Wamen Diktisaintek Terima Akademisi PTMA: Dorong Kurikulum Berdampak dan Kolaborasi Riset untuk
Masyarakat
INFOMU.CO | Jakarta – Suasana hangat penuh canda tawa mengisi ruang kerja Wakil Menteri Diktisaintek RI, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd, saat ia menerima kunjungan para akademisi dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah–Aisyiyah (PTMA). Meski diawali sebagai ajang silaturahmi, pertemuan tersebut berkembang menjadi diskusi strategis mengenai arah masa depan pendidikan tinggi Indonesia, khususnya tentang pentingnya literasi, riset aplikatif, dan kurikulum yang benar-benar menghadirkan dampak bagi masyarakat.
Para akademisi yang hadir antara lain Dr. Ismail, M.Si (UM Jakarta), serta Dr. Robie Fanreza, M.Pd dan Nurman Ginting, M.Pd (UM Sumatera Utara). Dalam dialog terbuka, mereka dan Wamen Fauzan saling bertukar pandangan mengenai tantangan pendidikan di era digital dan peluang transformasi melalui kolaborasi lintas kampus.
Literasi sebagai Fondasi Peradaban, Kurikulum Berdampak sebagai Arah Pembaruan
Salah satu isu utama yang mengemuka ialah rendahnya minat baca generasi saat ini. Wamen Fauzan menilai bahwa problem literasi masih menjadi pekerjaan rumah besar bangsa. Namun demikian, ia menegaskan bahwa buku tetap merupakan medium strategis, bukan hanya untuk memperluas pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan mendorong perubahan sosial.
“Literasi adalah pintu masuk peradaban. Meski tak semua generasi hobi membaca, kita tidak boleh berhenti menghadirkan buku dan pengetahuan yang mencerahkan,” ujarnya.
Dalam konteks itu, Fauzan menekankan urgensi kurikulum berdampak di perguruan tinggi, kurikulum yang tidak hanya melahirkan lulusan dengan ijazah, tetapi juga individu yang mampu menciptakan manfaat nyata bagi masyarakat luas. Pendekatan ini menuntut kampus untuk melahirkan riset yang solutif, pengabdian masyarakat yang terukur, serta kolaborasi lintas kampus dan pemangku kepentingan. Ia juga menyoroti pentingnya penguatan budaya publikasi ilmiah dan peningkatan literasi akademik sebagai fondasi transformasi perguruan
tinggi.
Kolaborasi PTMA: Dari Gagasan Menuju Implementasi
Pertemuan itu tidak berhenti pada diskusi semata, melainkan melahirkan kesepahaman konkret antara UM Jakarta dan UM Sumatera Utara untuk memperkuat kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat. Kedua kampus PTMA ini dinilai memiliki kekuatan riset yang saling melengkapi, terutama pada bidang sosial, pendidikan, dan pengembangan literasi.
Salah satu agenda kolaboratif yang telah disepakati adalah penyelenggaraan Bedah Buku “Ramadhan Berdampak” di Kota Medan pada Januari 2026. Agenda ini tidak hanya menjadi ruang diskusi publik tentang literasi, tetapi juga wadah untuk mengakselerasi implementasi kurikulum berdampak di lingkungan PTMA.
Wamen Fauzan menyambut positif inisiatif tersebut.
“Kolaborasi seperti ini harus diperbanyak. Jika perguruan tinggi bergerak bersama, dampaknya bagi masyarakat akan lebih besar dan terasa,” tegasnya.
Arah Baru PTMA dan Pendidikan Tinggi Indonesia: Dari Mencetak Lulusan ke Mencetak Dampak
Pertemuan ini memberi sinyal kuat bahwa PTMA tengah bergerak menuju paradigma baru, pendidikan tinggi yang tidak sekadar mencetak lulusan, tetapi juga mencetak dampak sosial. Dorongan kebijakan dari Wamen, komitmen para akademisi, serta inisiatif kolaboratif yang mulai dirancang menunjukkan bahwa perguruan tinggi memiliki potensi besar sebagai motor peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Melalui program-program kolaboratif tersebut, masyarakat diharapkan segera merasakan manfaat nyata, mulai dari penguatan literasi, peningkatan pengetahuan, hingga pemberdayaan berbasis komunitas. Jika arah ini terus diperkuat, perguruan tinggi bukan hanya menjadi menara gading, tetapi benar-benar hadir sebagai mitra perubahan sosial. (***)

