX GRUP (PHK 660 ORG)
- PT DELTA MERLIN TEKSTIL II DUNIATEX GRUP (PHK 924 ORG)
- PT PULAUMAS TEKSTIL (PHK 460)
- PT TUNTEX (TUTUP & PHK 1163 orang)
- AGUNGTEX GRUP (2000-an orang dirumahkan)
- PT KABANA (PHK 1200-an)
- PT PISMATEX (PAILIT & PHK 1700-an)
- PT SAI APAREL (relokasi sebagian)
- PT ADETEX (500-an dirumahkan)
- PT NIKOMAS (bertahap ribuan pekerja)
- PT CHINGLUH (2000-an pekerja)
- PT HS APAREL (ttutup)
- PT STARPIA (tutup)
- PT DJONI TEXINDO
- PT EFENDI TEXTINDO
- PT FOTEXCO BUSANA INTERNATIONAL
- PT WISKA SUMEDANG (tutup & PHK 700-an)
- PT ALENATEX (tutup & PHK 700-an)
- PT KUSUMA GROUP (3 perusahaan tutup & PHK 1500-an)
Industri tekstil patut mendapatkan perhatian lebih karena merupakan bisnis padat karya. Artinya, saat pabrik tutup, bisa ribuan orang kehilangan pekerjaan secara bersamaan.
Secara kuartalan industri tekstil dari yang terkontraksi 2,63% qoq menjadi tumbuh 5,37% qoq. Sementara secara tahunan, industri tekstil dari yang terkontraksi 0,03% yoy menjadi tumbuh 7,43% yoy. Sebagai catatan pertumbuhan industri tekstil kali ini juga terjadi akibat low base secara kuartalan.
Sebagai catatan, data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat jumlah PHK sejak Januari-Oktober 2024 sebanyak 59.796 pekerja.
Selain itu ada sejumlah perusahaan tekstil yang tengah menunggu keputusan dari Pengadilan untuk Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) seperti PT Sri Rejeki Isman atau Sritex, PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT), dan PT Pan Brothers Tbk.
“Hingga Oktober 2024 terdapat 59.796 orang pekerja yang terkena PHK. Jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 25.000 orang pekerja dalam tiga bulan terakhir,” ucap Yassierl dalam Rapat Koordinasi (Rakor), di Jakarta, Kamis (31/10/2024) dalam keterangan resmi diterima CNBC Indonesia. (cnbc-i)